BOROBUDUR – Tridaya adalah sebuah filsafat Jawa yang mengusung tiga unsur utama, yakni Cipta, Rasa, dan Karsa. Ketiganya menjadi inti dalam kegiatan yang diadakan oleh pemuda dari 20 desa di Kawasan Borobudur di bawah pengelolaan MahaJava Aksata.
Acara tersebut dihadirkan dengan tujuan memperkuat kerukunan, sebuah nilai yang diwujudkan melalui beragam kegiatan budaya pada peringatan Hari Sumpah Pemuda.
“Apa yang kami lakukan merupakan hasil dari inspirasi Cipta, Karsa, dan Rasa yang telah menjadi bagian dari sejarah kita. Contohnya, kita merangkai Macapatan, Ritual Kendi, Arak-Arakan Tumpeng Nasi Kuning, dan Tumpeng Buah, serta tarian dalam sebuah acara budaya yang mengusung nilai-nilai luhur demi meningkatkan kerukunan di 20 desa di Kawasan Borobudur,” ungkap Aris selaku Ketua Panitia Tridaya Festival.
Aris menambahkan bahwa penyelenggaraan acara ini sengaja dipilih pada Hari Sumpah Pemuda sebagai bentuk penghargaan terhadap pemuda sebagai simbol generasi penerus yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur dari budaya lokal.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi wujud kontribusi pemuda untuk mencegah kehilangan jati diri bangsa,” lanjut Aris.
Acara ini dihadiri oleh 20 Kepala Desa di Kawasan Borobudur, Camat Borobudur, dan lebih dari 850 warga setempat, berlangsung dengan khidmat dan lancar.
Subiyanta selaku Camat Borobudur, memberikan apresiasi tinggi terhadap acara ini dan berpendapat bahwa kegiatan semacam ini seharusnya terus diadakan untuk mempererat kerukunan melalui kegiatan budaya.
“Saya sangat mengapresiasi hasil karya pemuda dari 20 desa di Kawasan Borobudur yang dikelola oleh Yayasan Putro Ngudi Utomo Martowiyono ini. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat membawa dampak positif dan kemajuan bagi Kawasan Borobudur,” tutupnya./ JOURNEY OF INDONESIA