Pada tahun 2023 ini, Derau merilis full album ke 2 mereka lewat judul “Damn It”, dan ini merupakan pencapaian pertama band ini untuk merilis full album setelah sebelumnya di tahun 2020 bulan Januari awal menghadirkan mini album Koinonia berisi 5 lagu.
Mengambil tempat di Kafe Treehaus Bar Kemang, Jakarta Selatan, band yang digawangi oleh Rino Jonges (vocal), Tomy (gitar), Kiki Ezy (bas), dan Jack Bowe (drum) ini resmi meluncurkan album keduanya tersebut yang dihadiri juga oleh sejumlah awak media dan tamu undangan lainnya.
Sederet tanya jawab seru, hearing session untuk mendengarkan lagu-lagu dari album baru Derau menjadikan acara ini cukup seru. Ada 4 lagu yang digelontorkan seperti ‘We Will Wild’ (‘Get Rid’), ‘Terror on My Sunday’, ‘Peluru’, dan ‘Cangkem Asu’ cukup mendapat sambutan hangat untuk di bahas. Acara berlanjut dengan show case memainkan beberapa karya mereka.
Seperti yang disebutkan oleh Kiky dan Jack Bowe, dalam album ini mereka menghadirkan musik hardcore dan crossover yang agak berbeda. “Kami masukkan campuran Native Ethnical Indonesia dalam album ini dan hal hal yang tidak terlalu pakem dalam musik Crossover Hardcore.”, ungkap keduanya.
Karya album musik terbaru ini, didukung oleh Ade Himernio (gitaris band NOXA mengisi gitar ke 2 di Lagu ‘Gila’ dan Chaka Priambudi (Produser-Musisi-Band Leader Lantun Orchestra) dalam isian kendang dan Gamelan di lagu ‘Cangkem Asu’. Proses rekaman dilakukan di Jakarta, dan lagu ‘Cangkem Asu’ ini melibatkan rekan rekan dari Jawa Tengah-Jogjakarta dan Jawa Timur untuk lebih menginisiasi pengejaan lirik dan esensi penulisan Jowo Walikan.
Tidak ada karya yang dianaktirikan atau dianggap paling diunggulkan karena semua dijagokan. Album “Damn It” akan dirilis secara tidak eksklusif di semua lini toko musik fisik De Majors. Dan segera akan dirilis video klip dari salah satu judul lagu: ‘We Will Wild’ (‘Get Rid’).
Sampul digital merupakan foto hasil bidikan Tom Alcore yang sinergis dengan dibesut manis oleh Dogger dalam desain grafis detail album.
Sedikit melihat kebelakang bahwa kehadiran band Derau HC untuk membedakan dengan band bernama Derau lainnya. Derau HC adalah Hardcore CrossOver dari Indonesia. Band ini cukup unik karena beranggotakan mereka yang bekerja dan berprofesi justru jauh dan bukan di bidang musik. Mereka berangkat dari disiplin ilmu yang berbeda seperti di broadcast TV, Sekolah Perkapalan, IT dan Manajemen di sebuah Media Komunikasi BUMN.
Sebagai sosok musisi, mereka bukan orang baru di dunia musik indie dan underground. Mereka kumpul kembali untuk melepas kegelisahan dalam pekerjaan dan kehidupan sehari hari. Setiap lagu di album ini dibuat secara hati hati, cukup rinci dan details seperti halnya musisi lain yang melakukannya secara serius.
Di support oleh sound engineer Ikul Sarden juga masukan dari Comin Konggo terciptalah karya sampai album ke 2 yang akan segera hadir. “Kami melakukan hal bermusik bukan sekedar hobi tapi juga professional karena keringat, uang, darah juga air mata tercurah juga disini. Intinya totalitas,” tuturJack Bowe.
Mereka berharap bisa diterima juga secara global seperti para pendahulu musik keras yang ada di muka bumi ini./ JOURNEY OF INDONESIA