Banjir awal tahun 2020 yang melanda Jakarta dan sekitarnya lebih banyak disebabkan tingginya curah hujan ekstrim (lebih dari 150 mm per hari) yang turun merata di wilayah DKI Jakarta. Kejadian ini sendiri hampir sama dengan banjir besar yang terjadi di DKI Jakarta pada 2007 dan 2015 lalu. Melansir dari data yang dirilis oleh BMKG, secara historis curah hujan harian BMKG selama 150 tahun (1866 – 2015), terdapat peningkatan intensitas curah hujan ekstrem tahunan sebagaimana terjadi di awal tahun 2020 ini.
Selama 43 tahun terakhir ini di wilayah Jabodetabek saja, curah hujan harian tertinggi per tahun menunjukkan kenaikan intensitas 10-20 mm per 10 tahun. Akibatnya, menurut data BNPB, terdapat 32 titik banjir di Kabupaten Bekasi dan 53 titik di Kota Bekasi. Sedangkan titik banjir di DKI Jakarta sebanyak 63 titik banjir yang terjadi di 158 kelurahan.
Kejadian ini seperti yang diketahui berdampak kerugian secara masif, baik harta benda, nyawa dan traumatik yang dirasakan sesudahnya. Meski sudah berlalu lebih dari sepekan, masih ada juga penduduk yang belum dapat kembali ke tempat tinggalnya masing-masing seperti salah satunya masyarakat di wilayah Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan. Masih banyak terlihat masyarakat sekitar yang mengungsi di GOR Pangadegan yang menjadi lokasi pengungsian. Daerah ini menjadi salah satu daerah terparah dengan kedalaman banjir sekitar 1-4 meter.
Hal inilah yang membuat Dr. Debora Jelita pemilik klinik kecantikan DBC yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara tergerak untuk menghibur dan memberikan santunan kepada para korban bencana banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan pada Kamis (9/1/2020).
“Tidak terlalu banyak. Dalam artian kami berikan makanan, beras, mie instant, roti untuk anak-anak, makanan cepat saji, biskuit. Jadi kalau mereka kelaparan bisa langsung makan. Saya ikut menghibur juga bersama dengan kawan-kawan tadi. Kasian juga mereka sudah berhari-hari di sini. Satu Minggu loh mengungsi karena benar-benar rumah mereka kebanjiran dan kerendam air seperti itu. Jadi kita ikut apresiasilah seperti itu,” ungkap dokter cantik ini.
Ia juga melanjutkan bahwa lokasi ini merupakan tempat ketiga yang disambanginya setelah sebelumnya Kelapa Gading dan Cibubur.
“Besok kita buka posko lagi di Kelapa Gading, disebuah gereja yang menampung semua orang. Kita siapkan semua dari tabung oksigen sampai alat-alat medis, pokoknya dukungan alat kesehatan para pengungsi korban banjir. Bila ada yang sakit saya langsung memberikan rujukan ke rumah sakit agar bisa di rawat dengan baik, biasanya saya antar langsung. Kebetulan saya bekerjasama dengan beberapa rumah sakit untuk merawat para korban banjir yang sakit,”ucapnya.
Dilatarbelakangi oleh info cuaca ekstrim yang masih akan terus berlangsung hingga Februari mendatang, Dr. Debora juga menyampaikan pesan khususnya kepada para korban banjir untuk selalu menjaga kesehatan dengan memperbaiki daya tahan tubuh. “Memperbaiki daya tahan tubuh misalnya juga dengan olah raga gerak, jadi oksigen dalam otak mengalir lancar, otomatis daya tahan tubuh juga meningkat,” ujarnya.
Secara keseluruhan di wilayah kelurahan Pangadegan sendiri yang ditampung di 6 lokasi adalah 950 orang pengungsi dan lokasi dapur umum terletak di halaman kantor Kelurahan Pangadegan, Jakarta.
Acara santunan yang berlangsung sejak pagi hari tersebut berlangsung meriah, diisi dengan beberapa hiburan untuk anak-anak di sekitar daerah Pengadegan dan bernyanyi bersama diiringi organ tunggal./ JOURNEY OF INDONESIA