Salah satu keuntungan media sosial adalah dengan mudah mem-viralkan sesuatu dengan cepat. Seperti yang terjadi terhadap destinasi wisata, Tebing Koja yang berada di Kampung Koja, Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten ini.
Terbukti dengan ramainya pengunjung berdatangan karena merasa tertarik dengan keindahan foto-foto tempat tersebut yang tersebar di instagram.
Sudah setahun belakangan ini tempat yang beken disebut Kandang Godzilla ini menjadi alternatif kunjungan yang tak jauh dari Jakarta. Tebing Koja sendiri merupakan lahan bekas tambang pasir yang sudah tidak aktif lagi. Akibat proses penambangan pasir oleh warga sekitar menyisakan tebing-tebing kapur yang menjulang secara acak dan terlihat cantik.
Sementara bagian dasarnya juga terisi air berwarna kehijauan, jika mendapat pantulan sinar matahari. Air yang berasal dari air hujan tersebut, semakin menambah keindahan pemandangan yang ada di Tebing Koja ini. Belum lagi pada saat musim tanam, persawahan dan kebun yang ada di sekitar tebing ini akan semakin memukau. Keindahan dan keunikan pemandangan di Tebing Koja yang membuat banyak orang datang kesini untuk sekedar berfoto-foto, bahkan ada yang melakukan foto pre-wedding segala.
Destinasi ini tidaklah terbentuk secara alami, tapi juga bukan sengaja dibuat untuk wisata. Dulunya tidak ada tebing, melainkan hanya lahan kapur yang rata. Tapi karena selama 6 tahun dilakukan penambangan pasir secara manual menggunakan cangkul, sehingga lama kelamaan tergeruslah tanah tersebut hingga sedalam 5-10 meter.
Karena pasirnya habis, yang tersisa hanyalah tebing-tebing batu yang bentuknya tak beraturan, namun tidak disangka membentuk formasi yang cantik.
Mungkin sebagian dari kita pernah mencoba mencari tahu destinasi ini karena namanya yang unik. Jika kita mencoba gogling Tebing Koja, di Google Maps akan tertera koordinat untuk Tebing Koja Kandang Godzilla. Nah, ternyata penyebutan nama kandang Godzilla ini juga memiliki cerita tersendiri.
JOI sempat bertemu dengan Suhepi, salah seorang anak dari pemilik tanah lahan ini, sebutan kandang Godzilla sebenarnya hanya sebutan orang-orang yang datang ke tebing ini. Mengacu kepada salah satu tebing yang bentuknya menyerupai Godzilla. Posisinya persis di depan area tebing utama ketika pertama kali masuk ke kawasan Tebing Koja ini. Spot ini menjadi salah satu lokasi favorit pengunjung untuk diabadikan.
Di luar spot diatas, kita masih bisa menemukan spot lainnya, seperti tebing batu yang terlihat seperti gapura masuk yang bisa menjadi spot foto keren. Kita juga dapat menelusuri bagian dasar lokasi ini, terdapat sawah, ladang sayuran dan formasi batuan kapur yang lebih kecil menjadi opsi foto yang cantik. Atau dapat memilih spot di pinggiran/ seputar danau kecil tadah hujan yang memiliki pemandangan memukau.
Jika masih merasa kurang, pengunjung dapat berfoto di atas perahu yang tertambat, atau dengan harga tak terlalu mahal dapat berkeliling danau melewati tembok-tembok tebing yang pasti menimbulkan suasana berbeda. Waktu terbaik untuk berburu foto di Tebing Koja adalah di saat pagi dan sore hari karena suasana sunrise atau juga sunset dengan tebing kapur menghasilkan foto yang menarik dan indah.
Menyusuri jalan setapak di atas tebing merupakan bukan masalah yang sulit. Untuk turun ke bawah terhitung mudah karena sudah dibuatkan undak-undakan. Namun harus diketahui tebing ini konturnya berjenis kapur yang gembur, sehingga agak licin. Jadi dianjurkan untuk menggunakan alas kaki khusus outdoor untuk berjaga-jaga.
Walau di tepi tebing sudah dibuatkan bar pengaman dari kayu untuk memastikan keamanan pengunjung. Namun bagi yang berencana berburu foto kesini harus tetap ekstra hati-hati, untuk keselamatan diri sendiri.
Cara menuju Tebing Koja
Bagi yang berminat ke lokasi ini, lebih mudah dengan kendaraan pribadi. Karena bisa menghemat waktu yang cukup signifikan. Bermodalkan Google Maps, kita akan diarahkan dengan tepat. Anda tinggal berkendara menuju tol Merak dan keluar di gerbang tol Balaraja Barat. Setelahnya langsung belok kiri masuk Jl. Raya Serang. Sekitar 10 menit, lalu belok ke kiri ke Jl. Raya Cisoka.
Sekitar 9,7 km beloklah ke kanan, masuk jalan kecil. Tidak ada petunjuk yang signifikan, namun arahan Google Maps cukup akurat memerintahkan kita untuk belok kanan. Ikuti saja jalan masuk tersebut, jalanannya berupa beton namun hanya selebar 1 mobil. Jadi harus hati-hati jika berpapasan dengan kenderaan lain. Sekitar 5 menit dari percabangan kita akan melewati pos dan diminta membayar Rp. 5.000,- per mobil.
Restribusi Beruntun
Nah, inilah yang menjadi masalah utama, memang baru belakangan ini Tebing Koja terbagi menjadi 2, Tebing 1 dan Tebing 2. Padahal sebelumnya tidak ada pemisahan seperti ini. Dari pos masuk seharusnya kita akan menelusuri jalan utama sekitar 150 meter menuju spot utama dan parkir tanpa ada pungutan.
Namun 3 bulan terakhir terdapat oknum-oknum setempat yang menjebak pengunjung dengan mengatakan parkir motor/ mobil harus dibawah, karena akses keatas ditutup. Lalu mereka mengenakan tarif parkir mobil sebesar Rp. 10.000,- Buruknya lagi mereka membuka akses masuk dari sisi lainnya dan mengenakan tarif Rp. 2000,- per orang.
Dari jalur ini, pengunjung tentunya akan berniat ke spot utama yakni tebing berbentuk Godzilla dan danau cantik. Yang terjadi adalah, pengunjung akan dikenakan kembali restribusi sebesar Rp. 5000,- per orang. Nah, hal inilah yang kerap memicu perdebatan antara pengunjung yang kecewa karena merasa dijebak dengan restribusi berlapis-lapis.
Padahal keadaan tersebut tidak akan terjadi jika pengunjung dari pos masuk langsung saja ke atas di spot utama sekitar 150 meter, tanpa mengindahkan info jebakan dibawah.
Buruknya keadaan tersebut, bisa jadi karena belum tergeraknya pemerintah daerah setempat turun tangan mengelola destinasi wisata ini. Sehingga hal semacam ini terjadi dan membuat efek jera para pegunjung datang kesini./ JOURNEY OF INDONESIA