TANGERANG — Produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast, memperkuat komitmennya terhadap transisi energi bersih di Indonesia dengan menggelar VIN TALKS di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Mengusung tema “Investing in Impact – Catalyzing Indonesia’s Green Economy Through Policy & Private Sector Collaboration,” diskusi strategis ini menjadi panggung penting bagi kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam membangun masa depan mobilitas hijau di Tanah Air.
Dalam forum tersebut, hadir tokoh pendidikan dan mantan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, bersama CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto. Mereka membedah tantangan dan peluang dalam mempercepat laju kendaraan listrik dan menciptakan ekosistem ekonomi hijau yang tangguh.
“Indonesia sedang berada di titik balik yang unik. Bonus demografi yang kita miliki hanya akan berdampak positif jika kita prioritaskan pendidikan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika),” ujar Gita Wirjawan. Ia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi hijau hanya mungkin terjadi jika ada kolaborasi nyata antara pemerintah, pelaku industri, dan dunia pendidikan.
VinFast, yang sebelumnya telah memasuki pasar Amerika Serikat, Eropa, dan India, kini memilih Indonesia sebagai pasar strategis berikutnya. “Tahun ini kami melihat lonjakan minat terhadap kendaraan listrik di Indonesia. Ini adalah sinyal kuat bahwa adopsi EV mulai membaik,” kata Kariyanto Hardjosoemarto.
Ia mengungkapkan, VinFast akan membangun pabrik perakitan kendaraan listrik di Subang, Jawa Barat, dengan nilai investasi sebesar USD 200 juta. Fasilitas ini akan memproduksi 50.000 unit per tahun pada tahap awal dan membuka 1.000 lapangan kerja langsung, belum termasuk jaringan pemasok lokal.
Lebih jauh, VinFast mengembangkan ekosistem kendaraan listrik secara komprehensif. Melalui kerja sama dengan mitra strategis seperti V-Green, Chargecore, Amarta Group, CVS, hingga ChargePoint, mereka menargetkan pembangunan 63.000 titik pengisian daya hingga akhir 2025. Nilai investasi untuk pengembangan infrastruktur ini diperkirakan mencapai USD 300 juta.

“VinFast tidak sekadar menjual mobil listrik. Kami membangun electric nation — sebuah ekosistem terintegrasi dari manufaktur hingga layanan,” tutur Kariyanto. Ia menambahkan, perusahaan juga siap hadir di 41 kota dan 19 provinsi hingga 2026 untuk memperluas jangkauan layanan dan purna jualnya.
Investasi ini sejalan dengan ambisi pemerintah yang menargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 12 juta sepeda motor listrik pada 2030. Dukungan kebijakan nasional juga menjadi pendorong penting. Gita menyebut bahwa kepastian hukum dan ketersediaan tenaga kerja terampil akan menarik arus modal yang lebih besar ke sektor hijau. “Modal akan datang bila ada regulasi yang jelas dan SDM yang mumpuni. Setelah itu, transformasi hijau bisa terjadi dengan sendirinya,” ucapnya menekankan.
VinFast kini juga telah resmi menjadi anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), membuka jalan untuk memperkuat relasi dengan pelaku industri otomotif nasional serta mendekatkan diri dengan konsumen Indonesia.
Keikutsertaan dalam Gaikindo dan hadirnya VinFast di GIIAS 2025 menandai langkah strategis perusahaan dalam mendukung target pemerintah untuk dekarbonisasi dan pembangunan berkelanjutan. “VinFast hadir bukan hanya untuk berkompetisi, tetapi untuk menjadi katalis perubahan. Kami ingin membantu Indonesia menjadi pemimpin regional dalam industrialisasi hijau,” ujar Kariyanto menutup sesi diskusi./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk