PURWAKARTA — Setelah meresmikan showroom pertamanya di Prince Center, Jakarta Selatan, Polytron kembali melangkah mantap dalam industri kendaraan listrik nasional. Kini, perusahaan elektronik asal Indonesia tersebut resmi memulai produksi massal mobil listrik Polytron G3+ dan G3 di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor (HIM), Purwakarta, Jawa Barat.
Produksi dilakukan secara semi-knocked down (SKD), menandai babak baru dalam komitmen jangka panjang Polytron membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Tak sekadar memanfaatkan fasilitas produksi, Polytron melakukan investasi serius pada lini perakitan dan pengujian kendaraan dengan standar tinggi.
Berbeda dari produsen lainnya, Polytron tampil sebagai satu-satunya yang menyematkan perangkat Dyno Test berteknologi canggih yang mampu menguji kendaraan penggerak roda depan (FWD), belakang (RWD), hingga all-wheel drive (AWD). Fitur pemantauan suhu baterai secara real-time juga diterapkan dalam uji performa, memastikan keamanan dan kinerja mobil sejak proses awal.
“Seluruh proses ketat ini menunjukkan komitmen penuh Polytron terhadap standar keamanan, kualitas produksi, dan kepuasan pelanggan yang merupakan bentuk implementasi visi meningkatkan pengalaman konsumen melalui teknologi, servis, dan produk,” ujar CEO Polytron, Hariono.
Dalam lini produksi, Polytron juga membekali fasilitasnya dengan Vacuum Filling Machines, alat penguji keselamatan dinamis, kalibrasi sistem ADAS otomatis, serta berbagai peralatan canggih lainnya. Langkah ini memungkinkan kapasitas produksi di pabrik PT HIM mencapai 30.000 unit per tahun, menjadikannya salah satu fasilitas produksi kendaraan listrik terbesar di Tanah Air.
Empat lapisan pengujian keselamatan diterapkan dalam setiap unit kendaraan yang keluar dari jalur perakitan: mulai dari setelah pemasangan baterai, pasca perakitan, setelah uji ketahanan air, hingga tahap akhir Pre Delivery Center (PDC). Prosedur ini mencerminkan standar produksi kelas dunia yang kini diupayakan industri otomotif Indonesia.

Polytron pun menawarkan dua skema kepemilikan untuk G3+ dan G3. Konsumen dapat memilih skema Buy to Own dengan jaminan garansi baterai selama 8 tahun atau 180.000 kilometer dan garansi kendaraan selama 5 tahun atau 150.000 kilometer. Polytron juga memberikan jaminan nilai jual kembali sebesar 70 persen dalam tiga tahun pertama.
Sementara itu, untuk konsumen yang ingin biaya awal lebih ringan, tersedia skema Battery-as-a-Service (BaaS). Dalam model ini, pembeli cukup membeli unit kendaraan tanpa baterai, lalu menyewa baterai dengan jaminan lifetime warranty selama masa kontrak sewa.
Mobil listrik Polytron G3+ dan G3 kini telah dibuka untuk pemesanan awal (pre-booking) hanya dengan membayar booking fee sebesar Rp 5 juta, tanpa perlu melunasi harga kendaraan secara langsung. Ini menjadi langkah strategis Polytron untuk memperluas adopsi kendaraan listrik di berbagai lapisan masyarakat.
“Dengan dimulainya produksi di Purwakarta ini, Polytron mempertegas keseriusannya membangun ekosistem kendaraan listrik nasional, bukan hanya sebagai produk, tetapi sebagai investasi jangka panjang yang didukung oleh fasilitas produksi, kualitas manufaktur, dan layanan purna jual yang komprehensif. Seluruh proses ini kami siapkan secara khusus untuk mendukung agenda Net Zero Emission pemerintah Indonesia di tahun 2026,” kata Hariono.
Sebagai penanda eksistensinya di pasar otomotif nasional, debut resmi Polytron G3+ dan G3 akan berlangsung di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada 24 Juli–3 Agustus 2025 di ICE BSD City, Tangerang.
Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan, masyarakat dapat mengakses laman resmi Polytron di polytron.co.id./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk