Sejarah menjadi tapak jejak perjalanan sebuah bangsa. Menjadi portrait yang harus tetap direkam dan diceritakan ke anak cucu agar mereka tidak lupa akan sejarahnya. Hal inilah yang disadari betul oleh sekelompok musisi yang lebih memilih agak melawan arus ketika menentukan konsep mereka berkarya.
Adalah Vialinda (Vokal), Gerard Laisina (Gitar), Daniel Mantiri (Gitar), Ezekiel Rangga (Keyboard & Sequencer) dan Ardika Prayudha (Drum) yang lebih memilih mengangkat cerita epic nusantara di masa lalu melalui band mereka . Seperti ketika kembali melahirkan single ke 7 nya yang sesuai dengan ideologi musik mereka dengan judul ‘Song of Deliverence’.
Lagu ini sendiri merupakan karya yang ditulis oleh Ezekiel Rangga dan terinspirasi dari berdirinya Candi Borobudur yang dibangun pada sekitar kurang lebih abad ke 7 – 9 Masehi, tepatnya pada era kerajaan Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
“Song Of Deliverance ini adalah lagu berbahasa Inggris pertama yang kita rilis. Enam lagu sebelumnya berbahasa Indonesia,” ujar Ezekiel Rangga yang selalu tampil misterius dengan topeng yang dikenakannya pada saat konferensi pers di bilangan Jakarta Pusat pada Sabtu (3/9).
Ia juga mengaku walau ini menjadi karyanya namun semua berasal dari pemikiran bersama teman temannya. “Kita memikirkan karya yang bisa dinikmati banyak penikmat musik tanah air dan terinspirasi dari berdirinya Candi Borobudur,” terang Rangga lagi.
Secara visual, video musik lagu ‘Song of Deliverance’ dibungkus dengan tampilan modern lewat teknologi artistik dan animasi yang dibangun lewat penggambaran cerita yang sederhana dengan dinamika transisi yang cepat mewarnai penggabungan antara unsur audio dan visual.
Suguhan gambar-gambar bergerak tersebut sedikit banyak seolah membawa pikiran kita mengembara melewati mesin waktu ke masa lalu, apalagi terdapat elemen tari tradisional dan unsur musik tradisional garapan Avandana Dance Studio yang juga merupakan seniman muda berbakat dari sanggar tari dan musik tradisional di daerah Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Sementara musiknya yang didominasi unsur rock menjadi semakin indah lewat vokal unik Vialinda yang bertenaga.
Secara keseluruhan ini menjadi karya single kreatif yang sarat akan makna ajakan terhadap prilaku masyarakat pada masa ini. Pesan positif untuk membangun tanah kita dan menjadi tuan rumah atas kekayaan lokal kita menjadi gampang di cerna.
“Ini sebuah tantangan buat aku karena harus membawakan lagu dengan genre yang sedikit berbeda dari yang biasa saya nyanyikan apalagi dengan lirik berbahasa Inggris, kalau salah ucapan bisa salah arti, tapi aku senang,” ungkap Vialinda lagi.
Hal menarik lainnya adalah keterlibatan Daeng Oktav yang juga dikenal sebagai mantan bassist EDANE. Daeng mengisi seluruh part bass dari lagu ini, menjadikan warna lagu menjadi unik dan terdengar semakin gahar.
Begitulah, single ‘Song Of Deliverance’ sendiri menjadi pertanda baik eksistensi band Tanah Air Project ini. Lewat pilihan musik dan suguhan yang berbeda, mereka siap meramaikan geliat musik tanah air pasca pandemi ini. Lewat istilah genre rock sinematik, karya band asal Jakarta ini sudah bisa dinikmati di semua digital musik tanah air./ JOURNEY OF INDONESIA