JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno secara resmi membuka International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024 di Swissôtel PIK Avenue, Jakarta, pada Rabu (5/6/2024). Dalam pidato pembukaannya, Sandiaga menyatakan bahwa ITIF 2024 bertujuan untuk memperkuat inovasi, ketahanan, dan pertumbuhan berkelanjutan dalam industri pariwisata dengan mengutamakan aspek people, planet, dan prosperity.
ITIF, yang diselenggarakan untuk kedua kalinya di Indonesia, menjadi platform penting untuk menghubungkan para pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan dan peluang investasi hijau. “Kami berharap ITIF 2024 dapat menjadi wadah solusi untuk mempercepat investasi di sektor pariwisata,” ujar Sandiaga.
Pada tahun 2023, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berhasil mencapai nilai investasi sebesar 3.064 juta dolar AS, melampaui target yang ditetapkan sebesar 2.680 juta dolar AS. Investasi ini menyumbang 3,2 persen dari total investasi nasional. Memasuki tahun 2024, kuartal pertama mencatat realisasi investasi sebesar 943,40 juta dolar AS atau 31,45 persen dari target tahun ini yang sebesar 3.000 juta dolar AS. Hotel berbintang, restoran, serta hotel dan apartemen tetap menjadi sektor yang paling menarik bagi investor asing. “Kami optimis dapat meningkatkan investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tiga kali lipat,” tambahnya.
Selain itu, Sandiaga menyoroti fokus pengembangan wisata medis dengan dibangunnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur sebagai pusat layanan kesehatan kelas dunia. Menurutnya, investasi berkelanjutan harus menitikberatkan pada pelestarian alam, budaya, dan lingkungan serta keterlibatan masyarakat lokal.
UN Tourism menekankan pentingnya berinvestasi pada people, planet, dan prosperity untuk mendorong pariwisata berkelanjutan. “Tren pariwisata masa depan akan lebih menekankan pelestarian alam, budaya, dan lingkungan, serta keterlibatan masyarakat lokal,” jelas Sandiaga.
Sejak pandemi, Indonesia mengubah paradigma pariwisata menjadi lebih personalized, customized, localized, dan smaller in size, yang telah mendapatkan pengakuan internasional. Indeks kinerja pariwisata Indonesia naik 10 peringkat ke posisi 22 dunia. Selain itu, Indonesia dinobatkan sebagai destinasi ramah muslim nomor satu oleh Mastercard Crescentrating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menambahkan bahwa investasi di sektor pariwisata dipengaruhi oleh tantangan global seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan digitalisasi. “Diperlukan konsolidasi yang sehat untuk mencapai tujuan nasional, termasuk dalam pembangunan pariwisata,” ujarnya. Sri Mulyani juga menekankan pentingnya memaksimalkan peran pemerintah daerah dengan memberikan insentif melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menjaga dan melestarikan destinasi wisata, memperbaiki amenitas, dan meningkatkan kapasitas SDM.
ITIF 2024 yang bertema “Elevating Tourism Investments for Sustainable Growth” dihadiri oleh sekitar 600 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pembuat kebijakan, perwakilan pemerintah pusat dan daerah, investor, dan pemilik proyek. Acara ini juga mencakup berbagai kegiatan seperti high level talks, sesi diskusi meja bundar dengan delegasi dari India dan Rusia, serta penandatanganan sejumlah kerja sama investasi.
Dengan penyelenggaraan ITIF 2024, diharapkan Indonesia dapat terus memperkuat posisi sebagai destinasi investasi pariwisata berkelanjutan yang menarik bagi para investor global./ JOURNEY OF INDONESIA