Tercatat setelah terhenti sekitar dua tahun yang disebabkan badai pandemi Covid 19, geliat panggung festival musik dunia kembali bersinar cerah. Salah satu yang mengambil momentum kembali dibukanya kesempatan ini adalah 1st International MoonJune Music Festival (IMMF).
Festival musik yang baru pertama kali diselenggarakan ini akan digelar di Jace, Bosnia dan Herzegovina dan berlangsung selama tiga hari pada 24, 25 dan 26 Juni 2022 medatang. “Saya akan tampil pada hari terakhir,” ujar Dwiki Dharmawan dalam press conference yang diselenggarakan di Farabi Music School, Kebayoran Baru Jakarta 20/06/2022 kemarin.
Suami Ita Purnamasari ini menyebutkan bahwa dirinya akan tampil bersama musisi mancanegara yang masih dibawah bendera MoonJune Records. “Dalam IMMF hanya akan diisi oleh musisi dan artis internasional yang membuat rekaman di MoonJune Music & Records. Sebagai musisi saya akan berangkat sendiri, namun ditemani oleh Chico Hindaro, Ketua Forum Jazz Indonesia, Ketua Umum WAMI”, ungkap Dwiki yang menyebut keberangkatannya murni disokong penuh oleh IMMF.
Pada penampilannya nanti di IMMF, Dwiki akan bergabung dengan beberapa musisi internasional layaknya Yaron Stavi (Akustik Bass/Jerman), Asaf Sirkis (Drums/Inggris Raya), Nguyen Le (Guitar/ Vietnam/Perancis), Boris Savoldelli (Vocal/Italia) dan Ofer Asaf (Saxophone/ USA).
Sama seperti keberangkatan dirinya melawat ke luar negeri, dalam IMMF ini Dwiki tentu saja akan menonjolkan ciri musik Indonesia. “Saya ingin menonjolkan spirit pentatonik yang ada di Indonesia, melalui beberapa lagu karya saya di antaranya lagu Pasar Klewer, misalnya. Ini lagu yang unik dan eksotik buat telinga internasional!” ungkap Dwiki.
Dan dalam penampilannya nanti Dwiki dan rekan internasionalnya akan membawakan sekitar 11 karya, “Kami akan membawakan lagu karya saya antara lain Pasar Klewer, Paris Barantai, Rentak Rebana, Night in Mursia, Jazz For Free Port, juga The Spirit of Peace. Selebihnya, masing masing personil akan menyetor lagu untuk dimainkan dan kami sudah mempelajari lagu-lagu tersebut,” kata Dwiki.
Namun, kata Dwiki, di atas panggung para musisi bebas mengeksplorasi bunyi masing-masing. “Jadi di sini ada spirit saling merespons satu sama lain, menghasilkan suatu musik yang menunjukan kebaruan, bahkan bisa berbeda dari komposisi aslinya. Inilah esensi dari bermusik,” ujar Dwiki lagi.
Penyelenggaraan IMMF sendiri rencana akan ditayangkan secara live melalui akun facebook dan Youtube Moonjune. “Saya akan update via Instagram link acara ini, agar teman-teman dari Indonesia bisa ikut menonton,” kata Dwiki yang bergabung dengan Moonjune Records yang dikomando Leonardo Pavkovic sejak tahun 2015.
Hubungan Dwiki dan Moonjune memang terkesan sangat harmonis. Terbukti, Dwiki menghasilkan beberapa album dibawah label indie ini. Antara lain “So Far So Close” yang direkam di Los Angeles Amerika Serikat (2015), kemudian Album “Pasar Klewer” (2016). “Album Pasar Klewer dapat respon positif dari penggemar jazz mancanegara dan mendapat anugerah “Album of The Year 2016” dari majalah DownBeat Magazine doi Amerika serta menjadi “Best Albums 2017” dari jazzWise Magazine di Inggris!” ungkap Dwiki.
Tahun 2018 Moonjune merilis album Dwiki bertajuk “Rumah Batu” dan “Hari Ketiga” di tahun 2020. Selain Dwiki, beberapa musisi Indonesia pernah merilis album bersama Moonjune Music & Records, antara lain kelompok musik Discus, Budjana, Tohpati ataupun Tesla Manaf.
IMMF sendiri akan dilangsungkan setiap tahunnya di bulan Juni dan hanya menampilkan musisi dibawah payung MoonJune Music & Records. Setelah di Bosnia, rencananya di tahun 2023 IMMF akan dilanjutkan di kota Toledo, Spanyol, lalu Ubud, Bali Indonesia di tahun 2024, serta di wilayah Puglia, Italia pada tahun 2025.
Seperti biasa pula, sebelum silam dari press conference Dwiki menyempatkan memainkan komposisi musiknya di depan awak media. Hebatnya lagi Dwiki memainkan karyanya yang akan dibawakannya dan belum pernah direkam sama sekali berjudul ‘Night in Mursia’ yang diciptakannya di Spanyol beberapa waktu lalu./ JOURNEY OF INDONESIA