Seperti yang telah diperkirakan bahwa perhelatan hari pertama Solo City Jazz 2022 akan berlangsung dengan apik. Disamping venue yang memang sangat kental dengan nuansa budaya masa lalu di Kori Kamandungan, kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, festival juga berlangsung intim karena jarak panggung dan penonton yang hadir cukup dekat. Ditambah lagi kehadiran line up musisi yang sudah membawa amunisi masing-masing membuat kemeriahan cukup berkesan.
Perhatian masyarakat di sekitar Keraton Kasunanan terhadap konser jazz tahunan ini sudah terlihat sejak sound check dilangsungkan. Diawali dengan sedikit kecemasan langit kelabu berawan disiang hari kemarin, namun menjadi cukup cerah sesudahnya. Jajaran booth sponsor yang atraktif di sisi kanan panggung juga semakin membuat semamak pesta jazz di kota Solo ini.
Tepat pukul 19.00 WIV Solo City Jazz dibuka dengan kehadiran penampilan pianis muda asal Solo, Aditya Ong Trio yang langsung melungsurkan tiga karya instrument jazz nya yang cukup menghibur. Lepas itu, sesuai dengan tema besar Solo City Jazz tahun ini yakni kolaboratif dan atraktif, Aditya Ong Trio pun tampak larut dengan kehadiran keyboardist Chlorophyl Bagus “Jambronk” Pramono yang membuka kolaborasi mereka dengan komposisi rumit namun sangat ear catchy karya Al Jerreau ‘Spain’ dan langsung mendapat respon bagus dari penonton.
Tak hanya Jambronk, hadir lagi rapper muda asal Tasikmalaya, Jawa Barat, Jenod yang semakin menghangatkan panggung. “Saya sudah beberapa kali tampil di Solo City Jazz, tapi sudah lama. Sekarang tampil lagi di acara ini dengan lokasi panggung tempat bersejarah di Keraton Solo. Ini sangat keren,” puji Janod.
Janod pun membuka penampilannya lewat komposisi musik ala jazzy tunes seperti ‘Love Never Felt’ lalu berlanjut ke ‘So Good’ dan ‘That’s Why I Like’ yang di mix nya dengan alunan rap super cepat.
Sesi selanjutnya panggung Solo City Jazz 2022 dihangatkan dengan penampilan artis, komposer musik tradisi kontemporer, Peni Candra Rini. Dosen ISI Solo yang baru saja meraih Aga Khan Award 2022 ini menampilkan musik tradisional dengan iringan gamelan Jawa. Tak perlu lama terhanyut dengan alunan naik turun suaranya yang cukup menjadi sihir ampuh untuk menghanyutkan rasa, karena sontak tepuk tangan penonton pecah saat Peni memamerkan kemampuannya bernyanyi dengan nada super tinggi.
Peni melanjutkan penampilannya dengan berkolaborasi bersama Latin Groove yang dipimpin oleh Rio Moreno. Kolaborasi musik kontemporer dengan musik Latin. “Saya dan Mas Rio hanya melakukan satu kali latihan pada Kamis pagi. Semoga bisa menghibur penontonnya. Terima kasih warga Solo,” ujarnya. Maka meluncurlah komposisi unik yang di awalai dengan karya Peni dan di blend dipertengahan pertunjukan dengan komposisi latin yang rancak.
Sungguh merupakan sebuah pertunjukan rasa tingkat tinggi, dimana kedua musisi tersebut mampu melakukan hal tersebut tanpa harus merubah karakter yang sudah melekat di diri keduanya.
Kemeriahan semakin berlanjut tatkala Peni dan rombongannya silam ke balik panggung. Dominasi musik latin yang rancak pun seolah menguasai separuh malam tersebut. Rio Moreno Latin Groove dan kawan-kawan mencoba mengajak penonton untuk terus larut dengan karyanya lewat lagu ‘Stasiun Balapan’ milik mendiang Didi Kempot yang dilatarbelakangi musik latin yang cukup groovy.
Semakin malam, jumlah penonton semakin banyak. Awalnya hanya ratusan orang yang datang untuk menyaksikan acara pembukaan sekitar pukul 19.00 WIB. Namun semakin malam semakin banyak saja penonton yang berdesakan. Apalagi hadir bassis yang memiliki potensi terbaik, Barry Likumahuwa hadir bersama kelompoknya Barry Likumahuwa Jazz Connection memborbardir telinga penonton dengan cabikan bass nya yang mengajak penonton ikut bergoyang.
Membuka lewat komposisi dari beberapa karyanya seperti ‘Ethiopia – Ode to Benny Liku, ‘Trust & Faith’ serta ‘SHRTL’, Barry pun mengajak serta Alonzo Brata yang disebut oleh Motion Blue sebagai “Rising Star”. Dirinya memang terbilang sebagai pemain baru di industri musik jazz Indonesia. Baru menginjak usia 19 tahun, kemunculannya pada 2022 lewat album pertamanya bertajuk “Giant Baby Steps”, langsung diganjar masuk menjadi nominasi AMI Awards 2022 pada kategori Album Jazz Terbaik.
Lewat suara baritonnya, Alonzo menghadirkan ‘Every Summertime’, lalu karya barunya ‘Strollin’ Down The Avenue’ dan ‘Gravity’. Makin gayeng memang manakala Barry cukup merespon panggungnya dengan sering mengajak Alonzo bercanda dan memicu gelak penonton. Penampilan Alonzo yang memukau tersebut diakhiri dengan menghadirkan single milik Utha Likumahuwa berjudul ‘Esokkan Masih Ada’.
Silamnya Alonzo dibalik panggung, langsung ditutup dengan penampilan Barry dan kawan kawan dengan menghadirkan karya andalannya ‘Walking with The Bass’. Pada penampilan penutup ini, Barry benar-benar total dengan atraksi panggung dan atraksi solo dari para musisi pendukungnya.
Benar-benar sebuah sajian festival yang memuaskan, dan seperti biasa kerumunan penonton yang menyempatkan diri untuk bertemu dengan idolanya menjadi sebuah berkah tersendiri buat mereka.
Sajian Solo City Jazz di hari kedua Sabtu (15/10/2022) malam ini akan berlangsung di venue yang berbeda, yakni di Pamedan Pura Mangkunegaran. Sejumlah nama musisi top lainnya akan unjuk karya memuaskan pesta musik jazz kolaboratif dan atraktif ini akan menampilkan Andre Hehanusa, Dhedy Dukun, Mercy Dumais, Albert Fakdawer, Papua Original, Jason Ranti, Bengawan Solo Orchestra serta Mia Ismi.
Bagaimana penampilan mereka dan meriahnya suasana Solo City Jazz 2022 di hari kedua? Ada baiknya langsung hadir untuk ikut larut dalam pesta musik tahunan terbaik di kota Solo ini./ JOURNEY OF INDONESIA