Hidup di zaman sekarang tentunya kita tak pernah lepas dengan gaya hidup. Terkadang sebagian orang melihat orang yang sukses adalah yang berpendidikan tinggi, karir yang bagus, dan kehidupan yang serba mewah. Selalu yang dilihat sebagai tolak ukur saat ini kehidupan seperti itu yang kerap mereka impikan.
Dengan kemewahan, ketenaran, hidup rasanya akan lebih bahagia. Sifat manusia yang tak pernah puas juga sebagai salah satu penyebabnya. Rasa iri hati timbul ketika melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik dari kehidupan yang kita jalani. Timbulah rasa penyesalan, seakan hidup yang dijalani saat ini bukan kehidupan yang diharapkan. Padahal sebetulnya belum tentu yang terlihat lebih baik merasakan kebahagiaan, bisa jadi orang yang bergelimang kemewahan dan ketenaran memiliki keinginan ingin hidup layaknya seperti orang kebanyakan.
Sehingga sering kita temui, segala cara ditempuh untuk memenuhi hasrat hati untuk hidup seperti yang kita inginkan. Rasa bersyukur pun hilang karena selalu membandingkan kehidupan kita dengan orang lain.
Kehidupan inilah yang ingin diungkapkan dalam film produksi RA Pictures, Rumput Tetangga. Film ini bertemakan tentang sosok seorang ibu rumah tangga yang bernama Kirana (Titi Kamal) yang bekerja penuh dari pagi hingga malam mengurus rumah tangganya. Mulai dari memasak, mengantar anak, sampai dengan mengurus keuangan rumah semua ia kerjakan sendiri. Di sisi lain diceritakan pula seorang wanita karir bernama Diana (Donita) yang sukses dan hidup dengan kemewahan. Tidak ada yang tahu ternyata dalam hati mereka ingin menjadi sosok wanita lain.
Cerita diawali saat Kirana pergi mengantar sekolah anaknya Rega (Daffa Deddy) dan Windy (Aqila Herby), di sana ia bertemu dengan kawan SMA-nya yang diperankan oleh Yeyen Lidya. Kirana mendengar kesuksesan para sahabatnya selama masih di SMA yang sebagian besar sukses dalam kehidupannya. Sebagai figur yang populer saat duduk di bangku SMA, Kirana merasa minder dan krisis kepercayaan diri. Di saat teman-temannya semasa sekolah dulu meraih kesuksesan sebagai wanita karir dan lain-lain, Kirana hanya menjadi seorang ibu rumah tangga.
Apalagi saat mengetahui kedua anaknya menderita penyakit, Windy yang alergi dengan makanan tertentu dan Rega yang belakangan di ketahui menderita disleksia sehingga kesulitan dalam menerima pelajaran. Kirana pun merasa gagal dan tidak mampu menjadi ibu yang baik bagi Rega dan Windy, dan juga menjadi istri yang ideal bagi Ben (Raffi Ahmad), suaminya.
Suatu hari, Kirana bertemu dengan Diana sahabat SMA-nya. Kirana takjub melihat kesuksesan sahabatnya itu. Kehidupan yang mewah dan ketenaran Diana membuat Kirana makin merasa tersisih, apalagi Diana senantiasa didampingi oleh asisten pribadinya, Indra (Gading Marten), adik kelasnya dulu semasa SMA. Diana berencana membuat acara reuni SMA, dan mengundang Kirana untuk datang ke acara reuni tersebut.
Karena Kirana hanya seorang ibu rumah tangga, Diana pun berbohong kepada teman-temannya kalau Kirana adalah seorang PR Consultant yang terkenal. Kirana pun kaget dengan kebohongan yang diciptakan Diana, namun ia hanya terdiam ketika Diana menyebutkan alasannya.
Di acara reuni, Kirana mendatangi salah satu stand yang berisikan seorang cenayang yang bernama Madam Sri Menyan (Asri Welas). Bermula hanya sekedar iseng, Kirana pun mengungkapkan keinginannya kepada Madam Sri Menyan. Di situlah Kirana kemudian mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan “Bermula dari titk awal, setelah itu tidak akan kembali”.
Madam Sri bilang kartu akan menjadi merah jika impian Kirana yang ingin merasakan menjadi perempuan single dan sukses dikabulkan. Kirana pun tidak sungguh-sungguh mempercayai hal itu. Namun, keesokan harinya Kirana terkejut bukan main ketika mendapati dirinya terbangun di sebuah apartemen mewah. Apalagi muncul sosok Indra berdiri di hadapannya. Indra mengaku kalau ia adalah asisten pribadinya dan apartemen mewah tersebut adalah milik Kirana.
Seketika hidup Kirana berubah dalam sekejap, dia hidup dalam impiannya yang menjadi nyata. Segala kemewahan dan kepopuleran yang didapatnya sebagai seorang PR Consultant dinikmati Kirana pada hari itu, sesaat Kirana merasa bahagia. Dia menikmati keberadaannya sebagai bos di sebuah kantor yang bagus, dengan puluhan staf yang mengikuti perintahnya. Hal tersebut tidak berlangsung lama, jadwal dan kesibukan Kirana yang padat sebagai seorang PR Consultant membuat Kirana merasa kesepian. Ia pun kangen dengan suasana rumahnya yang dulu, kangen pada suaminya, Ben dan anak-anaknya.
Hidup dalam gelimang harta dan kemewahan ternyata tidak bisa membeli kebahagiaan sesungguhnya. Iapun semakin kecewa ketika ternyata Diana lah yang menggantikan posisinya sebagai ibu rumah tangga.
Kirana menginginkan kembali ke kehidupannya yang dulu, tapi tidak bisa semudah itu. Bagaimana kemudian kisah Kirana selanjutnya? Bisakah ia kembali menjadi seorang ibu rumah tangga atau terus menjadi wanita karir?
Sebagai produser baru dalam industri film di tanah air, Raffi Ahmad cukup produktif memproduksi film. Rumput tetangga menjadi film kedua Raffi Ahmad di tahun ini. Dari sisi cerita, Rumput Tetangga terlihat Raffi lebih matang dalam memilih tema. Film yang sarat dengan berbagai pesan ini juga sangat relate dengan kehidupan sehari-hari.
Pemilihan Guntur Soeharjanto sebagai sutradara menjadi salah satu alasan film ini menjadi film yang terbaik dari film-film yang pernah diproduksi Raffi Ahmad sebelumnya. Meski masih ada beberapa kekurangan dari sisi akting, film Rumput Tetangga cukup baik dari sisi cerita. Sehingga kekurangan dari masing-masing karakter dapat tertutupi.
Pemilihan judul Rumput Tetangga juga dirasakan sangat pas, dilema dan polemik yang kerap ditemukan dalam kehidupan sehari-hari tentang kehidupan orang lain secara gamblang di gambarkan di sini. Filosofi yang ada sejak dulu membawakan pesan jika dibalik lebih hijaunya rumput tetangga sudah sesuaikah dengan jati diri atau yang memang diperlukan. Rumput Tetangga membawa pesan lebih baik menjadi diri sendiri dan bersyukur akan anugerah yang diberikan Tuhan.
Seperti film-film sebelumnya yang kerap digunakan dalam produksi film RA Pictures, semua pemain yang terlibat adalah para tokoh yang sudah mempunyai nama di industri hiburan tanah air. Maka tak heran jika film ini juga menjadi film dengan biaya produksi termahal bagi RA Pictures.
“Dari gue, dari tim, dari sutradara, jujur ini film kita termahal. Kita mau coba yang terbaik. Mahal itu kita bukan foya-foya tapi memberikan yang terbaik dari pemain, produksi value semua, dari promo kita coba,” ungkap suami dari Nagita Slavina kepada awak media di acara press screening film Rumput Tetangga, di Plaza Indonesia, Jakarta, Senin (7/4).
Mampukah Rumput Tetangga menjadi salah satu film box office tahun ini? Kita tunggu saja penayangannya pada 18 April 2018./ JOURNEY OF INDONESIA