Selama dua tahun pandemi Covid menguasai dunia telah banyak merusak keadaan perekonominandunia, termasuk Indonesia. Namun kedatangan tahun baru 2022, diharapkan bisa membuat ekonomi bisa terus bertumbuh. Program kerja yang diusung Kemenparekraf, ditambah munculnya gerakan #akuberdaya yang diinisiasi Nina Septiana memperlihatkan adanya titik cerah dan munculnya momentum kebangkitan UMKM Indonesia.
Dalam sambutannya pada gelar Evapora Talk Series 35 yang mengangkat tema Kebangkitan UMKM Indonesia, Nina Septiana menyebut gerakan #akuberdaya berhasil mengajak Menteri Kemenparekraf, Sandiaga Uno hadir berbagi informasi untuk memberi motivasi dan sama-sama bangkit kembali, melalui berbagai platform pembelajaran yang sudah difasilitasi Evapora Talk bekerja sama dengan gerakan #akuberdaya
Nina menyebut, sejak gerakan #akuberdaya dirilis di Jakarta, pada Oktober 2021, ada mimpi besar yang ingin ditujunya, yakni, “Ingin melejitkan keberdayaan perempuan Indonesia dan juga UMKM Indonesia!”. Nina mengaku tidak tanggung-tanggung dalam memasang target pemberdayaan tersebut, yakni ada satu juta UMKM Indonesia yang bisa diberdayakan selama satu tahun ke depan.
“Pada akhirnya gerakan ini bisa memperbaiki kondisi bangsa dan negara. Doakan agar gerakan #akuberdaya bisa terus menjadi bagian yang bisa terus melejitkan keberdayaan UMKM Indonesia.”
Pada sessi utama hadir DR. Indrawan Nugroho yang mengakui setelah dua tahun dalam situasi Covid yang melemahkan perekonomian, pada akhirnya harus mulai menemukan, celah untuk melompat. “Yang sebelumnya mungkin masih ragu-ragu, banyak batasan, namun di awal 2022 ini, kita harus yakin menjalani bisnis. Allah SWT sudah mulai membuka pintu-pintu rezeki yang dulu mungkin sempat tertutup,” ungkap Indrawan.
Walaupun, masih ada ancaman Omnicron, namun Indrawan menyebut secara infrastruktur, market, pasar sudah terbuka, peluang-peluang sudah digelar, dan yang terpenting tetap harus dijaga prokesnya. Pandemi belum tuntas benar. Tapi mudah-mudahan banyak, kesempatan yang sudah terbuka, walaupun belum lebar banget!” ungkap Indrawan.
Indrawan menyebut, saat ini yang diperlukan adalah mau dengan cepat menangkap peluang secara tepat. Tentu saja bukan kecepatan yang sporadis, tetapi cepat yang tepat sasaran. Karena kalau serabutan menangkap peluang, tetapi kita tidak mampu men-deliver, akhirnya bisa buntungdibanding untungnya.
Speed is a key, tetapi sekali lagi, harus tepat sasaran. “Ibarat burung elang yang terbang dengan cepat di udara, dan bisa menangkap ikan di laut! Maka di tahun baru ini jadilah Elang yang siap menukik tajam, mengambil setiap peluang.”
Indrawan juga mengingatkan, sejak awal pademi, ia mengkampanyekan semangat ofensif bukan semangat defensif. “Tahun lalu di event Evapora, saya meneriakkan kata itu berulang-ulang seperti kaset rusak. Karena the best defence is offence. Karena dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Kalau bicara bisnis pasti seperti itu.” Meskipun ofensif, Indra menyarankan agar tidak bergerak tanpa arah, dan statregi harus jelas.
Namun di luar itu, dirinta menyadari masih banyak UMKM yang merasa takut untuk membuat loncatan, mungkin karena punya pengalaman buruk dalam dua tahun terakhir dimana banyak yang menemui kegagalan, menghentikan cabang, mengurangi pegawai, bahkan terpaksa menutup usaha. Dan ini membuat trauma untuk membuat gebrakan.
Indrawan mengingatkan syarat utama seorang entrepreneur, sejatinya adalah harus memiliki optimisme yang kuat. “Jika tidak punya itu, lebih baik jadi pegawai dan bekerja di instansi. Dan hidup secara aman! Sementara enterprenuer akan selalu menghadapi tantangan yang terus menerus!”
Lebih lanjut ia menyebut, menjadi pengusaha harus punya semangat seperti kecoa.“Berkali-kali diinjak, tetap bisa lari dan hidup. Jadi semangat enterprenuer itu harus mirip kecoa!”
Indrawan dengan secara memikat juga memaparkan hasil riset tentang UMKM di industri kreatif yang membawanya berhasil meraih gelar Doktor di bidang Startegic Management. Ingin kepoin paparannya? Bisa disimak via YouTube https://youtu.be/t8tRL0kylhE dan ada paparan Menparekraf Sandiaga Uno juga di sini./ JOURNEY OF INDONESIA