JAKARTA – Sebagai musisi muda yang kerap menyuarakan bagaimana proses menuju dewasa, Idgitaf (Gita) semakin konsisten untuk menciptakan nyanyian-nyanyian dengan lirik lagu yang diharapkan bisa mewakili kegelisahan generasinya dan dekat sama pengalaman para pendengar.
Di usianya yang ke 22 ini, Gita justru menunjukkan pendewasaan diri dengan menghadirkan album penuh perdana yakni Mengudara. Album Mengudara bernaung di bawah label rekaman yang Gita bangun sendiri sejak awal karier bernama Idigitaf Musik, menempatkan sekitar 9 lagu di dalamnya yang secara garis besar tentang melepaskan.
Single-single yang sudah rilis lebih dulu antara lain ‘Satu-Satu’, ‘Dermaga’, ‘Kehilangan’ ikut masuk ke urutan. Lagu yang berjudul sama dengan album “Mengudara” pun terpilih menjadi focus track.
Lagu ‘Mengudara’ dapat diartikan cinta yang paling besar. Bagaimana cara merelakan seseorang yang dicintai pergi dan menerimanya kembali. “Bentuk cinta paling besarnya itu adalah saat kita mendoakan mereka karena di saat kita mendoakan orang, itu bisa jadi kita enggak berada di ruang dan waktu yang sama dengan mereka. Tapi karena kita cinta, kita mendoakan mereka. Itu bentuk cinta sungguh selfless menurut aku,” kata Gita soal lagunya.
Setelah berbicara soal luka, trauma, hingga ketakutan sama hal yang belum dilalui. Di album ini, Gita berusaha memberikan resolusi untuk setiap konflik yang pastinya lebih beragam dari apa yang sudah ia utarakan dalam cerita-cerita yang disampaikan lewat materi sebelumnya, album mini “Semoga Sembuh”.
Daftar Mengudara bertambah lengkap dengan kehadiran lagu-lagu seperti ‘Mulai’ yang disebut mantra album, ‘Lepaskan’ mengungkapkan rasa berserah, ‘Sepenuhnya’ lagu cinta yang klise, ‘Akan Ku Kenang’ ungkapan segala hal yang manis untuk dikenang, dan ‘Selesai’ berbicara soal kehidupan.
Proses pengerjaan album secara keseluruhan sudah dimulai sejak perilisan single ‘Satu- Satu’ di bulan Juni 2022. Gita menjadikan album ini pembuktian karena tidak ingin menunda keproduktifan dalam bermusik. “Aku pengin punya bukti sah sebagai musisi. Tentunya, ada dukungan kalau aku sebagai orang yang baru di industri ini punya banyak narasi dalam bentuk utuh, panjang, yang pengin aku bagikan ke orang-orang, yang pengin aku perdengarkan ke orang-orang,” ungkap Gita.
Di antara nama-nama yang ikut terlibat dalam pembuatan album Mengudara antara lain Ibnu Dian (Matter Halo), Wisnu Ikhsantama W., serta band pengiring yang kerap menemani Gita manggung, The Brads beranggota Michael Rodovan, Austin Ong, Ricco, Samuel, dan Matthew.
Ketika berbicara mengenai nilai kepuasan hasil dari penggarapan album. Gita merasa, setiap apapun karya musik yang sudah ia keluarkan sudah bukan miliknya lagi. Namun, Gita menganggap perjalanan bermusik yang sudah menjadi pilihan hidupnya selama ini merupakan taman belajar.
“Setiap apapun yang sudah aku keluarkan itu sudah bukan lagi milik aku. Setiap musisi punya tidak kepuasan akan album. Aku sudah mengerjakan secara maksimal yang bisa aku lakukan. Leave room for improvement. Aku masih punya banyak waktu di industri ini, masih punya banyak kesempatan. Mungkin aku akan perbaiki di album selanjutnya, di rilisan selanjutnya, hopefully,” tutup Gita.
Menyambut perilisan album, Gita rajin mengunggah comic strip melalui akun media sosial Instagram pribadinya sejak awal Juli 2023. Ia mengajak ilustrator untuk bekerja sama lantaran ingin mempromosikan album dengan cara yang berbeda dalam menerjemahkan setiap lagunya.
Album Mengudara menambah catatan bermusik Gita yang sudah memasuki tahun ke-3, semenjak “Hal Indah Butuh Waktu Untuk Datang” rilis sebagai single di Desember 2020. Sang album juga menandai kerja sama yang langgeng dengan KithLabo (Believe Artist Services) dalam mempromosikan karya musiknya, terutama di layanan digital streaming platform.
Semua nyanyian dalam album ini siap menemani kesedihan dan kegembiraan hidup para pendengar. Tanpa menunggu lama, Gita bakal mempersembahkan Mengudara dalam sebuah tur musik yang spesial di akhir 2023 ini. “Doakan ya, semoga terwujud,” harap Idgitaf./ JOURNEY OF INDONESIA