KUDUS – Komitmen terhadap pelestarian lingkungan terus diperkuat oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui berbagai inisiatif berkelanjutan.
Sejak 2018, BLDF telah mengoperasikan Pusat Pengolahan Organik (PPO) di Kudus, Jawa Tengah, sebagai langkah konkret dalam mengelola sampah organik menjadi pupuk berkualitas. Fasilitas ini menerima limbah dari 370 mitra yang mencakup rumah makan, pasar tradisional, masyarakat desa, hotel, dan sektor korporasi, dengan tujuan mengurangi timbulan sampah yang berakhir di TPA.
Melanjutkan upaya tersebut, BLDF menghadirkan gerakan inovatif berbasis digital bernama Kudus ASIK (Apik Resik) pada 2022. Inisiatif ini mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap pemilahan dan pengelolaan sampah, sekaligus menjadi bagian dari perencanaan aksi daerah yang didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH).
Dalam sambutannya Director – Communications Djarum Foundation selaku Mutiara Diah Asmara menyampaikan bahwa gerakan digital Kudus ASIK diharapkan menjadi pemantik bagi masyarakat, terutama anak muda, untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Kami mengajak seluruh elemen masyarakat agar memilah sampah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Revlisianto Subekti, mengapresiasi gerakan ini sebagai langkah strategis menuju lingkungan yang lebih sehat dan lestari. “Pengelolaan sampah yang optimal merupakan prioritas kami. Kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan agar program ini terus berkembang dan memberi manfaat luas bagi masyarakat,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dukungan terhadap Kudus ASIK juga datang dari Isman Ridhwansah, yang dikenal sebagai seorang influencer yang turut mempopulerkan gerakan ini. Menurutnya, kesadaran masyarakat Kudus terhadap pentingnya memilah sampah semakin meningkat. “Konten edukatif yang menarik di media sosial menjadi kunci agar pesan tentang pengelolaan sampah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,” ujarnya.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025, BLDF mengadakan diskusi bertajuk “Kudus ASIK Menuju Kudus Ciamik”. Acara ini menampilkan pemaparan dari Redi J. Prasetyo, Deputy Program Manager BLDF, yang menyoroti kontribusi mitra dalam mendukung program pemilahan sampah. “Kami berharap semakin banyak mitra yang terlibat sehingga pengelolaan sampah organik di Kudus semakin optimal,” ungkap Redi.
Selain diskusi, acara ini juga menghadirkan lokakarya bagi para mitra bank sampah, dengan fasilitasi dari Ikbal Alexander, pendiri Kertabumi Recycling Center. Lokakarya ini bertujuan meningkatkan kapasitas mitra dalam menciptakan solusi inovatif serta menghasilkan produk kreatif bernilai dari limbah daur ulang.
Melalui berbagai inisiatifnya, BLDF terus menunjukkan dedikasi dalam membangun budaya peduli lingkungan di Kudus. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Kudus ASIK menjadi simbol perubahan yang mendorong kebersihan dan keberlanjutan bagi masa depan kota ini./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk