Blue Water Films dan Dee Company anak perusahaan dari MD Pictures kembali memproduksi film bergenre horor. Film yang digarap oleh sutradara Hadrah Ratu Daeng ini diangkat dari film pendek karya Riza Pahlevi berjudul “Makmum” dan akan tayang pada tanggal 15 Agustus 2019.
Lewat Makmum, Riza ingin memperlihatkan bahwa godaan terus berdatangan ketika ibadah ditegakkan tanpa ada niat yang kuat dan tak khusyuk. Saat benar-benar telah khusyuk maka godaan apa pun tidak akan bisa memecahkan konsentrasi orang yang sedang shalat. Di film ini Hadrah ingin membawa penonton ke dalam suasana dan sensasi horor yang berbeda dari film-film sebelumnya.
Cerita diawali dengan kehidupan tiga orang gadis di sebuah asrama yatim piatu. Di saat liburan, Nurul (Tissa Biani), Nisa (Bianca Hello), dan Putri (Adila Putri) dilarang keluar asrama karena nilai mereka yang kurang memuaskan. Pemimpin asrama, Rosa (Reny Yuliana) sangat keras dan tegas terhadap ketiganya. Disaat yang lainnya berlibur, ketiganya tidak diperbolehkan untuk keluar asrama sama sekali.
Belakangan ketiganya selalu diteror oleh sosok hantu penghuni asrama, bahkan ketika mereka melakukan sholat malampun, hantu itu selalu membuat teror. Apalagi ditambah salah satu siswa, Putri selalu menderita kesurupan yang membuat kedua temannya ketakutan setengah mati. Namun, ketakutan mereka tidak direspon dengan baik oleh Rosa, Rosa malah menganggap ketiganya mengada-ngada.
Suatu hari, asrama kedatangan Rini (Titi Kamal) yang berprofesi sebagai perias mayat. Kedatangan Rini untuk menetap kembali di asrama dengan permintaan Ibu Kinanti (Jajang C. Noer) yang kesehatannya mulai menurun. Ibu Kinanti merasa ada hal yang tak beres di panti, sehingga meminta Rini untuk tinggal menetap disana.
Sejak kedatangan Rini, sosok ghaib yang mengganggu mereka ketika sholat semakin sering unjuk teror. Mereka menamakannya hantu Makmum. Rini menyadari ada sesuatu yang tak beres dalam asrama ini, ia mencoba membantu para siswa untuk keluar dari situasi tersebut hingga tak sadar nyawanya juga ikut terancam.
Belakangan latar belakang teror pun mulai terkuak, dan hal ini berkaitan dengan musibah kebakaran hebat yang menimpa dirinya dan panti tersebut beberapa tahun silam. Bagaimana ketiganya keluar dari lokasi tersebut?
Secara keseluruhan, Makmum membawa penonton masuk ke dalam misteri panti asuhan sejak awal film di mulai. Suasana horor sangat terlihat dari setting tempat yang menampilkan kesan misteri di dalamnya. Para pemain, seperti halnya Titi Kamal, walaupun ini film horor pertama kalinya, namun akting Titi cukup baik membawa penonton ke dalam suasana horor film ini. Apalagi ketika adegan sholat, dimana sang hantu menjadi Makmum, cukup membuat bulu kuduk berdiri.
Jumpscare yang secara tiba-tiba pun membuat penonton terhenyak saking kagetnya. Meskipun jarang, namun ciri khas film horor yang menegangkan cukup intens ditampilkan di sini. Hadrah cukup baik menggiring emosi penonton dari awal, walau tidak meninggalkan ciri khasnya dengan menampilkan adegan berdarah-darah. Di film ini Hadrah hanya sedikit menampilkannya.
Dari awal sampai akhir, Hadrah berhasil “menyerang” sisi psikologis penonton. Namun yang sedikit yang mengecewakan adalah klimaks dari cerita ini. Satu lagi yang mengganggu hanya sosok ustadz yang diperankan oleh Ali Syakieb, sebagai ustadz ada beberapa kalimat dari surah yang dilontarkan agak kurang fasih, sehingga sosok yang ditampilkan hanya sekedar menjadi pelengkap anti klimaks saja. Terkesan terburu-buru untuk menyudahi film ini, ibarat film horor lawas, ustadz datang, setanpun musnah.
Tak ingin terkesan menakut-nakuti, ada pesan yang kuat dalam film Makmum yang mengingatkan banyak orang agar beribadah dengan serius tanpa teralihkan dengan apapun di sekitarnya. Karena syaiton dan iblis hakikatnya memang selalu mengganggu manusia, walau sedang beribadah sekalipun. Jadi, tak perlu takut./ JOURNEY OF INDONESIA