JAKARTA – Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) akan menjadi saksi pagelaran megah opera “Majapahit: Gitarja Sang Sri Tribhuwana“. Karya seni yang bernuansa sakral ini, disutradarai oleh mhyajo yang merupakan sekuel kedua dari opera Gayatri yang sebelumnya memukau penonton di Teater Besar Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Oktober 2022, dan di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur pada Sabtu, 4 November 2023.
Sebagai penulis, sutradara dan penata artistik, mhyajo menjelaskan dalam konferensi pers di Gedung Kesenian Jakarta pada 4 Desember, bahwa seperti pementasan Gayatri sebelumnya, Gitarja Sang Sri Tribhuwana akan mempersembahkan kekayaan dan kesakralan karakter wanita, khususnya sebagai ibu dari Hayam Wuruk.
Hal ini dianggap sebagai jembatan sejarah bagi Kerajaan leluhur Nusantara seperti Singhasari, Medang (Mataram Kuno), hingga keturunan Rajasa dari Majapahit.
“Karya seni memang seharusnya tidak baku. Mengalir seperti air. Selain karya opera majapahit ini memang masuk dalam kategori karya tumbuh, mungkin saja tahun depan yang dihadirkan adalah berupa instalasi kolase adegan dengan beberapa pelakon saja dan bermedia tidak di atas panggung” ujar mhyajo dalam press conference yang diselenggarakan di Gedung kesenian Jakarta, 4/12.
Dalam alur cerita Gitarja Sang Sri Tribhuwana, penonton akan disuguhkan format opera yang menarik, lewat mhyajo dan Nino Prabowo sebagai narator. Sementara itu, Satya Cipta, Bethu (Pesinden), dan 12 pelakon dari berbagai daerah di Indonesia akan menghidupkan karakter-karakter penting dalam pementasan ini.
“Masing-masing pelakon itu diseleksi lewat casting, lalu menjalani proses reading melalui zoom. Barulah pada 27 November mereka bertemu offline untuk latihan bersama,” ujar mhyajo.
Di bidang musik, Franki Raden akan memimpin Indonesian National Orchestra yang terdiri dari 12 pemusik tradisional. Mereka akan memainkan beragam alat musik tradisional sehingga akan memberikan dimensi musik yang sangat kaya dan mendalam.
“Ada sekitar 60 alat musik tradisi yang dimainkan. Ada rebana biang dari Betawi, ada saluwang dari Sumatra Barat, kolintang dari Sulawesi Utara, dan juga akan dimainkan musik Melayu,” jelas Franki.
Selain itu, pementasan ini akan diperkaya oleh Iwan Hutapea (Penata Cahaya), Nabil Husein (Penata Suara), dan Kleting Titis Wiganti sebagai Penata Kostum.
Dukungan penuh terhadap pementasan Gitarja Sang Sri Tribhuwana yang diproduksi GYTR.art inidisampaikan oleh Kapokja Festival Kemendikbudristek, Meta Amba Wana, “Di zaman saat ini, sebuah sejarah bisa diungkap dalam berbagai cara. Bisa dalam kemasan opera, pementasan live, bisa juga film dokumenter. Tergantung segmentasinya,” ungkapnya.
Meta juga menyebutkan bahwa cerita sejarah yang diungkap pada kemasan entertainment, lebih cepat diserap penonton, berbeda dengan pengungkapan sejarah yang diungkap dalam bentuk buku,” terangnya.
Pementasan Gitarja Sang Sri Tribhuwana didukung oleh indonesiakaya.com, wonderfulindonesia, Mayora, Sukkhacitta, dan pihak-pihak lainnya yang turut berkontribusi untuk suksesnya pementasan ini./ JOURNEY OF INDONESIA