JAKARTA – Hari kedua penyelenggaraan World of Coffee Jakarta 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, kembali dipenuhi lautan pengunjung. Dari pecinta kopi, pelaku industri, hingga tokoh penting pemerintah turut meramaikan perhelatan internasional ini yang untuk pertama kalinya hadir di Indonesia. Antusiasme tinggi pun tercurah pada salah satu program unggulan: Producer Village.
Program ini menghadirkan suasana unik di mana para petani kopi lokal dari Aceh hingga Papua dapat langsung berinteraksi dengan pembeli global, barista, roaster, dan retailer. Interaksi ini menciptakan peluang nyata bagi para petani untuk menembus pasar ekspor dan meningkatkan nilai ekonomi kopi Indonesia.
Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Faisol Riza, menyampaikan optimismenya setelah berkeliling di area pameran. Menurutnya, World of Coffee Jakarta 2025 merupakan panggung strategis bagi industri kopi nasional untuk naik kelas dan menembus pasar dunia. “Saya melihat sendiri kualitas kopi Indonesia yang luar biasa. Lewat ajang ini, saya berharap kopi Nusantara bisa merambah pasar baru dan mendominasi perdagangan kopi global,” ujar Faisol saat mengunjungi acara pada Jumat (16/5).
Kemeriahan tidak hanya datang dari stan pameran, tetapi juga dari berbagai kompetisi dan sesi edukatif yang digelar secara paralel. Salah satunya adalah ajang bergengsi World Brewers Cup (WBrC), yang menyoroti keahlian dalam menyeduh kopi manual. Pada hari kedua ini, diumumkan bahwa barista Indonesia, Bayu Prawiro, berhasil masuk ke dalam daftar finalis bersama delapan pesaing dari berbagai negara.
Program lain yang menyita perhatian adalah Cupping Room, tempat pengunjung dapat mencicipi berbagai varietas dan hasil panen kopi terbaru dari brand terkemuka seperti Starbucks, Aquamarine, dan Cloud Catcher. Tak hanya itu, sesi SCA Lecture Series juga diisi oleh pakar industri kopi dunia yang membagikan wawasan soal inovasi, teknologi, hingga keberlanjutan pertanian kopi.

Salah satu sesi menarik dibawakan oleh Dini Astika, peneliti dari ICCRI, yang menyoroti pentingnya pendekatan berbasis data dalam memperkuat ketahanan industri kopi Indonesia. Ada pula sesi bersama Roberto Alonso Vega Alfaro dari Starbucks Global yang menekankan komitmen jangka panjang perusahaan dalam menjamin masa depan kopi yang berkelanjutan bagi petani hingga konsumen akhir.
Sementara itu, Karya Elly, Wakil Ketua Umum Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), menilai lonjakan pengunjung yang luar biasa sebagai bukti bahwa tren konsumsi kopi lokal tengah meningkat. Menurutnya, program seperti Producer Village menjadi angin segar bagi petani karena bisa langsung bertemu dengan pembeli internasional.
“Kopi Indonesia dari Sabang sampai Merauke bisa ditemukan di sini. Momen ini adalah peluang nyata agar para petani kita makin dikenal dan produknya makin dihargai,” ungkap Karya Elly.
Tak kalah menarik adalah area Roaster Village, tempat berkumpulnya para roaster ternama seperti Mame Roastery, Hacienda La Esmeralda, Tanamera Coffee, hingga Flava Coffee. Mereka hadir tidak hanya memamerkan produk unggulan, tetapi juga membuka peluang kemitraan bisnis dengan pengunjung dan distributor dari berbagai negara.
World of Coffee Jakarta 2025 masih akan berlangsung hingga Sabtu, 17 Mei 2025. Pengumuman pemenang World Brewers Cup akan digelar pada pukul 16.00 WIB di Plenary Hall. Pengunjung juga masih bisa menikmati sesi cupping, edukasi, dan eksplorasi berbagai merek kopi spesialti terbaik dunia.
Bagi masyarakat yang ingin hadir, tiket harian masih bisa dibeli langsung di lokasi seharga Rp250.000 atau USD15. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs resmi asia.worldofcoffee.org atau akun Instagram @worldofcoffeeasia./ JOURNEY OF INDONESIA | Nuhaa