JAKARTA – Setelah kurang lebih dua minggu berpetualang di IM3 Collabonation To The World melewati festival SXSW di Austin, Texas, Amerika Serikat hingga Babel Music XP di Marseille, Perancis, akhirnya Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom kembali ke tanah air dengan segudang kisah yang siap untuk diceritakan lebih lanjut.
Keberangkatan mereka ke Amerika dan Perancis tersebut adalah seputar kolaborasi dan semangat yang mengiringi di tiap langkahnya, selaras dengan apa yang digaungkan IM3 Collabonation To the World, di mana kolaborasi dapat memberikan nilai lebih bagi para pelaku industri kreatif tanah air termasuk musisi dalam mengembangkan potensinya untuk berkarya hingga kancah internasional.
Perjalanan dimulai dari Tiger Den, titik pertama yang dijajal tepat sebelum panggung utama di SXSW. Bertempat di Cheer Up Charlie’s, showcase tersebut mengedepankan para penampil yang keseluruhannya berasal dari Asia.
Di titik ini, ketiga musisi sempat melakukan agenda promosi berupa membagi-bagikan flyer kepada pengunjung tepat sebelum mereka mentas. Sebuah hal konservatif yang rasanya sudah jarang dilakukan di tanah air. Berkat kegiatan tersebut, Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom bisa berkenalan dengan sesama rapper dari Ukraina hingga Korea serta pelaku industri kreatif lintas negara lainnya seperti booking agent dan media.
Sementara untuk titik kedua di Higher Ground, panggung Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom dihampiri oleh rombongan ibu-ibu komunitas Indonesia dari Rumah Budaya Indonesia di Austin yang memberikan dukungannya. Disampaikan oleh Yacko, bahwa mereka bahkan turut memenuhi baris depan dari panggung.
Bagi Tuan Tigabelas, perjalanan di SXSW memberikan beberapa pelajaran penting, mulai dari teknis hingga membawa diri sebagai musisi dari Indonesia tanpa harus berpura-pura untuk menjadi orang lain. “Gue lumayan deg-degan karena musik yang gue dan Yacko bawa adalah hiphop kan ya, yang mana ini ibaratnya gue umroh nih ke tanah kelahirannya. Jadi di situ ada beban mental, gue bawain satu culture yang sebenarnya itu culture mereka, gue bawain dengan apa yang gue punya, itu lumayan deg-degan sih. Tapi ternyata responnya luar biasa positif”, tutur Tuan Tigabelas.
Sebelum akhirnya berpindah ke Perancis, Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom berkesempatan untuk mampir ke Amsterdam, Belanda. Di kota tersebut, mereka menjajal sebuah panggung intimate di Platypus Record Shop. Beberapa cerita juga menghampiri ketiganya di sana, mulai dari bertemunya DJ Domdom dengan piringan hitam dari Yanti Bersaudara hingga kedatangan produser-produser lokal di sela-sela penampilan mereka dan kemungkinan kolaborasi di masa mendatang.
Di antara perjalanan dari Amsterdam menuju Marseille, mereka sempat mengambil beberapa footage untuk keperluan video musik dari lagu “High” dan juga melihat langsung (atau bisa dibilang, terjebak) suasana demonstrasi yang terjadi di Perancis.
Babel Music XP menjadi titik terakhir dari perjalanan Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom. Di festival ini, Yacko tidak hanya menjajal panggung musik saja. Ia turut mengisi sesi seminar bertajuk Different Viewpoints: Equal Access for All Genres in the Music Industry bersama perempuan-perempuan pelaku industri lainnya seperti Alexandra Archetti Stolen (Oslo World), Maud Gari (Le LABA), dan Germaine Kobo (Arts & Musiks du Monde) serta disusul oleh beberapa sesi interview dengan media-media setempat.
Mengingat bahwa kehadiran Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom di Babel Music XP bertepatan dengan datangnya bulan suci Ramadhan, ketiganya sempat merasakan kerinduan akan keluarga mereka serta suasana sahur dan berbuka puasa di Indonesia. Dalam sebuah sesi interview di Babel Music XP, mereka melakukannya berdekatan dengan saat berbuka puasa. Cukup kesusahan mencari takjil, dengan sigap panitia Babel Music XP membantu mencarikan kue kecil untuk berbuka.
Menuju panggung utama di Babel Music XP, ketiganya didapuk sebagai penampil penutup pukul 00.45 waktu setempat. Sempat ada kekhawatiran di antara mereka apakah akan disaksikan oleh penonton atau tidak, namun nyatanya segala kekhawatiran tersebut hilang seketika saat lagu pertama mulai mereka bawakan. Secara berangsur, penonton memadati depan panggung dan tetap di sana hingga akhir set mereka. Terhitung, empat ratus lebih penonton hadir di sana.
“Kita sudah sejauh ini sampai sini. Apapun yang terjadi, pasang badan. Mau enggak ada yang nonton pun gue bakal maksimal. Itu yang selalu kita obrolin tiap mau berdoa. Jadi pas kita lagu pertama, hanya setengah area terisi namun tiba-tiba pertengahan lagu pertama, orang-orang mulai masuk. Mulai merapat ke depan, terus mulai lompat-lompat. Itu ngasih dopamine buat kami bertiga”, terang Tuan Tigabelas.
Setelah perjalanan ini, Yacko dan Tuan Tigabelas bersama DJ Domdom berharap bahwa apa yang mereka dapat di sana bisa dibagikan kepada musisi-musisi tanah air. Tak hanya itu, karena harapannya ini juga bisa menjadi pintu pembuka untuk musisi-musisi hiphop Indonesia menyusul langkah mereka./ JOURNEY OF INDONESIA