JAKARTA – Industri musik Indonesia tengah berada di persimpangan jalan yang krusial. Selama dekade terakhir, isu transparansi royalti dan ketimpangan akses informasi menjadi api dalam sekam yang terus meresahkan para pelaku kreatif. Menanggapi situasi tersebut, musisi legendaris Piyu mengambil langkah konkret dengan memperkenalkan Mantra Digital di Jakarta, Senin (22/12/2025). Platform ini bukan sekadar inovasi teknologi biasa, melainkan sebuah manifestasi dari kegelisahan panjang mengenai bagaimana hak ekonomi seorang seniman seharusnya dikelola secara bermartabat.
Piyu menegaskan bahwa persoalan pelik yang menyelimuti ekosistem musik nasional bukan terletak pada minimnya talenta, melainkan pada rapuhnya sistem pendataan yang ada. Selama ini, banyak musisi merasa kehilangan kendali atas karya mereka sendiri begitu lagu tersebut dilepas ke pasar.
“Masalah terbesar industri musik kita bukan pada talenta, tetapi pada sistem. Musisi terlalu lama berjalan tanpa visibilitas data atas karyanya sendiri. Mantra Digital hadir untuk mengembalikan kendali informasi itu kepada pemilik hak secara terbuka, terukur, dan adil,” ujar Piyu yang merupakan pendiri dari platform tersebut.

Mantra Digital hadir dengan filosofi yang berbeda dari lembaga manajemen kolektif pada umumnya. Alih-alih bertindak sebagai penarik atau pengelola dana royalti, platform ini memosisikan diri sebagai penyedia infrastruktur data yang netral.
Melalui sistem yang terintegrasi, setiap pemangku kepentingan, mulai dari komposer hingga produser, dapat memantau jejak ekonomi karya mereka secara real-time. Hal ini diharapkan dapat memutus rantai ketidakpercayaan yang selama ini terbangun akibat sistem yang bersifat tertutup dan berbasis pada asumsi semata.
Kehadiran platform ini juga menandai pergeseran paradigma dalam memandang kekuasaan atas data. Piyu percaya bahwa transparansi adalah kunci utama menuju industri musik yang sehat dan berkelanjutan. Dengan menempatkan seluruh pihak pada pijakan data yang sama, potensi konflik antara pencipta dan pengguna karya dapat diminimalisasi.
Sebagai langkah awal implementasi, Mantra Digital menjalin kolaborasi strategis dengan PT Handhindra Jeka untuk melakukan optimalisasi dan penataan data karya-karya legendaris JK Record. Kolaborasi ini menjadi model awal penerapan sistem transparansi berbasis teknologi yang dikembangkan oleh Mantra Digital.
Mantra Digital menjadi sebuah harapan baru untuk membangun kembali kepercayaan dalam ekosistem kreatif, memastikan bahwa setiap tetes keringat musisi terkonversi menjadi nilai ekonomi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara akurat./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk


















