JAKARTA – Di antara riuh konten serba mewah di TikTok, siapa yang menyangka penampilan seorang emak dengan handuk melilit di kepala justru mencuri perhatian ribuan pasang mata? Dari siaran sederhana itu, lahirlah komunitas hiburan yang kini dikenal sebagai Somplak Family Official, sebuah fenomena digital yang mengajarkan bahwa tawa tidak butuh filter, apalagi formalitas.
“No Filter, No Baper,” begitu semboyan mereka, yang bukan sekadar slogan, tetapi telah menjelma lagu resmi di YouTube dan mantra pengikat para penggemar.
Fenomena ini berkembang lebih jauh dari sekadar hiburan layar ponsel. Somplak Family kini tercatat resmi di Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai merek hiburan, tanda bahwa komunitas ini serius merambah musik, televisi, hingga panggung hiburan besar. Sebuah lompatan yang sulit dibayangkan ketika awalnya hanya berangkat dari siaran spontan seorang emak dengan handuk.
Di balik nama uniknya, Somplak Family adalah kumpulan tokoh dengan latar belakang yang sama sekali tidak seragam: ada pekerja konstruksi, pebisnis, hingga anggota yang tinggal di Amerika, Jepang, dan Australia.
Nama-nama mereka sama uniknya: Emak Agnez (Emak Somplak), Ayam Kremes, Angel Owiie, Bonkbon, Nates Bandithos, Bontot, Roland Dino (Dukun Toxic), Saint, Aswijaya (Kang Aswi), hingga Manto. “Kami tidak butuh kostum mahal. Pakai saja yang ada di rumah. Yang penting lucu dan kreatif,” kata Angel Owiie, merangkum filosofi sederhana yang membuat Somplak Family terasa dekat bagi siapa pun.

Setiap kali siaran langsung, penonton tak pernah tahu akan disuguhi horor parodi, impersonasi artis, atau improvisasi absurd yang nyaris tanpa naskah. Kejutan itu justru jadi magnet. Banyak penonton merasa bukan hanya menonton, melainkan masuk ke dalam keluarga besar yang selalu siap menertawakan hidup bersama-sama.
Kolaborasi dengan selebritas seperti Fahmi Bo dan Putty Noor membuat nama Somplak Family kian bersinar. Sementara itu, Deni Suseno alias Ayam Kremes, yang kini tinggal di Amerika, menjadi motor penggerak manajerial, merancang strategi, hingga menginisiasi aksi sosial.
Bagi Somplak Family, humor adalah senjata menghadapi tekanan hidup. Dengan tagline “Dilarang Waras”, mereka menegaskan bahwa sedikit kegilaan justru perlu dirayakan.
Mimpi mereka sederhana sekaligus ambisius: suatu saat bisa berbagi panggung dengan para komedian papan atas. Dan bila itu tercapai, perjalanan mereka akan jadi bukti bahwa sebuah handuk di kepala bisa melahirkan legenda hiburan baru./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk