JAKARTA – Peta pariwisata dunia tampak mulai bergeser. Dalam gelaran TTC Travel Mart International ke-42 di Redtop Hotel, Pecenongan, Jakarta, Senin (6/10/2025), dominasi biro perjalanan asal China begitu mencolok, sementara Belanda tampil sebagai pemain baru yang datang dengan strategi matang dan pendekatan bersahabat. Acara yang digelar dua kali setahun ini kembali menjadi barometer dinamika pasar wisata Asia dan Eropa.
Project Manager TTC Travel Mart International, Kidung Pascalis, menjelaskan bahwa tahun ini penyelenggaraan berlangsung pada Februari di Jakarta dan Surabaya, serta Oktober di Jakarta dan Medan. “Secara jumlah peserta tidak banyak berubah dibanding tahun lalu. Total sellers mencapai 118 dengan 107 meja transaksi, sementara buyers sekitar 800 peserta,” ujarnya.
Meski jumlah peserta dari Indonesia menurun akibat kebijakan efisiensi anggaran, semangat di arena bursa tetap terasa tinggi. Beberapa kota yang rutin berpartisipasi kali ini absen, tetapi tak mengurangi intensitas pertemuan bisnis. Justru, kehadiran pelaku baru dari luar negeri memberi warna berbeda. “Pelaku pasar tradisional dari Asia sedikit bergeser. China kini sangat mendominasi, disusul Vietnam, Jepang, dan Korea. Sejumlah provinsi dari China datang langsung menggarap pasar Indonesia,” lanjut Kidung.
Dari kawasan Eropa, geliat baru juga terasa. Selain kehadiran peserta lama, kini muncul delapan sellers baru dari biro perjalanan berskala menengah dan kecil. Angka itu naik signifikan dibanding empat peserta baru pada penyelenggaraan Februari lalu.
Perubahan jadwal penyelenggaraan ke bulan Oktober, yang menyesuaikan kalender ITB Asia di Singapura, juga terbukti efektif. “Banyak peserta ITB Asia lebih dulu mengikuti TTC Travel Mart sebelum melanjutkan ke Singapura. Strategi ini berhasil meningkatkan partisipasi internasional,” kata Kidung.

Di tengah keramaian transaksi, sosok dari Eropa Barat menarik perhatian. Iwan Kips, General Manager Wens Europe asal Belanda, menilai keikutsertaannya di TTC Travel Mart sebagai langkah strategis memperluas pasar di Asia Tenggara. “Indonesia adalah pasar potensial untuk segmen incentive, leisure, dan corporate travel. Sejak pagi kami telah bertemu lebih dari seratus agen perjalanan yang tertarik bekerja sama,” ujarnya.
Belanda datang bukan hanya dengan produk wisata, tapi juga pendekatan emosional. Wens Europe memanfaatkan kedekatan historis dan budaya dengan Indonesia untuk membangun kepercayaan. “Kami memahami budaya Indonesia dan terbiasa menangani wisatawan Asia, termasuk menyediakan makanan halal dan menu khas Indonesia di Eropa,” jelas Iwan.
Pendekatan ini membuat Belanda tak hanya hadir sebagai player baru, tapi juga mitra yang adaptif terhadap pasar Asia. Sementara itu, Cecilia Liswardi dari Indoreisen Europe menegaskan bahwa Indonesia masih menjadi pasar paling loyal untuk destinasi Eropa Barat. “Belanda, Belgia, Prancis, Swiss, dan Italia tetap jadi favorit wisatawan Indonesia,” katanya.
Meski demikian, ia mencatat penurunan sekitar 50 persen dari jumlah grup perjalanan tahun ini. “Biasanya kami melayani hingga 30 grup per tahun, masing-masing membawa sekitar 25 wisatawan. Tahun ini menurun karena efisiensi anggaran dan daya beli yang melemah,” tuturnya. Namun, optimisme tetap mengemuka. Cecilia melihat pola wisatawan Indonesia kini bergeser menuju perjalanan keluarga dan grup kecil bertema khusus. “Minat terhadap Eropa tetap tinggi, hanya formatnya yang berubah. Kami yakin pasar akan pulih,” ujarnya penuh keyakinan.
Usai sukses di Jakarta, rangkaian TTC Travel Mart International 2025 akan berlanjut ke Aryaduta Hotel Medan, Sumatera Utara, pada Rabu (8/10/2025). Sebanyak 71 sellers dan 150 buyers telah terdaftar di kota ini. Medan dipilih karena dianggap sebagai salah satu simpul pertumbuhan pariwisata dan bisnis paling potensial di kawasan barat Indonesia.
Di tengah kompetisi global, TTC Travel Mart tak lagi sekadar ajang transaksi wisata, melainkan ruang diplomasi industri pariwisata yang mempertemukan visi, strategi, dan semangat kolaborasi lintas negara. Dari dominasi China hingga langkah strategis Belanda, pertemuan di Jakarta tahun ini menandai babak baru dalam arah pergerakan wisata dunia./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk