JAKARTA – Dalam penuturannya pada saat The Weekly Briefing With Sandi Uno, Selasa, (7/11/2023), Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mendukung ajang International Tourism Investment Forum (ITIF) yang akan digelar di Hotel Merusaka Nusa Dua Bali. Hal tersebut juga sebagai upaya untuk mendorong realisasi investasi hijau terutama di sektor pariwisata dan melibatkan semua stakeholder.
Menparekraf menyebutkan bahwa ITIF 2023 yang didukung Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Indonesia akan digelar pada 26-27 Juli 2023. Event ini akan menjadi wadah diskusi terkait peluang dan tantangan dalam penerapan investasi hijau untuk mendorong pembangunan pariwisata berkelanjutan secara global di Indonesia.
“Pariwisata yang dibutuhkan 3A, Aksesibilitas, Atraksi, Amenitas. Amenitas ini butuh dukungan dari Kadin untuk mengundang investor dalam membangun kelengkapan dan infrastruktur penunjang pariwisata. Ekonomi hijau ini sedang kita kembangkan, sedang kita akselerasi agar membuat sebuah terobosan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Sandiaga.
Wakil Ketua Umum Bidang Parekraf Kadin, Triawan Munaf menjelaskan perkembangan investasi di Tanah Air dipandang menarik oleh investor, baik investor lokal maupun internasional. Tinggal bagaimana peluang investasi itu bisa dikemas dan ditawarkan kepada calon investor.
“Bagaimana kita bisa menggerakkan minat dari investor Internasional maupun lokal untuk berinvestasi di Indonesia yang semakin menarik ini,” ujarnya.
Diyakini bahwa forum ini akan menjadi ruang untuk memperkenalkan dan mempromosikan peluang investasi di destinasi atau kawasan pariwisata Indonesia yang mendorong prinsip pariwisata berkelanjutan.
ITIF 2023 sendiri diharapkan akan menjadi wadah diskusi terkait peluang dan tantangan dalam penerapan investasi hijau untuk mendorong pembangunan pariwisata berkelanjutan secara global di Indonesia.
Selain itu dalam The Weekly Briefing With Sandi Uno juga menanggapi citra Indonesia setelah batal jadi tuan rumah sejumlah event olahraga. Menparekraf berupaya mengambil langkah strategis dalam memulihkan dan menjaga citra, kepercayaan, dan kredibilitas Indonesia sebagai destinasi event kelas dunia setelah sempat batal menjadi tuan rumah sejumlah event olahraga seperti World Beach Games, U20, dan World Superbike.
Batalnya event-event tersebut, memberikan potensi kerugian dari segi total penonton di seluruh dunia melalui broadcasting, tenaga kerja, exposure internasional, sebagai tuan rumah event bertaraf internasional khususnya di negara yang memiliki hak siar masing-masing event yang berpengaruh terhadap citra Indonesia.
“Oleh karena itu langkah yang diambil Kemenparekraf, diantaranya menjaga transparansi komunikasi yang efektif, meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasilitas event di Indonesia, penyederhanaan proses bisnis perizinan bagi penyelenggara event, hingga memastikan keamanan dan stabilitas di Indonesia”, ungkapnya.
Dari beberapa pembatalan event tersebut, meskipun jumlahnya sangat sedikit dibandingkan 3000 event yang ada di Indonesia pada tahun 2023 dan menghasilkan transaksi mencapai Rp165 triliun. Potensi kerugian lainnya di antaranya 6.900 wisatawan mancanegara dari ANOC World Beach Games yang merupakan atlet; official crew dari 69 negara peserta dengan kehilangan potensi devisa senilai 13,15 juta dolar AS atau Rp198,17 miliar.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengatakan pihaknya belum mengetahui secara detail hal-hal yang menjadi kendala pada pembatalan event olahraga yang diselenggarakan di Bali seperti World Beach Games.
“Kami menyadari bahwa ada kendala teknis, kendala seperti apa, panitia pusat yang mengetahui hal itu. Tapi yang jelas Bali siap dari sisi venue, pantai-pantainya siap, termasuk hotel-hotel,” kata Tjok Bagus.
Tjok Bagus berharap akan ada penyelenggaraan event-event besar di Bali. “Bali tetap siap apapun eventnya diadakan di Bali, termasuk kami berharap ada event-event yang besar lagi lainnya, tidak hanya sport tourism tapi juga ada MICE-nya,” ungkapnya./ JOURNEY OF INDONESIA