JAKARTA — Di tengah gemerlap lampu panggung Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026, langkah-langkah anggun para model berpadu dengan irama musik yang tenang namun tegas. Di atas runway itu, karya Nina Nugroho tampil menutup rangkaian acara dengan nuansa yang jauh dari sekadar kemewahan. Ia menghadirkan sesuatu yang lebih dalam: sebuah perayaan tentang keseimbangan, kesadaran, dan kekuatan perempuan.
Koleksi bertajuk CALYARA “The Power of Grace” menjadi refleksi perjalanan batin perempuan modern, mereka yang memimpin dengan hati, berpikir dengan bening, dan bertindak dengan empati. “Ia menenangkan namun kuat; lembut namun kokoh. Ia menghadirkan keseimbangan antara logika dan rasa, antara ketegasan dan kasih, dan menjadi sumber harmoni di tengah dinamika kehidupan modern,” ujar Nina Septiana, CEO PT Nina Nugroho Internasional.
Elegansi yang menyatu dengan nilai CALYARA bukan sekadar koleksi busana, melainkan narasi visual tentang perempuan berdaya. Melalui delapan rancangan terbaru, Nina meramu harmoni antara bentuk dan makna. Ia memilih Kamen Songket Bali sebagai bahan utama, kain yang ditenun dengan teknik menyongket menggunakan benang emas dan perak, menghasilkan motif berkilau yang melambangkan kemuliaan dan ketekunan.

Motif patra punggel, patra mesir, ceplok bunga, hingga karang asti dipilih bukan semata karena keindahan, melainkan karena simbolisme di baliknya yakni keseimbangan, kesucian, dan harmoni hidup. Kain tradisional ini kemudian berpadu dengan satin bridal glossy, memberi efek lembut namun berkilau, menghidupkan semangat profesional elegan khas rancangan Nina Nugroho.
Dalam mode, warna sering kali berbicara lebih nyaring daripada kata. Untuk CALYARA, Nina mengangkat tiga warna utama yang menggambarkan perjalanan jiwa perempuan modern. Merah marun menghadirkan energi dan keberanian untuk bersuara; Biru Navy memberi kesejukan dan kebijaksanaan; sedangkan Hitam menegaskan wibawa dan kekuatan karakter. Perpaduan ketiganya menghadirkan busana yang tak hanya indah di mata, tapi juga menyentuh di makna — tegas tanpa kehilangan kelembutan, kuat tanpa kehilangan empati.
Nina memahami bahwa perempuan masa kini hidup di ruang yang dinamis: bekerja, berkarya, sekaligus mengurus kehidupan pribadi. Karena itu, setiap potongan dalam koleksi CALYARA “The Power of Grace” dirancang dengan keseimbangan antara fungsi dan estetika. Mulai dari shirt, culotte pants, dress, long outer, hingga cape, seluruhnya menampilkan silhouette A-line yang menjadi ciri khas brand. Detail piping memberikan garis tegas pada tiap busana, sementara double manset membuatnya wudhu friendly.
Struktur blazer yang kokoh berpadu dengan outer ringan menjadikan koleksi ini ideal bagi perempuan aktif — tampil elegan tanpa kehilangan kenyamanan. Busana ini bukan sekadar gaya, melainkan pernyataan: bahwa kekuatan perempuan tidak perlu berteriak; cukup hadir dengan keyakinan dan keanggunan.

Di balik kemewahan panggung, ada keheningan kerja yang penuh ketekunan di Bali. Di sanalah kain songket CALYARA ditenun, melalui tangan-tangan perempuan pengrajin yang mempertahankan tradisi leluhur dengan cinta. “Dalam hal ini, perempuan tidak hanya berdaya secara ekonomi, tetapi juga berbudaya dan memiliki kesadaran spiritual,” ungkap Nina.
Keterlibatan mereka menjadikan CALYARA bukan sekadar busana, tapi jembatan antara mode modern dan pelestarian budaya lokal. Sebuah sinergi yang menyatukan dua kekuatan perempuan: sang pencipta dan sang pengrajin.
Sebagai penutup JMFW 2026, CALYARA tampil bukan sekadar koleksi mode, melainkan pernyataan artistik tentang makna keanggunan. Nina Nugroho menghadirkan pandangan baru: bahwa kekuatan sejati perempuan lahir dari keseimbangan antara keindahan dan kesadaran, antara kelembutan dan ketegasan.
Koleksi ini menjadi pesan yang senyap namun kuat, membuktikan bahwa grace bukan sekadar sikap lembut, melainkan kekuatan spiritual yang mampu menuntun, menginspirasi, dan menumbuhkan harmoni di dunia yang serba cepat./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk
.
















