Para leluhur mengajarkan untuk selalu mewarisi dan melestarikan segala hal yang bersifat keluhuran. Karena dari sisi keluhuran itulah kita mengetahui makna penting akan sebuah peradaban manusia dan ajaran kehidupan. Seperti yang terjadi pada penduduk suku Tengger yang menempati sebagian wilayah Lumajang, Pasuruan, Probolinggo dan Malang. Hidup dan tinggal di sekitar kawasan pegunungan Bromo, Tengger dan Semeru memang memiliki sisi pendekatan kearifan lokal masyarakat yang luar biasa.
Penduduk suku Tengger diyakini keturunan langsung dari kerajaan Majapahit, perasaan sebagai satu saudara dan satu keturunan Rara Anteng dan Jaka Seger inilah yang membuat masyarakat Tengger tak menerapkan kasta dalam kehidupan. Hal itu tercermin dalam segala aspek kehidupan sehari-hari, tutur bahasa nan halus, berbudi pekerti luhur dan selalu menghormati ajaran agama, budaya dan norma kehidupan.
Dari sisi itulah, ada hal yang sangat menarik perhatian jikalau kita detail dalam melihat pola berpakaian masyarakat Tengger sehari-hari. Rata-rata masyarakat Tengger dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari tak terlepas dari sebuah Sarung yang selalu dikenakannya.
Kita mengenal sarung biasanya digunakan sebagai pelengkap busana untuk beribadah, acara doa selamatan, sebagai pelindung dari suhu yang dingin ataupun lainnya. Tetapi, bagi masyarakat Tengger, sarung bukan hanya digunakan sekadar pelengkap busana saja dalam segala aktifitas dan melindungi tubuh dari suhu dingin di pegunungan.
Terutama bagi para perempuan suku Tengger, sarung bagi mereka sangat multifungsi sesuai kegiatan mereka sehari-hari, ataupun sebagai simbol identitas dalam kehidupan bersosial yang terletak dari pemakaian sarung dan simpulnya.
Berikut makna dari simpul dan arti dari penempatan sarung pada wanita Tengger:
- Wanita yang menggunakan sarung dengan simpul terletak di belakang leher dan tergerai di bagian depan, berguna untuk menutupi atau melindungi kehamilannya.
- Wanita yang menggunakan sarung dengan simpul terletak di tengah depan dan tergerai di bagian belakang, mempunyai arti wanita tersebut sudah berkeluarga atau menikah.
- Wanita yang menggunakan sarung dengan simpul terletak di tengah depan dan terselempang miring ke samping, berguna untuk menggendong bayi dan melindunginya dari suhu dingin.
- Wanita yang menggunakan sarung dengan simpul terletak di pundak bagian kanan dan tergerai di sebagian sisi depan, mempunyai arti wanita tersebut beranjak dewasa (gadis) dan belum menikah.
- Wanita yang menggunakan sarung dengan simpul terletak di leher bagian belakang dan tergerai sisi depan, mempunyai arti wanita tersebut belum menikah walaupun sudah cukup umur untuk menikah.
- Wanita yang menggunakan sarung dengan simpul terletak di pundak bagian kiri dan tergerai di sebagian sisi depan, mempunyai arti wanita tersebut sudah tidak memiliki suami (bercerai atau cerai mati)./ JOURNEY OF INDONESIA