BROMO — Di tengah kesejukan pegunungan dan hembusan angin yang menari pelan, BRI Jazz Gunung Series 2025 kembali hadir menyapa para pecinta musik dan alam. Tahun ini menandai kali ke-17 festival yang telah menjadi ikon musikal pegunungan itu diselenggarakan, sejak pertama kali digelar pada 2008.
Pentas musik jazz tertinggi di Indonesia ini tidak sekadar menghadirkan konser, tetapi juga menjadi pertemuan harmoni antara manusia, musik, dan alam. Digelar dalam dua akhir pekan, yakni pada 19-20 dan 25-26 Juli 2025 di kawasan Jiwa Jawa Resort, Bromo, festival ini didukung penuh oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan bertajuk resmi BRI Jazz Gunung Series 1 & 2: Bromo 2025.
Sejumlah musisi papan atas dan talenta muda berbakat tampil menyuguhkan sajian musik yang tak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh jiwa. Deretan pengisi acara tahun ini cukup beragam dari jazz, pop, hingga etnik, semua berpadu dalam lanskap indah Bromo.
Pada edisi pertama, grup jazz-rock Emptyyy membuka panggung dengan energi dan eksplorasi musikal yang segar. Nama-nama seperti Jamie Aditya & The Mezzrollers, Kua Etnika, hingga Karimata, kelompok jazz legendaris yang kembali setelah vakum panjang menjadi bagian dari kemeriahan hari pertama.

Pengalaman musikal semakin unik saat Papermoon Puppet Theatre dari Yogyakarta menampilkan pementasan “Before Sunrise: Bromo” pada Minggu pagi, 20 Juli. Mereka mengajak penonton berjalan menyusuri setapak desa dan menyelami cerita para petani, menyatukan pertunjukan seni dengan lanskap alami Bromo. Tak ketinggalan, RAN, grup pop-jazz yang telah mengukir karier sejak 2007, hadir membawa kehangatan di antara dinginnya hawa pegunungan.
Sebelum memasuki gelaran series kedua, terdapat program khusus bertajuk Bromo Jazz Camp, sebuah program residensi yang menjadi wadah jam, session antarmusisi peserta festival. Diselenggarakan di Rehat Bromo, inisiatif ini menjadi nadi hidup festival, menghidupkan semangat kolaborasi dan pertukaran ide kreatif.
Edisi kedua akan dimulai Jumat, 25 Juli, dengan penampilan penyanyi jazz bersuara lembut Monita Tahalea, yang membawakan lagu-lagu dari album terbarunya Merona. Pada hari Sabtu, 26 Juli, diisi ragam suguhan istimewa. Dari Lhorju’, grup musik asal Madura yang menampilkan komposisi berbahasa lokal bertema kehidupan pesisir, hingga penampilan musisi muda Natasya Elvira bersama peserta Jazz Camp. Tak ketinggalan, Bintang Indrianto Trio yang membawa perspektif “liar” terhadap jazz, serta Rogue, grup asal Perancis dengan nuansa musik folk ceria yang membangkitkan keceriaan penonton.
Penutup festival ini tak kalah istimewa. Sal Priadi, penyanyi dengan gaya lirik yang puitis dan aransemen musik yang berbeda dari arus utama, akan menjadi puncak penampilan BRI Jazz Gunung series 2. Penyanyi asal Malang itu siap menyulap dinginnya malam Bromo menjadi hangat dengan lirik dan pesona panggungnya yang memikat.

Tak hanya pertunjukan musik, festival ini juga menghadirkan pameran seni rupa, kerajinan lokal, dan kuliner UMKM di area Jiwa Jawa Resort, memperkaya pengalaman pengunjung di luar panggung utama.
Melanjutkan kesuksesan di Bromo, rangkaian festival akan berlanjut ke Banyuwangi dengan BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen, yang rencananya akan digelar pada Sabtu, 9 Agustus 2025 di amphitheatre Taman Gandrung Terakota.
Sebagai sponsor utama, BRI melalui aplikasi mobile banking BRImo, menunjukkan dukungan penuh terhadap ekosistem seni dan budaya Tanah Air. Dengan kemudahan transaksi digital lewat BRImo, pengunjung festival bisa menikmati berbagai layanan tanpa repot, cukup lewat genggaman.
Melalui festival ini, BRI berharap bisa semakin dekat dengan komunitas jazz Indonesia, khususnya generasi muda yang menjadi bagian penting dari Jama’ah Al-Jazziyah—sebutan khas untuk penonton setia Jazz Gunung.
Festival ini bukan hanya tentang musik. Ini adalah perayaan harmoni, ruang kontemplasi, sekaligus jendela untuk merayakan keberagaman budaya, di bawah langit pegunungan dan alunan nada yang merasuk sukma.
Pendiri Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono mengungkapkan Jazz Gunung tahun ini hadir lebih panjang. Tak hanya musik, panggung Jazz Gunung Bromo 2025 juga diramaikan pameran UMKM yang didukung BRI, dan pameran seni rupa hasil kolaborasi dengan ISI Yogyakarta. “Bapak Ibu bisa lihat sendiri. Ada batik, seni rupa, dan visual art. Bahkan sampai sebulan ke depan masih ada pameran dari ISI,” terang Sigit./ JOURNEY OF INDONESIA | Morteza