Monday, December 29, 2025
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
Banner Iklan
  • Home
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
    “Legacy on the Move”, Menier Cognac Resmi Debut Siap Bawa Warisan Eaux-de-Vie Prancis ke Palate Modern Indonesia

    “Legacy on the Move”, Menier Cognac Resmi Debut Siap Bawa Warisan Eaux-de-Vie Prancis ke Palate Modern Indonesia

    danau kelimutu

    7 Tempat Wisata Terunik di Indonesia yang Bikin Kamu Tak Percaya Sebelum Melihat Sendiri!

    Semangat Generasi Muda Lestarikan Aksara Batak Lewat Parsiajaran Marsurat Batak

    Semangat Generasi Muda Lestarikan Aksara Batak Lewat Parsiajaran Marsurat Batak

    Festival Budaya Lembah Baliem 2025, Jayawijaya Kembali Tampilkan Warisan Leluhur ke Pentas Dunia

    Festival Budaya Lembah Baliem 2025, Jayawijaya Kembali Tampilkan Warisan Leluhur ke Pentas Dunia

    AirAsia MOVE Dorong Wisata Budaya Dayung Indonesia ke Kancah Dunia

    AirAsia MOVE Dorong Wisata Budaya Dayung Indonesia ke Kancah Dunia

    Pohon Mandala di Borobudur: Simbol Kesadaran Semesta yang Mengakar dalam Spiritualitas Nusantara

    Pohon Mandala di Borobudur: Simbol Kesadaran Semesta yang Mengakar dalam Spiritualitas Nusantara

  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile
No Result
View All Result
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
  • Home
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
    “Legacy on the Move”, Menier Cognac Resmi Debut Siap Bawa Warisan Eaux-de-Vie Prancis ke Palate Modern Indonesia

    “Legacy on the Move”, Menier Cognac Resmi Debut Siap Bawa Warisan Eaux-de-Vie Prancis ke Palate Modern Indonesia

    danau kelimutu

    7 Tempat Wisata Terunik di Indonesia yang Bikin Kamu Tak Percaya Sebelum Melihat Sendiri!

    Semangat Generasi Muda Lestarikan Aksara Batak Lewat Parsiajaran Marsurat Batak

    Semangat Generasi Muda Lestarikan Aksara Batak Lewat Parsiajaran Marsurat Batak

    Festival Budaya Lembah Baliem 2025, Jayawijaya Kembali Tampilkan Warisan Leluhur ke Pentas Dunia

    Festival Budaya Lembah Baliem 2025, Jayawijaya Kembali Tampilkan Warisan Leluhur ke Pentas Dunia

    AirAsia MOVE Dorong Wisata Budaya Dayung Indonesia ke Kancah Dunia

    AirAsia MOVE Dorong Wisata Budaya Dayung Indonesia ke Kancah Dunia

    Pohon Mandala di Borobudur: Simbol Kesadaran Semesta yang Mengakar dalam Spiritualitas Nusantara

    Pohon Mandala di Borobudur: Simbol Kesadaran Semesta yang Mengakar dalam Spiritualitas Nusantara

  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile
No Result
View All Result
Journey of Indonesia | Explore Pariwisata Indonesia
No Result
View All Result

“Esok Tanpa Ibu”, Ketika AI Menjadi Jembatan di Tengah Luka Kehilangan

by Redaksi
29/12/2025
Reading Time: 4 mins read
“Esok Tanpa Ibu”, Ketika AI Menjadi Jembatan di Tengah Luka Kehilangan

Esok Tanpa Ibu Official Poster (Ist)

Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA – Kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini tidak hanya merambah dunia kerja, namun mulai menyentuh sisi terdalam emosi manusia: rasa rindu. Melalui film terbaru produksi BASE Entertainment bersama Beacon Film, Refinery Media, serta dukungan Singapore Film Commission dan IMDA, narasi mengenai kehilangan dan kerinduan itu dibingkai dengan apik dalam judul “Esok Tanpa Ibu” atau secara internasional dikenal sebagai Mothernet. Setelah sukses mencuri perhatian di perhelatan JAFF20, film ini akhirnya merilis cuplikan resmi dan poster yang menawarkan kehangatan sekaligus kepedihan mendalam.

Poster resminya memperlihatkan visual yang puitis namun sarat makna. Dian Sastrowardoyo, Ali Fikry, dan Ringgo Agus Rahman tampak berbaring di hamparan bunga putih yang luas. Menariknya, komposisi tersebut dibingkai dalam bentuk layar gawai, sebuah representasi visual mengenai bagaimana teknologi mencoba menjadi perantara sekaligus pengganti dari sebuah kasih sayang yang bersifat manusiawi.

Baca juga :

Sentuhan AI dan Harmoni Project Pop, Cara Baru ZAP Rayakan Keunikan Diri yang “Pede Maksimal”

Harmoni Musik dan Alam, Menanam Mangrove Lewat Tiket Early Bird Synchronize Fest 2026

Menelisik ‘Yabai’, Perkawinan Gairah Prog-Rock dan Estetika Jepang ala Patrick Lesmana

Kisah ini berfokus pada perjalanan emosional Cimot atau Rama (Ali Fikry), seorang remaja yang dunianya runtuh seketika saat sang ibu jatuh koma akibat kejadian tragis. Selama ini, sang ibu adalah tempatnya berbagi segala kegelisahan dan keceriaan. Kepergian mendadak sosok yang paling memahaminya membuat Cimot kehilangan arah. Hubungannya dengan sang ayah (Ringgo Agus Rahman) pun tidak berjalan mulus, ada kecanggungan dan jarak yang selama ini mereka simpan rapat-rapat yang justru semakin meruncing di tengah situasi berduka.

Dalam upaya mengatasi kesedihannya, Cimot menemukan pelarian pada sebuah teknologi eksperimental bernama i-BU. Ini adalah AI ciptaan temannya yang mampu mereplikasi wajah dan suara ibunya. Melalui perangkat tersebut, Cimot kembali bisa berinteraksi dengan sang ibu, meski hanya dalam wujud digital. “Di film ini, aku memerankan Cimot, karakter remaja yang sedang berjuang menghadapi kesedihan karena Ibunya mengalami koma.

Ali Fikry, Dian Sastrowardoyo, dan Ringgo Agus Rahman (Ist)

Cimot tidak tahu bagaimana menghadapi kesedihan, jadi dia mulai menggunakan AI yang di film ini ada teknologi buatan temannya bernama i-Bu, itu sebagai coping mechanism si Cimot karena kangen sama Ibunya,” ungkap Ali Fikry mengenai pendalaman karakternya.

Meski AI menawarkan kemiripan yang luar biasa, film ini juga mengajukan pertanyaan filosofis: mampukah algoritma menggantikan detak jantung dan pelukan seorang ibu? Dian Sastrowardoyo, yang bertindak sebagai produser sekaligus pemeran sang Ibu, menegaskan bahwa esensi seorang ibu memiliki dimensi yang tak mungkin tersentuh oleh barisan kode pemrograman. “Ini adalah peran yang mewakili banyak sekali ibu-ibu kita semua, yang ada di kehidupan masing-masing. Ibu selalu memberikan perasaan untuk dimengerti, aman, dan Ibu tidak bisa digantikan oleh Bapak atau bahkan oleh AI sekalipun. Saya merasa sangat terhormat bisa memerankan Ibu di film ini,” tutur Dian.

Sisi lain dari duka ini juga diperlihatkan melalui perspektif seorang suami. Ringgo Agus Rahman memberikan kedalaman pada karakter Bapak yang harus bergulat dengan rasa kehilangan pasangan hidup sekaligus kegagapan dalam berkomunikasi dengan anaknya. “Ada dua orang yang kehilangan dalam cerita ini. Anak remaja yang kehilangan Ibunya, dan suami yang kehilangan istrinya. Dalam momen kehilangan itu, film ini ingin menghadirkan bagaimana relasi Bapak dan anak remajanya memperbaiki cara berkomunikasi mereka menjadi lebih baik,” jelas Ringgo.

Para pendukung film Esok Tanpa Ibu (Ist)

“Esok Tanpa Ibu” bukan sekadar drama keluarga biasa, melainkan sebuah proyek kolaborasi internasional yang naskahnya ditulis oleh Gina S. Noer, Diva Apresya, dan Melarissa Sjarief. Di bawah arahan sutradara asal Malaysia, Ho Wi-ding, film ini menghadirkan kualitas visual dan penceritaan yang matang. Atmosfer emosional dalam trailer semakin diperkuat dengan iringan lagu ‘Jernih’ dari Kunto Aji serta ‘Raih Tanahmu’ karya hara & Nosstress yang memberikan nuansa melankolis namun tetap meneduhkan.

Produser Shanty Harmayn menceritakan bahwa pengembangan cerita ini memakan waktu yang cukup lama dan lahir dari keresahan personal para penulisnya. “Film ini dimulai dari ide Gina dan Diva, dan berasal dari sesuatu yang sangat personal bagi mereka. Sejak awal pandemi, kami berdiskusi panjang tentang bagaimana cerita ini bisa berbicara lebih luas. Dari banyak percakapan kami mulai dari isu keluarga, hingga bagaimana teknologi bisa memengaruhi hubungan manusia.

