Kabupaten Lumajang Jawa Timur, sepertinya memang ditakdirkan untuk menawarkan pesonanya kepada para pencinta keindahan alam. Memanggil jutaan jiwa-jiwa petualang diseluruh pelosok negeri untuk segera melebur ke dalam indahnya ciptaan sang Khalik. Tak hanya menyegarkan pandangan, tetapi juga membuka jiwa yang lelah dengan rutinitas yang membuat jenuh. Memerdekakan jiwa sekaligus mengagumi apa yang diciptakan olehNya.
Tak hanya harus menempuh perjalanan sulit untuk mendaki gunung Semeru, untuk sampai ke Mahameru, puncak yang diidam-idamkan para pendaki sebagai puncak para dewa. Ada hal lain yang bisa mewakili kepuasan jiwa, yakni menjelajahi berbagai ranu di kabupaten ini.
Seperti yang JOI rasakan sendiri belum lama ini, ketika mendapat kesempatan untuk menginjakkan kaki di 6 ranu terkemuka di Lumajang diantara ranu-ranu lainnya yang masih tertidur dan siap untuk bangun dengan pesona yang berbeda.
Ranu Regulo
Ranu Regulo merupakan deretan dari 3 danau cantik yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di kaki gunung Semeru. Letaknya di ketinggian sekitar 2100 mdpl dengan luas sekitar 0,75 hektar. Ranu Regulo berada di desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro. Sebuah desa tertinggi yang bisa dijangkau kendaraan roda 4, sebagai pos pendaftaran bagi pendaki yang ingin muncak ke Mahameru. Berlokasi tidak jauh dari Ranu Pani dan bisa ditempuh berjalan kaki hanya 15-20 menit.
Ranu Regulo tergolong sunyi, kita bisa mendengar kicauan merdu burung-burung liar. Terdapat dermaga kecil membuat tempat ini terasa eksotis untuk diabadikan. Anda bisa bermalam dengan membangun kemah disitu atau datanglah selepas subuh untuk menangkap pemandangan eksotis dari terbitnya matahari.
Ranu Pani
Danau yang kedua yakni Ranu Pani, yang menjadi pos awal dari para pendaki untuk menuju Ranu Kumbolo. Luas Ranu Pani diperkirakan 1 hektar dan suhu di Ranu Pani pun hampir sama dengan Ranu Regulo. Pemandangan disini pun tidak kalah menarik, anda akan melihat perbukitan indah yang ditanami hasil bumi milik masyarakat sekitar dan aktifitas masyarakat Tengger saat mereka bekerja di ladang.
Yang perlu diperhatikan di kedua ranu tersebut adalah:
- Jika ingin bermalam di Ranu Regulo ataupun Ranu Pane untuk menyiapkan pakaian hangat yang digunakan di suhu ekstrem, karena suhu disini bisa mencapai -5 derajat celcius.
- Apabila anda ingin bermalam dengan tenda di dekat danau, sebaiknya ambil jarak minimum 15 meter dari bibir danau.
- Apabila ingin memanfaatkan air danau untuk sebaiknya ambil menggunakan wadah yang bersih lalu gali tanah berdiameter minimum 20 cm dengan kedalaman 20 cm menjauh dari danau. Agar mencegah tercemarnya air danau dari kotoran maupun sisa-sisa minyak dari peralatan masak. Lubang tersebut berfungsi untuk menyaring air kotor dan akan kembali ke danau dengan air yang bersih.
- Kumpulkan sampah pada kantong plastik, lalu bawalah kembali sampah dan buang di penampungan sampah dekat pos Ranu Pane.
- Meminimalisir penggunaan tisu basah, disarankan untuk memakai tisu kering yang dibasahkan oleh air. Karena bahan tisu basah sulit untuk terurai oleh alam.
- Dilarang membuat api unggun, bukan hanya menimbulkan kebakaran hutan tetapi lebih kepada tidak memotong kayu sembarangan untuk bahan perapian.
- Dilarang untuk berenang ataupun mandi (menggunakan sabun mandi, sampo, pasta gigi) di danau. Bukan hanya mencemarkan air danau saja tetapi berenang di danau airnya sangat dingin mampu membuat tubuh kram dan kaku bisa mengakibatkan kita tenggelam.
Ranu Kumbolo
Danau ketiga yakni Ranu Kumbolo, yang letaknya masuk ke dalam jalur pendakian gunung Semeru. Danau dengan luas sekitar 15 hektar ini adalah yang paling cantik dan mampu menghipnotis para pendaki karena panoramanya. Sensasi lain dari danau ini adalah kita dapat menikmati keindahan Galaksi Bima Sakti dan hamparan bintang pada malam hari. Munculnya matahari di balik bukit menjadi hal yang banyak ditunggu para pendaki.
Termasuk legenda tentang Tanjakan Cinta yang sampai sekarang masih banyak diyakini. Peraturan di danau ini, dipastikan tak jauh berbeda dengan kedua ranu sebelumnya diatas.
Ranu Klakah
Ada 3 danau di sekitar kecamatan Klakah, ketiganya mempunyai lanskap yang berbeda-beda tentunya. Sensasi matahari terbit berlatarkan gunung Lemongan yang tingginya 1668 mdpl menjadi primadona disini. Gunung Lemongan merupakan gunung berapi tipe maar (istirahat) dimana garis tengahnya berkisar antara 150-700 meter. Beberapa maar mempunyai danau diantaranya Ranu Klakah, Ranu Bedali dan Ranu Pakis. Danau ini terletak di Kecamatan Klakah, 20-25 km di sebelah utara kota Lumajang dengan perjalanan 40 menit.
Ranu Pakis
Ranu Pakis mempunyai panorama yang hampir sama dengan Ranu Klakah, banyak bagan apung budidaya ikan air tawar dan para nelayan yang menjala ataupun menebar jaring disini. Tetapi jikalau pagi hari di cuaca cerah, berjalanlah sedikit ke atas anda akan melihat Ranu Pakis di kelilingi hijaunya pepohonan rindang dengan berlatarkan gagahnya gunung Semeru. Pemukiman warga sekitar nan sederhana dan masjid kecil yang menjadi ikon di Ranu Pakis ini terlihat dari ketinggian.
Danau ini berada di Kecamatan Klakah, 20-25 km di sebelah utara kota Lumajang dengan perjalanan 40 menit.
Ranu Bedali
Yang menjadi panorama indah di Ranu Bedali ini kita bisa melihatnya dari ketinggian. Dimana danaunya di selimuti oleh belantara hutan indah dari kejauhan dan melihat aktifitas nelayan menjala ikan dari ketinggian. Disini juga sengaja disiapkan spot foto bertemakan cinta yang ditandai ikon berbentuk hati dan kata-kata indah yang dapat menggambarkan isi hati seorang.
Anda juga bisa menyusuri turun hingga ke bibir danau untuk menuju ke Air Terjun Indrawati selama kurang lebih 30 menit berjalan kaki. Danau ini terletak di Kecamatan Klakah, 20-25 km di sebelah utara kota Lumajang dengan perjalanan 40 menit. / JOURNEY OF INDONESIA