JAKARTA — SCTV kembali menggulirkan tayangan drama romantis yang langsung menyita perhatian pemirsa lewat sinetron Beri Cinta Waktu. Tayang perdana pada 16 Oktober 2025, kisah yang dibintangi Adhisty Zara, Rayn Wijaya, dan Yesaya Abraham ini memadukan romansa, penyesalan, dan pencarian makna cinta di tengah luka masa lalu.
Kisahnya berpusat pada Adila (Adhisty Zara), perempuan yang hidupnya berubah sejak kehilangan sang adik akibat kecelakaan yang melibatkan Trian (Yesaya Abraham), atasan sekaligus teman masa sekolahnya. Bertahun-tahun kemudian, Adila kembali dipertemukan dengan Trian, namun kini di antara mereka hadir Rama (Rayn Wijaya), dokter berhati lembut yang membawa kedamaian di tengah badai emosi.
“Jujur saja, ini pengalaman pertama aku di sinetron. Sebelumnya aku cuma main film, jadi awalnya harus banget adaptasi. Di sinetron tuh ritmenya cepat, banyak adegan dalam satu hari, dialognya juga panjang-panjang,” tutur Adhisty Zara sambil tersenyum dalam wawancara via Zoom.
Zara mengakui, meski sudah terbiasa di dunia film, proses produksi sinetron menuntut energi berbeda. “Awalnya sempat kaget, tapi lama-lama enjoy karena teman mainnya seru-seru. Yesaya dan Rayn orangnya sopan tapi juga kocak, jadi di lokasi syuting suasananya cair banget,” ujarnya.
Dibalik candaan dan kerja cepat, Zara harus menjaga fokus. Ia mengaku sempat grogi di beberapa adegan penting, terutama saat membangun chemistry dengan lawan mainnya. “Kalau dibilang nggak grogi, nanti dibilang sombong. Tapi ya, makin lama makin terbiasa aja,” tambahnya.
Yesaya Abraham yang memerankan Trian mengaku, karakter yang dibawanya menuntut emosi kompleks. “Trian itu orangnya gengsi. Dia suka sama Adila dari dulu, tapi baru berani nunjukin perasaan setelah hadir saingan—si dokter ini,” katanya sambil tertawa.
Sementara Rayn Wijaya yang berperan sebagai Rama justru menghadapi tantangan berbeda. “Paling susah tuh hafalan istilah medis. Kadang pengucapannya bisa kebalik atau salah arti. Tapi aku berusaha tampil natural, karena Rama ini dokter yang lembut dan tulus,” ungkap Rayn.
Tak hanya kuat di depan kamera, kebersamaan para pemain juga terbangun erat di balik layar. Basecamp syuting disebut-sebut sudah seperti rumah kedua. “Kita tuh kayak kos-kosan, ada playstation, kadang main bareng. Untungnya semuanya ekstrovert, jadi nyambung aja topiknya,” ujar Zara.

Chemistry yang tercipta secara alami itulah yang membuat dinamika hubungan ketiga karakter terasa hidup di layar. Tak jarang, tawa justru mewarnai proses pengambilan gambar. “Kadang yang paling susah tuh nahan ketawa pas take. Soalnya kerja bareng mereka berdua tuh bener-bener penuh canda,” kata Yesaya.
Meski baru tayang beberapa minggu, Beri Cinta Waktu langsung menembus empat besar rating nasional dengan TVR 3,2 dan audience share 14,9 persen. Catatan ini menempatkannya sejajar dengan sejumlah tayangan unggulan SCTV seperti Merangkai Kisah Indah dan Cinta Sedalam Rindu.
Pencapaian tersebut memperlihatkan antusiasme penonton terhadap sinetron baru ini. Keberhasilan debut Zara di layar kaca juga menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi para penggemar yang sebelumnya mengenal dirinya lewat film layar lebar.
Beri Cinta Waktu bukan sekadar kisah cinta segitiga biasa. Di balik romansa dan konflik antar tokoh, tersimpan tema yang lebih dalam tentang penyesalan dan pengampunan. Adila, Trian, dan Rama masing-masing membawa luka yang belum sembuh, dan cinta menjadi jembatan untuk berdamai dengan masa lalu. “Yang aku suka dari ceritanya, semuanya punya alasan dan luka masing-masing. Jadi bukan cuma cinta-cintaan doang,” kata Rayn menutup perbincangan.
Sinetron ini menandai langkah baru Adhisty Zara di dunia pertelevisian sekaligus mempertemukan tiga aktor muda dengan kemampuan akting yang kuat dan karakter yang saling melengkapi. Dengan chemistry yang terjalin alami dan cerita yang menyentuh, Beri Cinta Waktu menjanjikan drama yang bukan hanya memanjakan mata, tapi juga menggetarkan hati./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk


