Proses yang dilalui cukup panjang dan terus berevolusi hingga menjadi karya yang bisa dinikmati oleh penonton Indonesia mulai 22 Januari 2026 di bioskop. Semoga ceritanya sampai ke hati penonton,” kata Shanty.

Selain jajaran pemeran utama, film ini juga didukung oleh talenta muda seperti Aisha Nurra Datau dan Bima Sena. Dengan mengeksplorasi tema universal mengenai keluarga dan adaptasi manusia terhadap teknologi, “Esok Tanpa Ibu” diprediksi akan menjadi salah satu tontonan paling menyentuh di awal tahun depan. Publik dapat menyaksikan perjuangan Rama dan ayahnya dalam menemukan kembali makna keluarga di bioskop-bioskop tanah air mulai 22 Januari 2026 mendatang./ JOURNEY OF INDONESIA | Ismes Nompo

Tags: AIAli FikryArtificial IntelligenceDian SastrowardoyoEsok Tanpa IbuFilmHo Wi-dingi-BUJourney of IndonesiaRinggo Agus RahmanShanty Harmayn
Share114Tweet71

Related Posts

“Penerbangan Terakhir” Ungkap Sisi Kelam dan Manipulasi Dunia Aviasi
FIlm

“Penerbangan Terakhir” Ungkap Sisi Kelam dan Manipulasi Dunia Aviasi

23/12/2025
Dilema di Persimpangan Iman dan Restu dalam “Patah Hati yang Kupilih”
FIlm

Dilema di Persimpangan Iman dan Restu dalam “Patah Hati yang Kupilih”

23/12/2025
Junior Roberts dan Shanice Margaretha Siap Jadi Titik Balik ‘Cinta Sedalam Rindu’
FIlm

Junior Roberts dan Shanice Margaretha Siap Jadi Titik Balik ‘Cinta Sedalam Rindu’

13/12/2025
Film “Musuh Dalam Selimut”, Angkat Pengkhianatan Terkejam dari Lingkar Terdekat
FIlm

Film “Musuh Dalam Selimut”, Angkat Pengkhianatan Terkejam dari Lingkar Terdekat

09/12/2025
Meracik Cerita Lintas Generasi, Filosofi 3F Visinema Studios di Balik Sukses JUMBO dan Proyek Na Willa
FIlm

Meracik Cerita Lintas Generasi, Filosofi 3F Visinema Studios di Balik Sukses JUMBO dan Proyek Na Willa

03/12/2025
ADVERTISEMENT

Recomended

“Esok Tanpa Ibu”, Ketika AI Menjadi Jembatan di Tengah Luka Kehilangan
FIlm

“Esok Tanpa Ibu”, Ketika AI Menjadi Jembatan di Tengah Luka Kehilangan

29/12/2025
Dari Alam hingga Edutainment, Perth Menawarkan Paket Lengkap untuk Wisata Keluarga
Travel

Dari Alam hingga Edutainment, Perth Menawarkan Paket Lengkap untuk Wisata Keluarga

28/12/2025
Sentuhan AI dan Harmoni Project Pop, Cara Baru ZAP Rayakan Keunikan Diri yang “Pede Maksimal”
Lifestyle

Sentuhan AI dan Harmoni Project Pop, Cara Baru ZAP Rayakan Keunikan Diri yang “Pede Maksimal”

27/12/2025
Harmoni Musik dan Alam, Menanam Mangrove Lewat Tiket Early Bird Synchronize Fest 2026
Music

Harmoni Musik dan Alam, Menanam Mangrove Lewat Tiket Early Bird Synchronize Fest 2026

26/12/2025
Menelisik ‘Yabai’, Perkawinan Gairah Prog-Rock dan Estetika Jepang ala Patrick Lesmana
Music

Menelisik ‘Yabai’, Perkawinan Gairah Prog-Rock dan Estetika Jepang ala Patrick Lesmana

25/12/2025
Jaga Tradisi Klasik di Era Modern, Kawasaki Indonesia Hadirkan Kembali W175 ABS dan W175 Street
Automotive

Jaga Tradisi Klasik di Era Modern, Kawasaki Indonesia Hadirkan Kembali W175 ABS dan W175 Street

25/12/2025
Journey of Indonesia

Journey of Indonesia is a popular online newsportal and going source for technical and digital content for its influential audience around the globe. You can reach us via email.


journeyofid@gmail.com

  • Journey of Indonesia
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Editorial
  • Kontak

© 2024 Journey of Indonesia.

No Result
View All Result
  • Journey of Indonesia
  • News
    • Berita Foto
  • Events
  • Travel
    • Tourism
    • Culinary
    • Hotels
  • Lifestyle
    • Automotive
    • Gadget
    • Fashion
    • Health
  • Culture
  • Entertainment
    • FIlm
    • Music
    • Show
  • Profile

© 2024 Journey of Indonesia.