Pada Selasa, 6 Juni 2023 kemarin, HaloPuan mengadakan kegiatan ke-31 di Desa Sidamulih, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran. Kegiatan ini, yang bertajuk “Kaum Ibu Melawan Stunting: Mengolah Daun Kelor Menjadi Asupan Super”, dihadiri oleh sekitar 180 perempuan dari desa-desa di Sidamulih. Mereka terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur, calon pengantin, dan kader-kader posyandu.
Prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6% menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, sementara di Jawa Barat mencapai 20,2%. Meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan angka nasional, angka ini masih di atas rata-rata prevalensi stunting global sebesar 20% dan masih jauh dari target Presiden yang ingin angka stunting turun ke 14% pada 2024. Kabupaten Pangandaran sendiri tercatat memiliki prevalensi stunting sebesar 20% berdasarkan hasil SSGI 2022.
Kegiatan di Pangandaran ini merupakan hasil gotong royong HaloPuan dengan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pangandaran. Sejumlah pejabat daerah menghadiri kegiatan ini, termasuk Anggota DPRD Kabupaten Pangandaran dari Fraksi PDI Perjuangan, Joane Irwan Suwarsa, yang juga kolaborator HaloPuan, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pangandaran, Ida Nurlaela Wiradinata, Camat Sidamulih, Megi Rijua Parlumi, dan Dinas KBP3A, Heri Gustari.
Dokter spesialis anak, Galuhafiar Puratmaja, yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Pandega Pangandaran, hadir sebagai penyuluh. Dia menegaskan pentingnya periode 1.000 hari pertama kehidupan sebagai periode emas untuk mencegah dan mengatasi stunting. “Setelah periode itu, kondisi stunting tidak bisa diperbaiki,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya konsumsi protein dari daging, ikan, susu, dan telur. “Dan kelor juga makanan sehat yang akan sangat bermanfaat.
Daun kelor dapat diolah menjadi bubuk untuk mempertahankan kandungan nutrisinya lebih lama. Bubuk kelor dapat ditambahkan ke berbagai menu makanan dan menjadi alternatif yang lezat bagi anak-anak.
Anggota DPRD Kabupaten Pangandaran dari Fraksi PDI Perjuangan, Joane Irwan Suwarsa, mengapresiasi program HaloPuan dan mengatakan bahwa kegiatan ini sangat berarti untuk kesehatan dan masa depan masyarakat, khususnya di Kabupaten Pangandaran dan Kecamatan Sidamulih. Dia menegaskan pentingnya memerangi stunting untuk memastikan masa depan bangsa yang sehat dan cerdas. “Ketua Umum kami, Ibu Megawati Soekarnoputri, selalu menekankan kepada kami soal melawan stunting. Beliau selalu concern terhadap kesehatan generasi masa depan bangsa. Makanya, tiada lelahnya Ibu Megawati Soekarnoputri selalu mengampanyekan melawan stunting dan menekan angka stunting di Indonesia,” ujar Joane.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pangandaran, Ida Nurlaela Wiradinata, juga menyampaikan apresiasi kegiatan ini. Dia menekankan pentingnya peran perempuan sebagai “rahim peradaban” dan mengajak kaum perempuan untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia untuk 2045. Menurutnya, Indonesia tidak boleh hanya menjadi negara berkembang terus tapi harus menjadi negara adikuasa yang membanggakan, yang punya potensi luar biasa dari putra-putri bangsa.
Lebih lanjut, Ida menjelaskan bahwa Pangandaran saat ini sudah mencapai universal health coverage. Artinya, seluruh warga yang mengalami permasalahan kesehatan sudah memiliki BPJS yang seluruhnya ditanggung oleh pemerintah daerah. “Jadi, yang sakit tidak harus capek-capek karena tidak punya BPJS. Tinggal memberikan KTP saja layanan kesehatan sudah bisa diakses dengan baik.”
Menanggapi gagasan bubuk daun kelor, Ida mengatakan daun kelor adalah salah satu cara mudah dan murah untuk hidup sehat. “Dan saya bangga bahwa salah seorang yang menggagas pemanfaatan daun kelor ini adalah warga Pangandaran, sahabat saya dari kecil, Bapak Ai Dudi Krisnadi. Sekali lagi terima kasih kepada Tim HaloPuan. Kegiatan ini luar biasa,” katanya.
Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam gerakan melawan stunting ini. Dia menekankan bahwa stunting adalah masalah yang harus ditangani bersama, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat secara luas.
“Stunting adalah masalah besar yang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognisi dan mental anak-anak kita. Jika kita tidak segera bertindak, dalam 20 tahun ke depan, generasi emas yang seharusnya menjadi aset berharga bangsa kita akan terancam tertinggal dari bangsa lain. Oleh karena itu, ini adalah masalah yang harus kita tangani bersama-sama, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat secara luas. Oleh karena itu, kami telah berkeliling ke 30 titik lokasi di 21 kabupaten dan kota di Jawa Barat dan telah bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, seperti PDI Perjuangan, KNPI, Muslimat NU, LKNU, Aisyiyah, dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,” kata Poppy.
Pada akhir acara, HaloPuan membagikan paket makanan tambahan kepada seluruh peserta kegiatan, termasuk 400 gram bubuk daun kelor, dan juga menitipkan 5 bibit kelor untuk ditanam di rumah-rumah warga, lahan posyandu, dan kantor desa. Poppy Astari berharap bahwa masyarakat Sidamulih akan bekerja sama untuk membudidayakan kelor dan memanfaatkan kekayaan nutrisi tanaman ini.
Sejatinya, HaloPuan memang membawa gagasan pemanfaatan daun kelor, tanaman yang melimpah di Indonesia, sebagai alternatif asupan super. Daun kelor sudah dikenal kaya akan nutrisi. Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) merekomendasikan daun kelor untuk dikonsumsi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Daun ini mengandung mikronutrisi yang melimpah, termasuk vitamin, mineral, dan serat. Misalnya, daun kelor mengandung 7 kali vitamin C dari jeruk, 4 kali vitamin A dari wortel, 4 kali kalsium dari susu sapi, dan 3 kali potasium dari pisang. Karena kelompok yang paling rentan kekurangan mikronutrisi adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah 5 tahun, maka daun kelor dapat menjadi sumber makanan tambahan yang penting./ JOURNEY OF INDONESIA