Pasca melepas karya rilisan berformat album, unit surf rock asal Jatinangor, The Panturas kembali menghadirkan perhelatan tunggal istimewa bertajuk “Wahana Ombak Banyu Asmara” ke tiga kota di dataran Jawa (Bandung, Yogyakarta dan Jakarta) dalam beberapa pekan ke depan.
Pertunjukan spesial tersebut pun diproyeksikan sebagai pesta perilisan album Ombak Banyu Asmara yang telah dirilis pada bulan September 2021 lalu dan juga sebagai milestone lanjutan dari rangkaian kegiatan The Panturas dalam mempromosikan album tersebut.
Sebelumnya keberadaan album tersebut telah ditandai dengan di rilisnya film pendek “All I Want” karya Edy Khemod dan video live session Ombak Banyu Asmara di YouTube.
The Panturas bakal memulai tur konser tersebut di kota Bandung pada 23 Juli 2022, kemudian berlanjut ke Yogyakarta pada 31 Juli 2022, dan Jakarta pada 6 Agustus 2022 mendatang. Gelaran pertama di Kota Bandung turut menghadirkan kolaborator Arina & Riko (Mocca), Rekti (The SIGIT), Adipati (The Kuda), serta dibuka oleh band penampil Leipzig dan CJ1000.
Grup band yang digawangi oleh Abyan Zaki Nabilio (vokal/gitar), Rizal Taufik (gitar), Bagus ‘Gogon’ Patria (bas) dan Surya Fikri Asshidiq (drum) ini menyebut tur konser Wahana Ombak Banyu Asmara sebagai kegiatan ‘rukun nge-band’.
“Rukun nge-band mah menurut kita standar sih. Rilis fisik, showcase, terus tur. Nah makanya kita bikin showcase buat nuntasin semua itu,” tutur Bagus ‘Gogon’ Patria, yang dikutip dari rilis mereka pada Rabu, 20 Juli 2022.
Surya ‘Kuya’ Fikri menambahkan bahwa selain itu, menggelar showcase juga merupakan bentuk apresiasi band kepada penikmat musiknya. “Pendengar musik kita selama ini yang dateng dari berbagai kota,” katanya. Sementara Rizal Taufik berharap, gelaran ini mampu memvisualisasikan isi dari tembang-tembang yang ada dalam album Ombak Banyu Asmara.
Menggarap sebuah pertunjukan tunggal istimewa bukanlah hal yang baru bagi The Panturas. Di tahun 2018 silam, mereka pun sukses menyuguhkan pesta serupa yang bertajuk “Pesta Mabuk Laut” di Bandung dan Jakarta sebagai tolak landai rilisan album perdana mereka, Mabuk Laut (2018).
“Sesuai dengan nama acaranya, showcase nanti tuh pengen jadi kayak fasilitator kebahagiaan yang nonton. Kayak wahana tempat bermain di pasar malam lah! Semuanya bisa senang-senang dengan caranya sendiri di satu lokasi yang sama lewat musik yang kita mainin,” kelakar Gogon.
Meski telah memaparkan sebuah ekspektasi dari segi produksi yang lebih meningkat dibandingkan dengan Pesta Mabuk Laut, The Panturas mengakui bahwa penggarapan Wahana Ombak Banyu Asmara tetap terasa di level akar rumput karena selama proses pengerjaannya masih didukung oleh barisan orang-orang terdekat di lingkungan mereka.
“Jujur, lumayan deg-degan juga sama showcase ini. Soalnya no sponsor banget. Jadi semua garapannya masih terbilang pake sistem kolektif dan babarudakan,” ucap Kuya. Gogon pun menambahkan seraya tertawa, “Bahkan biaya produksiannya pun dari uang kas kita sendiri!”
Tak hanya dari segi produksi teknis, The Panturas pun menjamin bahwa Wahana Ombak Banyu Asmara akan menawarkan konsep pertunjukan dan pengisi acara yang lebih menarik di setiap kotanya.
The Panturas pun tak menampik bahwa dari sisi konsep kurasi lagu yang akan dimainkan pun turut dipikirkan dengan seksama guna menampilkan yang terbaik nanti. “Kurang lebih nanti bakal ada 27 lagu yang dimainin pas showcase. Itu udah termasuk semua lagu yang ada di katalog rilisan kita dan beberapa lagu cover. Biar makin seru,” tutup Kuya./ JOURNEY OF INDONESIA