JAKARTA – Acer Indonesia kembali berkomitmen mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia melalui penyelenggaraan Acer Edu Summit 2023. Dengan tema “Education Outlook 2024: Keberlanjutan Transformasi Digital pada Lanskap Pendidikan Indonesia,” acara ini bertujuan mendorong peran proaktif sekolah dan guru dalam menghadapi tantangan transformasi global.
Transformasi digital di sektor pendidikan menjadi fokus upaya Acer, sebagai respons terhadap disrupsi teknologi yang telah mengubah cara manusia beraktivitas, terutama dalam dunia pendidikan. Acer bertujuan untuk memfasilitasi dialog antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, dan lembaga pendidikan, guna mengidentifikasi peluang dan tantangan yang mungkin muncul dalam transformasi digital di masa depan.
Acara yang diselenggarakan secara hybrid ini diikuti juga oleh lebih dari dua ribu peserta daring dan lebih dari tiga ratus peserta luring, melibatkan pemangku kebijakan, ahli pendidikan, dan ekosistem sekolah dari tingkat dasar hingga menengah. Acer Edu Summit 2023 didukung oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama, Kemendikbud Ristek, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yayasan pendidikan, Intel Indonesia, dan perusahaan lainnya.
Seperti yang disampaikan oleh Leny Ng, Chief Operating Officer Acer Indonesia bahwa sebagai partner dalam mewujudkan transformasi teknologi di dunia pendidikan, Acer memahami bahwa masa depan pendidikan dimulai sejak dini, dan peran transformasi digital sangat krusial untuk membentuk Indonesia yang lebih maju.
“Acer Edu Summit merupakan bukti komitmen perusahaan terhadap dunia pendidikan di Indonesia dengan menghadirkan narasumber serta praktisi pendidikan untuk berbagi pengetahuan yang diperlukan dan menawarkan beragam solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global. Untuk mencapai transformasi yang berkelanjutan, kami menyadari pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak. Untuk itu Acer berharap, wawasan yang disampaikan oleh para narasumber yang terlibat dalam Acer Edu Summit 2023 dapat memberikan keterampilan praktis kepada guru, kepala sekolah, badan pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan di dalamnya,” ujar Leny Ng.
Secara garis besar, Acer Edu Summit tidak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga merupakan bukti konkret dari komitmen perusahaan terhadap dunia pendidikan di Indonesia, ditandai dengan menghadirkan berbagai narasumber dan praktisi pendidikan, seperti Muchamad Sidik Sidiyanto dari Kementerian Agama, Dr. Iwan Syahril dari Kementerian Pendidikan, dan Prof. Rhenald Kasali dari Universitas Indonesia, untuk berbagi pengetahuan dan solusi inovatif.
Tak hanya nama diatas, Acer Edu Summit 2023 juga menghadirkan Prof. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D., President, International Council for Open and Distance Education (ICDE), Former Chancellor of Indonesia Open University (Universitas Terbuka) yang membahas mengenai revitalisasi pendidikan di era digital, khususnya strategi sekolah dan guru dalam menghadapi tantangan Artificial Intelligence (AI), serta Dr. Ir. Charles Lim, selaku Senior Technical Advisor, Acer Cyber Security Inc., yang membahas mengenai keamanan cyber dalam pendidikan, khususnya dalam menjaga intellectual property sekolah dan data privasi siswa.
Menurut Muchamad Sidik Sidiyanto, transformasi digital adalah kunci untuk memajukan pendidikan, terutama dalam konteks madrasah di bawah Kementerian Agama. “Madrasah perlu secara aktif mengadopsi inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengelolaan lembaga,” katanya.
Sementara Dr. Iwan Syahril dari Kementerian Pendidikan menegaskan pentingnya peran teknologi dalam mengakselerasi perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. “Teknologi memiliki peran penting dalam memberikan solusi yang dibutuhkan oleh guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan murid-murid,” ungkap Iwan.
Kolaborasi antara Kementerian Agama, Kemendikbud Ristek, dan berbagai pihak terlibat dalam pendidikan nasional menjadi kunci dalam transformasi digital. Acer berharap bahwa Acer Edu Summit 2023 dapat memberikan wawasan praktis kepada pemangku kepentingan pendidikan, seperti guru, kepala sekolah, dan pemerintah, untuk menghadapi tantangan era digital./ JOURNEY OF INDONESIA