JAKARTA – Gairah musik rock klasik kembali membara di Jakarta lewat penampilan spektakuler dua band tribute, Rockafella’s dan Rockjam. Mengusung semangat era keemasan musik rock, keduanya sukses panaskan panggung Fat & Sim, Ra Suite Hotel pada volume ke-11 “Rockafella’s Silaturrockmi” dengan total 31 lagu ikonik dari legenda seperti Yngwie Malmsteen, Rainbow, Black Sabbath hingga Ozzy Osbourne.
Suasana penuh nostalgia langsung tercipta saat Rockafella’s membuka malam dengan deretan lagu dari Yngwie Malmsteen dan Rainbow. Dibuka lewat ‘Save Our Love’ yang dibawakan dengan penuh penghayatan, suasana langsung larut dalam nuansa heavy metal.

Penampilan apik Joe Silitonga, Mando GrassRock, Riffy Putri, Sonny Bibonx, Adhytia Perkasa, dan Youslam — yang menggantikan posisi Coky Sitohang malam itu, menjadi magnet utama dalam membawakan lagu-lagu rumit dengan presisi dan emosi mendalam.
Youslam tampil memukau lewat amukan gitarnya pada nomor instrumen ‘Evil Eye’. Ia mampu menunjukkan teknik bermain yang nyaris menyamai sang maestro Yngwie. Lagu-lagu seperti ‘I’m My Own Enemy’, ‘I’ll See the Light Tonight’, hingga ‘Rising Force’ menghentak dengan energi yang membakar.

Pergantian panggung membawa nuansa berbeda dengan kemunculan Rockjam yang fokus membawakan karya-karya monumental dari Black Sabbath dan Ozzy Osbourne.
Dibawakan oleh formasi solid: Adhytia Perkasa, Wahyu, Bimbim, dan Adhi, mereka menghidupkan kembali atmosfer gelap dan menggigit khas heavy metal klasik. Lagu-lagu seperti ‘War Pigs’, ‘Iron Man’, ‘Paranoid’, hingga ‘Crazy Train’ dan ‘No More Tears’ membawa penonton dalam perjalanan emosional penuh kekuatan.

Total lebih dari 26 lagu disajikan oleh Rockjam dalam dua sesi penampilan yang intens dan bukan sekadar tribute, tetapi sebuah pengalaman musikal yang membangkitkan kenangan masa kejayaan rock klasik.
Tak hanya mengandalkan materi lagu yang kuat, konser ini juga didukung penuh oleh tata suara dan pencahayaan dari ESP yang memberikan kualitas produksi profesional. Kostum para musisi pun ditunjang menambah kesan totalitas dalam setiap detail pertunjukan.

Persiapan matang selama dua bulan membuahkan hasil. Antusiasme luar biasa datang dari para penggemar rock, komunitas musisi, hingga kalangan gitaris yang turut menyebarkan informasi lewat grup WhatsApp dan media sosial. Ini membuktikan bahwa skena musik rock klasik masih memiliki tempat istimewa di hati penikmatnya.
Menurut Adhyt dan Riffy, konser ini bukan sekadar nostalgia, melainkan sebuah langkah untuk menghidupkan kembali ekosistem musik live di Tanah Air. Mereka pun membuka peluang kolaborasi dengan band lain guna memperluas jaringan dan membawa konsep ini ke panggung festival yang lebih besar.

“Semangat yang terbangun malam ini bukan hanya tentang musik, tapi juga tentang kebersamaan dan keberlanjutan. Kami ingin ini terus hidup dan berkembang,” ungkap Adhyt.
Dengan semangat yang terus menyala, Rockafellas dan Rockjam membuktikan bahwa rock klasik bukan masa lalu yang terlupakan—melainkan warisan musikal yang terus hidup dan relevan. Semoga semangat dan pergerakan ini akan menggaungkan kembali dentuman rock yang abadi./ JOURNEY OF INDOESIA | iBonk