JAKARTA – Di tengah gemerlap malam final Abang None Jakarta Barat 2025, satu nama mencuri perhatian publik. Bulan Bazla Syasya Sabri, mahasiswi jurusan Hukum dari Universitas Pelita Harapan itu terpilih sebagai None Favorit Jakarta Barat. Ini merupakan gelar yang tak hanya mengukuhkan prestasinya, tetapi juga mengangkat semangat baru bagi generasi muda Ibu Kota.
Di usianya yang baru menginjak 19 tahun, Bulan tampil sebagai sosok yang matang secara pemikiran dan sarat pengalaman lintas budaya. Masa kecilnya ia habiskan di Pakistan Embassy College Beijing, China, sebelum melanjutkan pendidikan SMA di Tangerang. Perjalanan akademiknya yang tidak lazim itu memperkaya sudut pandang serta membentuk keberaniannya untuk melangkah ke dunia yang selama ini tak pernah ia bayangkan yakni, dunia Pageant.
“Ini pertama kalinya saya ikut ajang seperti ini. Awalnya saya merasa bukan di dunia saya. Tapi Allah membuka jalan, dan saya bersyukur karena akhirnya mencoba,” ujar Bulan dengan senyum penuh syukur.
Meski baru pertama kali mengikuti kompetisi, Bulan berhasil menyisihkan ratusan peserta lain dan masuk ke tahap semifinal, lalu 30 besar, sebelum akhirnya meraih gelar favorit, yang dipilih langsung oleh masyarakat.

Karantina dimulai tepat di hari ulang tahunnya yang ke-19, menjadikan momen tersebut tak terlupakan. “Awalnya saya sedih harus merayakan ulang tahun di tengah karantina. Tapi ternyata, itu menjadi salah satu kenangan paling berharga dalam hidup saya,” tuturnya mengenang.
Dalam perjalanan itu, ia sempat merasa pesimis. Tekanan latihan, padatnya jadwal kuliah, serta waktu istirahat yang terbatas menjadi tantangan tersendiri. Namun, semangat dari sesama finalis dan dukungan keluarga membuatnya bertahan.
Tak hanya unggul dari sisi mental, Bulan juga dikenal karena kefasihannya dalam berbahasa Inggris. Kemampuan ini membantunya tampil percaya diri, serta menyampaikan ide dan gagasan dengan lugas. “Ciri khas saya memang kemampuan berbahasa Inggris. Itu membuat saya merasa lebih yakin ketika berdialog,” katanya.
Saat ditanya tentang tokoh inspiratif dalam hidupnya, Bulan menjawab tanpa ragu. “I would say both of my parents are my inspiration. I aspire to be like them always, and I always look up to them ever since I was small.”

Putri bungsu dari pasangan Tato Juliadin Hidayawan, SH., MM., dan Rini Apriani, SH ini berkomitmen bahwa menjadi None Jakarta Barat bukan hanya soal berjalan anggun di atas panggung. Namun ada tanggung jawab sosial yang besar di balik selempang yang disandang. “Anak muda Jakarta seharusnya tidak hanya menjadi penonton, tapi juga pelaku perubahan. Kita harus berani bersuara, menyampaikan keresahan, dan merawat keberagaman kota ini,” ujar Bulan tegas.
Kini, setelah resmi menyandang gelar None Favorit, Bulan berkomitmen untuk terlibat lebih aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas di Jakarta Barat. Ia berharap dapat menyumbangkan inovasi-inovasi kecil yang berdampak nyata bagi masyarakat sekitarnya.
Tentang masa depan, Bulan tak membatasi langkah. Dunia hiburan, public speaking, bahkan pemerintahan adalah bidang yang tak menutup kemungkinan untuk ia jelajahi. “Kalau ada kesempatan, saya ingin belajar lebih banyak dan berkembang. Saya ingin berkontribusi dengan cara saya sendiri,” ujarnya.
Bulan Bazla Syasya Sabri adalah cerminan generasi muda Jakarta yang progresif, adaptif, dan peduli. Ia membuktikan bahwa keberanian melangkah keluar dari zona nyaman dapat menjadi titik awal perubahan, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan yang lebih luas./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk