JAKARTA – What will happened when the two hardest band in Rock n Roll history played together in one concert? Jawaban paling bijaksana, sangat menghibur bisa jadi tak meleset jauh. Karena kita memperoleh “pemandangan” bagus lewat kostum apik, warna menyala, dan rada nyentrik. Yaaa… rocker dalam kemasan yang “baik dan benar” tak boleh jauh-jauh dari era “end of 60′ to early to mid-70’s”.
Sebagai ikon rock di era 60’s dan 70’s, The Doors ataupun Led Zeppelin menjadi band yang spesifik dan spesial, yang pasti keduanya memang cadas, keras, dan relatif bising. Namun gaya urakan mereka, menjadi trend sebuah kata “keren” di eranya. Bagaimana kerennya seorang Jim Morrison, atau Robert Plant muda yang tak bisa dipungkiri memang khas. Kedua sosok tersebut lantas digandrungi kawula muda di zaman itu. Tak dipungkiri jika wajah keduanya banyak menghiasi kamar-kamar anak muda di era tersebut, termasuk poster mereka di atas panggung baik sendiri maupun lengkap dengan bandnya.
Dari latarbelakang tersebut, mereka coba merengsek dalam suasana lengkap mendekati “asli”, The Rockafella’s dan RockJam menjadi sangat terinspirasi untuk meracik konsep live concert pada Jum’at malam yang bertepatan di Hari Kasih Sayang (14/2/25) di Fat & Sim, Rooftop Lounge dengan tema “Tribute Impassionate The Doors & Led Zeppelin 70’s Revival”.

Ide awal muncul dari pasangan Adhytia Perkasa dan Riffy Putri, yang merupakan motor utama dari Rockafella’s dan juga Adi dari RockJam untuk mengembalikan suasana secara benar atmosfer rock era ’60-an hingga ’70-an, terutama tema Flower Power dan Old School Rock. “Kami ingin membawa kembali suasana rock klasik dengan penghormatan kepada The Doors dan Led Zeppelin. Kami berharap acara ini bisa memberi nuansa yang autentik dan mengenalkan musik rock klasik kepada generasi muda, terutama Gen Z,” jelas Adit.
Menurut Riffy Putri, walaupun kedua super group ini muncul dari era yang sama, namun genrenya sangat bertolak belakang, ‘The Doors lebih berformat psychedelic, sedangkan Led Zeppelin sangat Hard Rock Progressive. Dari perbedaan tersebutlah kami meletakkan benang merah program ini”, aku Riffy.
Riffy juga menambahkan kenapa akhirnya Rockafella’s menggadeng RockJam untuk mengusung tema malama ini, dikarenakan cuma RockJam yang menyanggupi untuk menampilkan lagu-lagu yang tidak dibawakan oleh common band. “Mereka berani mebawakan lagu-lagu yang tidak familiar dari Led Zeppelin dan gilanya lagi RockJam tampil total tak hanya dengan playlist, namun juga lewat kostum, sound dan equipments pendukung seperti Mandolin, Bow dan Theremin yang ada di konsep live ini”, kagum Riffy.

Tepat pukul 20.00 WIB, Rockafella’s yang digawangi oleh Adhythya Perkasa, Riffy Putri, Joe Silitonga, Coki Sitompul dan Ando menhadirkan ‘Roadhouse Blues’ sebagai nomor pembuka lewat vokal Riffy. Setelah berbasa basi sejenak, mic pun berganti kepemilikan, karena kemudian Adhyt sang drummer mulai mengendalikan panggung dan menghadirkan lagu diantaranya ‘Riders on the Storm’, ‘L.A Woman’ serta ‘Peace Forg’. Panggung “The Doors” semakin terbakar tatkala Njet Barmansyah hadir sebagai bintang tamu spesial dan jadi amunisi selanjutnya untuk membawakan tak kurang dari 3 lagu yakni ‘Love Me to Time’, ‘Break on Through’ dan ‘Touch Me’.
“Ini sebuah ajakan penampilan yang nggak bisa gua tolak, ketika Riffy meminta gua untuk bergabung. Walaupun identik dengan The Flower ataupun Rolling Stones, gua suka banget dengan The Doors,” ungkap Njet mengomentari penampilannya malam ini.
“Ini sebuah kesempatan langka dan gua abis-abisan untuk bisa membawakan lagu The Doors yang gua pilih. Apalagi wardrobe nya cukup keren, dengan menyesuaikan era,” jujur Njet selepas manggung.
Setelah Njet, Adhyt dan Riffy pun bergantian tampil dipanggung dan melengkapi 12 lagu The Doors yang dimainkan ‘Light My Fire’ menjadi penutup yang cukup indah kehadiran Rockafella’s pada malam itu.

Penampil kedua mungkin yang paling dinantikan setelah Rockafella’s si tuan rumah, RockJam pun mulai mengisi panggung, seolah-olah Jimmy Page, Robert Plant, John Paul Jones dan John Bonham kembali hadir. Tampak Adi, vokalis RockJam menjelma menjadi seorang Robert Plant, Adhytia yang kembali hadir mendukung Rock Jam terlihat bak seorang John Bonham dan lalu ada sang gitaris yang menjelma menjadi Jimmy Page serta Wahyu, dan Bimbim merepresentasikan personil lainnya.
RockJam membuka penampilan mereka lewat tembang ‘Rock and Roll’, ‘Bring it on Home’, dan ‘Misty Mountain Hop secara kontinyu. Selanjutnya Adi mulai menyapa seluruh penonton yang hadir dan sama seperti Rockafella’s sebelumnya mereka juga menyampaikan terima kasih untuk semua pendukung terutama Fat N Sim yang menjadi tempat reguler di ajang musik rock ini, serta brand Veller Nyentrik yang sudah menghadirkan wardrobe keren sesuai tema “Tribute Impassionate The Doors & Led Zeppelin 70’s Revival” ini.
Selanjutnya Adi mulai melantunkan ‘In My Time of Dying’, ‘Battle of Ever More’, ‘Ramble On’, ‘Since I’ve Been Loving You’, ‘No Quarter’, ‘Dazed and Confused’. Tak mau tampil polos begitu saja, Adi juga menyelingi berbagai informasi mengenai latarbelakang lagu-lagu yang mereka bawakan.

Dipenghujung penampilan RockJam menghadirkan ‘The Song Remains the Same’, ‘The Rain Song’, ‘Stairway to Heaven’ secara medley dan disudahi lewat ‘Moby Dick’, ‘Heartbreaker’ dan ‘Whole Lotta Love’.
Seusai manggung Adi menyatakan puas dengan apa yang ditampilkan. “RockJam sengaja mengangkat lagu-lagu yang ada di album “Live The Song Remains The Same” saat tampil di Madison Square. “RockJam tampil total, seperti yang di katakan oleh Riffy tadi, dimana pemilihan lagu pasti ada kesulitan di bagaian-bagian tertentu. Tapi karena suka, bagaimanapun caranya kita kerjain karena ada panggilan hati untuk melestarikan lagu-lagu tersebut”, ungkap Adi.
“Untuk malam ini, kita berusaha tampil semirip mungkin, nggak ngebuang jauh seperti tampilan di visual albumnya. Kita ikuti plek ketiplek, agar ruhnya dapat, sampai urusan kostum dan equipment. Alhamdulillah ini dapat terlaksana”, tambah Adi.
Ini sebuah tontonan yang paling berdaging yang dikemas oleh Rockfella’s Silahtorockmi, setelah sebelumnya mereka menyodorkan konsep “tribute to” yang lainnya seperti Deep Purple, Rainbow, Rock from 60’s to 80’s, Rolling Stones dan lainnya.

Pononton yang juga dipenuhi oleh anak muda dengan wardrobe khas era rock 60’s dan 70’an sungguh menjadi patokan kesuksesan acara malam ini. “Ini sesuai ekspektasi gue dengan kedatangan penonton sebenarnya sudah terpenuhi. Tadi liat saja bule-bule yang hadir karena mereka tertarik dengan adanya gelaran ini. Belum lagi anak-anak muda dengan kostum 70’an dan hapal mati lagu-lagu yang ditampilkan. Salut gue dan yang jelas gue juga inginnya mereka membawa sesuatu ketika pulang dari sini”, ujar Riffy lagi.
Pada perjalanan selanjutnya, penampilan Rockafella’s di Fat & Sims, menjadikan Jumat malam di Jakarta bisa terus menjadi seru dan bising yang bersemangat tapi menyenangkan. Sebuah destinasi rock di malam akhir pekan yang penting untuk dikunjungi, tentu bagi para penggila rock n roll dimanapun.
So, nantikan terus tontonan berikutnya dengan tema yang berbeda. Baik Riffy dan Adhytia tengah menyiapkan konsep berikut, dan akan disajikan nanti selepas Idul Fitri 2025. Keep rocking fellas!/ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk