JAKARTA – Pada penghujung pekan silam tepatnya pada Sabtu, 18 November 2023, Galigi Creative House bersama Ruko Swoosh Coffee menggelar pengumuman pemenang Photo Exhibition yang diikuti puluhan fotografer. Kegiatan yang telah berjalan mulai 26 September -10 Oktober 2023 silam tersebut mengangkat tema Interaksi.
“Tema ini diambil dari kebiasaan manusia sebagai mahluk sosial di mana kita sebagai manusia selalu dihadapkan pada serangkaian tindak sosial yang dinamis,” kata Ramzy Rabany selaku Creative House dan juga Ketua Penyelenggara dari Galigi.
Ramzy juga melanjutkan bahwa topik yang diangkat ini tidak hanya sebuah keindahan karya seni tetapi juga merekam keindahan di balik interaksi sosial sesama mahluk.
Sebelumnya untuk mengumpulkan foto terbaik yang bakal dipamerkan di Ruko Swoosh Coffee di kawasan Pejaten-Jakarta Selatan itu, para calon peserta Photo Exibition wajib lebih dahulu meng uploap foto di akun instagram masing-masing. “Tiap peserta wajib mem follow kami dan foto yang di upload wajib di mention dan tag ke @ruko.swooshcoffee @galigi.creativehouse dan @indigodigicam dan wajib mengirimkan softcopy 10R. Foto yang masuk bakal dikurasi lebih dulu,” ujar fotografer Dudut Suhendra Putra yang menjadi Konsultan sekaligus Kurator.
Lebih dari 30 foto yang masuk dan 16 foto lolos kurasi sesuai tema memperlihatkan kerja kreatif peserta yang sudah profesional. “Rata-rata peserta sudah menggunakan kamera profesional, dan sudah paham mengangkat tema interaksi yang diiinginkan panitia,” ungkap Dudut.
Karya-karya tersebut, kata Dudut juga sudah sangat matang dalam soal sudut pengambilan foto (angle), memilih latar belakang objek foto utama, warna-warni, dan mengatur komposisi foto. “Beberapa foto bahkan memperlihatkan interakasi ekstrem hanya menampilkan dua tangan tanpa memperlihatkan ekspresi wajah,” ujar Dudut dengan mantab.
Dalam kegiatan tersebut yang tak kalah menarik adalah diskusi fotografi berjudul “Announcement and Sharing Session with Nini Sunny and Dudut Suhendra Putra,” dua sosok wartawan senior, semuanya diungkap dengan rinci berdasarkan pengalaman mereka.
Dudut Suhendra Putra menceritakan pengalamannya memotret berbagai peristiwa sejak era kamera yang belum berbasis digital pada dekade 90an. Dudut yang telah bekerja di berbagai media di Jakarta dari awal 2000 hingga sekarang, telah mencatat sejumlah karyanya, termasuk ketika dia mengabadikan kegiatan seni dan musik era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada masanya, serta sekarang fokus memotret aktivitas politisi PDIP dan Ketua DPR RI Puan Maharani.
“Jadi, ikutilah semua lomba dan persyaratannya sebanyak mungkin, karena dari situlah kalian akan terus meningkatkan kemampuan fotografi dan memperluas pengetahuan dari satu lomba ke lomba lainnya. Yang pasti, kalian juga akan memperoleh banyak relasi. Ini sangat penting bagi fotografer,” ungkap Dudut dalam presentasinya di depan peserta lomba dan pengunjung yang hadir di Swoosh Coffee, Pejaten, Jakarta Selatan,
Nini Sunny, seorang wartawan senior dan penulis buku yang sering bekerja sama dengan Dudut, menceritakan bagaimana seorang fotografer memilih pilah foto untuk dibukukan.
Salah satu saran dari Nini Sunny adalah untuk fotografer bekerja sama dengan editor atau kurator foto. “Karena hasil rekaman gambar atau bidikan fotografer harus disesuaikan dengan maksud dan visi buku tersebut. Tidak semua foto yang diserahkan kepada editor buku cocok.”
“Iya, karena fotografer memiliki pandangan sendiri terhadap hasil bidikannya. Nah, di sinilah pentingnya peran editor atau kurator,” ujar Nini Sunny, mantan wartawan Vista TV dan NewsMusik yang ikut menyusun buku tentang SBY bersama mendiang Bens Leo, dan hasil fotonya diabadikan oleh Dudut Suhendra Putra.
Dipenghujung acara diumumkan tiga pemenang perlombaan foto bertema Interaksi tersebut yang didasarkan pada vote dari follower panitia, dan menempatkan Andy Gumilar (Pemenang 1), Dezmond (Pemenang 2), dan Anas Saputra (Pemenang 3)./ JOURNEY OF INDONESIA