JAKARTA – Ancaman terbesar dalam sebuah hubungan tak selalu datang dari pihak asing. Kadang, justru bersembunyi di balik kehangatan relasi yang paling dipercaya. Narasi Semesta secara resmi merilis trailer dan poster film terbaru mereka, “Musuh Dalam Selimut”, yang mengangkat tema sensitif ini ke layar lebar.
Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, film ini berfokus pada fenomena pengkhianatan yang muncul dari lingkar terdekat, sebuah situasi yang sayangnya kian jamak terjadi di kalangan anak muda dan pasangan pengantin baru saat ini. Yakni, ketika sosok “teman” justru menjadi pemicu keretakan dalam rumah tangga.
Trailer resmi “Musuh Dalam Selimut” memperkenalkan penonton pada pasangan suami istri, Gadis (Yasmin Napper) dan Andika (Arbani Yasiz), yang memulai bahtera rumah tangga dengan rasa percaya yang tampak kokoh. Namun, situasi mulai bergeser tegang seiring kehadiran Suzy (Megan Domani) yang semakin intens dan perlahan memasuki wilayah personal kehidupan mereka.

Kedekatan yang mulanya terasa hangat sebagai pertemanan biasa, bergeser menjadi ketegangan emosional yang menumbuhkan kecurigaan. Alur cerita film ini menuntun penonton pada satu pertanyaan besar dan mencekam, apakah kedekatan selalu berarti keamanan?
Yasmin Napper, yang memerankan Gadis, mengungkapkan kesannya membintangi film ini. Menurutnya, “Musuh Dalam Selimut” secara tajam menggambarkan kehidupan yang di luar tampak baik-baik saja, namun ternyata menyimpan banyak keretakan di dalamnya. “Apalagi keretakannya itu timbul dari orang terdekat. Kalau diibaratkan kehidupan sama seperti di dalam permainan gitu,” ujarnya.
Hadrah Daeng Ratu menegaskan bahwa film yang dibintang Yasmin Napper, Arbani Yasiz, dan Megan Domani ini tidak dapat diposisikan sebagai kisah cinta segitiga konvensional. Ia menjelaskan bahwa penguatan latar karakter dan storytelling setiap tokoh menjadi kunci utama agar penonton dapat memahami motif di balik setiap keputusan yang diambil.

“Background karakter yang kuat menjadi penting agar penonton tahu alasan yang dilakukan oleh mereka. Kisah perselingkuhan bukan hanya sekadar cinta segitiga biasa, tapi menceritakan trauma-trauma yang dihadapi karakter dalam menjalani hidupnya setelah melewati banyak luka,” ujar Hadrah.
Konflik inti dalam film ini dibangun secara bertahap dan berlapis. Hadrah menjelaskan, prosesnya dimulai dari pembangunan kedekatan pertemanan yang terasa wajar, lalu perlahan masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama. “Dimulai dari membangun hubungan yang akrab dulu dari sebuah pertemanan, pelan-pelan sahabat itu masuk ke dalam circle kehidupan tokoh utama, membangun banyak planting informasi kecurigaan yang mengarah pada pencarian bukti kebenaran,” katanya.
Di penghujung cerita, Hadrah menjanjikan bahwa penonton akan dibawa pada kejelasan posisi konflik, termasuk siapa yang berdiri sebagai protagonis dan siapa yang menjadi antagonis sesungguhnya.
Dalam penjelasan singkatnya, Cassandra Massardi yang juga sebagai penulis cerita membutuhkan waktu sekitar 5 bulan untuk menyelesaikan cerita ini. “Aku suka cerita yang banyak tebak-tebakkannya. Jadi dalam alur cerita “Musuh Dalam Selimut” bakal tak mudah menangkap endingnya,” ungkap Kasih, sapaan akrabnya.

Poster resmi yang dirilis bersamaan dengan trailer turut mempertegas nuansa intim sekaligus mencekam dari film ini. Visual yang disajikan mengisyaratkan kembali premis utama: ancaman terbesar tidak selalu datang dari luar, melainkan bisa bersembunyi di balik kehangatan relasi yang selama ini dipercaya.
Dengan tensi psikologis dan emosi yang dibangun perlahan, “Musuh Dalam Selimut” menawarkan pengalaman menonton yang lebih berlapis tentang cinta, loyalitas, luka, dan batas pertemanan yang dapat berubah menjadi bencana. Film “Musuh Dalam Selimut” dijadwalkan tayang di bioskop di seluruh Indonesia mulai 8 Januari 2026./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk

















