BROMO – Dalam dekapan suhu yang merosot hingga 10 derajat Celsius, denting musik dan sapaan hangat dari grup RAN sukses menutup BRI Jazz Gunung Series 1 Bromo dengan penuh kesan. Bertempat di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Bromo, Sabtu (19/7/2025), konser ini menjadi perayaan musik dan rasa yang membekas bagi ribuan penonton yang hadir.
Rayi, Asta, dan Nino tampil memikat sejak lagu pembuka, ‘Hanya Untukmu’, yang langsung mendapat sambutan hangat dari Jama’ah Al-Jazziyah, sebutan akrab penonton setia Jazz Gunung. Disusul lagu-lagu rancak seperti ‘Hey Tunggu Dulu’, ‘Selamat Pagi’, ‘Jadi Gila’, hingga ‘Sepeda’, penampilan mereka malam itu menjadi paduan antara nostalgia dan kejutan.
Yang paling ditunggu datang di tengah penampilan ketika Nino memperkenalkan lagu baru mereka, ‘Masih Takut Mencinta’, untuk pertama kalinya di atas panggung. “Teman-teman ini spesial banget karena pertama kali kami bawakan lagu ini di panggung. Ini adalah lagu terbaru kita,” ujar Nino dengan penuh antusias.
Ia juga menerangkan bahwa lagu ini merupakan bagian dari album eksperimental Teater Nestapa, dan membawa nuansa penyembuhan serta keberanian mencintai kembali setelah patah hati.

Tak hanya menghamparkan lagu-lagu populer seperti ‘Tunjukkan Cintamu’, ‘Kulakukan Semua Untukmu’, hingga ‘Nothing Lasts Forever’, RAN juga membawa warna berbeda dengan sentuhan jazz yang menyatu dengan atmosfer dingin dan magis Bromo. Elemen groove dan improvisasi yang mereka tampilkan membuat panggung terasa lebih hangat dan hidup.
Sebagai penutup, RAN membawakan ‘Pandangan Pertama’ sambil mengajak penonton turun mendekat ke panggung bambu khas Jazz Gunung. “Ayo kita merapat semua biar lebih hangat,” seru Rayi, yang disambut antusiasme penonton untuk ikut menyanyi dan menari bersama.
Dengan energi RAN yang mengalir deras dari panggung ke barisan penonton, BRI Jazz Gunung Series 1 Bromo di tutup dengan penuh cinta dan harapan tinggi untuk penampilan para musisi lain di seri berikutnya.
BRI Jazz Gunung Bromo 2025 sendiri digelar dalam dua seri, dengan seri pertama berlangsung pada 19 Juli dan seri kedua dijadwalkan pada 25–26 Juli 2025 di tempat yang sama. Panggung yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl ini tetap mempertahankan suasana intim dengan latar lanskap Gunung Bromo yang megah, tanpa gemerlap lampu atau dekorasi mencolok./ JOURNEY OF INDONESIA | Morteza