JAKARTA – Mengambil tempat di The Simprug, Jakarta Selatan, Lions Club Jakarta Centennial Monas Kalea menyelenggarakan Kalea Charity Bazaar 2023 yang diselenggarakan dari dari tanggal 9 hingga 11 Desember 2023.
Acara yang dimotori oleh Ai Syarief yang juga seorang Fashion Designer & President of Lions Club Jakarta Centennial Monas Kalea menghadirkan Karya Bag, Aksesori, dan karya beberapa Fashion Designer seperti Ariy Arka, Batik Chic, Adrie Basuki, Marini Zumarnis, dan karya Ai Syarif sendiri.
Dalam acara jumpa pers yang diadakan pada hari Minggu (10/12), Ai Syarif dengan sengaja memberikan sorotan terhadap brand GasComp yang tengah memperkenalkan produk terbaru mereka, yaitu Superlock. Ini adalah sebuah regulator gas dengan teknologi terkini, dan HANDEP, yang menghadirkan kerajinan anyaman rotan berupa tas khas Kalimantan Tengah.
Yasuki, selaku pemilik GasComp, menekankan bahwa perusahaan mereka menawarkan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. Yasuki menyenyebutkan merek andalan mereka yakni “Superlock” yang menyediakan produk premium dan kelas atas. “Kami berkomitmen untuk menghasilkan produk sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), memenuhi standar keamanan dan kualitas tertinggi,” ungkap Yasuki.
Produk terbaru GasComp, SuperLock, menghadirkan inovasi terbaru dalam keamanan rumah dari potensi kebocoran gas, suatu aspek yang sering diabaikan namun krusial. SuperLock tidak hanya sekadar mendeteksi gas biasa. Ini adalah perangkat cerdas yang dilengkapi dengan inovasi canggih untuk mendeteksi sekecil mungkin potensi kebocoran gas di sekitar rumah.
Dengan teknologi canggih yang dioptimalkan untuk keamanan rumah tangga, GasComp SuperLock memberikan peringatan pemasangan secara instan, memudahkan proses tanpa repot, dan memastikan keamanan rumah dengan desain yang menyatu dengan keindahan rumah pengguna tanpa memerlukan keahlian khusus.
Selanjutnya, di tengah maraknya bisnis sosial yang berfokus pada keberlanjutan dan etika, hadir brand HANDEP yang menempatkan diri sebagai pionir yang menawarkan produk rotan sebagai sebuah karya dan produk yang fungsional. Tak hanya itu, istilah sustainable dan ethical menjadi kata kunci yang bisa mendefinisikan produk ini.
Keunikan brand ini terletak pada karya-karya para perempuan artisan Dayak dari Kalimantan Tengah, yang tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan desain kontemporer, tetapi juga menjaga kelestarian budaya dan lingkungan.
Brand HANDEP sendiri dihadirkan melalui Kalea Charity Bazaar 2023 sebagai langkah memperkenalkan produk artisanal ini kepada masyarakat luas. Terfokus pada anyaman rotan premium, brand ini berupaya menarik perhatian dengan menonjolkan keahlian artisanal, nilai budaya menawan, dan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan.
Secara rinci Aini Abdul, selaku Co-founder & Chief Community Officer of HANDEP mengungkapkan bahwa anyaman rotan Dayak adalah warisan kehidupan yang penting bagi mereka. Hadirnya HANDEP sebagai perusahaan sosial terkemuka dan merek berkelanjutan di Indonesia yang bekerja sama dengan pengrajin dan petani kecil pribumi ini dimaksudkan untuk menciptakan alternatif ekonomi desa melalui kerajinan premium yang berkelanjutan.
“Inisiatif kami lahir sebagai tanggapan terhadap globalisasi yang cepat dan perkembangan eksponensial industri ekstraktif di produk berbasis, dan hilangnya praktik tradisional,” sebut Aini.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketersediaan bahan baku rotan yang semakin menipis di Kalimantan. Faktanya, masyarakat adat sangat bergantung pada sumber daya hutan dan mayoritas mencari nafkah dari menjadi petani kecil dan pengrajin.
Berbagai masalah ini telah menyebabkan kemiskinan struktural diantara masyarakat Adat Dayak, yang juga menjadi narasi bersama bagi masyarakat Adat lainnya di seluruh Indonesia dan di seluruh dunia.
Dalam menanggapi hal ini, HANDEP tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan perajin dan petani di Kalimantan Tengah untuk menjaga keberlanjutan produksinya.
Aini menekankan, “Tak bisa dipungkiri bahwa lahan dan bahan baku rotan sendiri mulai berkurang, apalagi kualitas rotan yang kami pergunakan haruslah bahan terbaik. Ini menjadi tantangan terbesar kami. Untuk hal ini, kami bekerja sama dengan para pengrajinnya langsung”.
Selain menjaga keberlanjutan produksi, HANDEP telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 200 pengrajin dari wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bali, dan Banten. Kolaborasi dengan desainer terkenal seperti Alvin Tjitrowirjo, yang mengusung budaya Indonesia melalui koleksi ‘Ndare’, dan brand tas asal Singapura, Lingwu, menandai langkah strategis dalam mengupayakan perubahan positif melalui kreativitas dan eksplorasi rotan.
Kolaborasi yang menurut Aini, sebagai rangkaian upayanya dalam mendukung anak-anak perempuan Dayak dalam menggapai mimpi mereka menempuh pendidikan yang lebih tinggi, melalui pemberian beasiswa dari hasil penjualan. “Beberapa tahun pertama target pasar kita kebanyakan negara Eropa. Dan belakangan dua tahun ini kita juga telah ekspor ke Jepang, “ pungkasnya.
Menurut Aini, kolaborasi bukan hanya sebatas peluncuran produk. Lebih dari itu, kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya HANDEP dalam mendukung anak-anak perempuan Dayak untuk mewujudkan impian mereka dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Pemberian beasiswa dari hasil penjualan produk menjadi salah satu wujud nyata komitmen HANDEP dalam memberikan dampak positif pada masyarakat lokal.
Dengan demikian, HANDEP tidak hanya menjadi brand yang menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi juga menjembatani keberlanjutan tradisi anyaman rotan Dayak dan memberikan kontribusi positif pada pengembangan pendidikan anak-anak perempuan Dayak. Dalam setiap produknya, HANDEP membawa harapan akan masa depan yang berkelanjutan dan adil bagi komunitas artisanal tersebut./ JOURNEY OF INDONESIA