JAKARTA – Dalam gemerlap panggung IN2MOTION FEST 2025 bertajuk One Vision One Movement, nama Nina Nugroho kembali mencuri perhatian lewat koleksi terbaru SILFIRA “Silent Fire”. Bagi brand yang sudah dikenal sebagai merek busana muslim untuk para profesional, ini bukan sekedar penampilan, melainkan pernyataan estetik dan filosofi keberdayaan perempuan Indonesia.
Di balik keheningan yang terlihat, koleksi ini menyuarakan sebuah ide: bahwa kekuatan perempuan tak melulu mesti diproklamasikan dengan suara lantang. Nina Septiana, CEO Nina Nugroho Internasional, menegaskan; “Dalam diam, dalam keseharian, ia akan senantiasa bersinar, menyalakan energi, berkarya dan tetap berdaya.”
Kontras dengan tren fesyen yang seringkali menyuarakan ekses, SILFIRA “Silent Fire” meneguhkan bahwa keanggunan yang tenang pun bisa menyisakan resonansi mendalam. Koleksi ini menggunakan batik Yogyakarta motif Lung-lungan, pola klasik dengan sulur, daun, dan bunga menyatu dalam kesatuan visual. Filosofi sulur yang terus tumbuh dan menjalin ikatan diinterpretasikan sebagai gambaran energi perempuan yang tak pernah berhenti berkembang, menjadi pengikat harmoni di berbagai ruang kehidupannya.

Padu padan warna biru dan coklat memperkuat narasi: biru melambangkan ketenangan, kejernihan, kewibawaan; coklat mencerminkan akar, kestabilan, dan kedekatan dengan alam. Kehadiran bentuk A-line, piping tegas, double manset fungsional, serta potongan seperti long outer, cape, dan blazer, memperjelas identitas brand: busana kerja profesional yang elegan, berpadu dengan nilai kesopanan dan budaya nusantara.
Delapan rancangan eksklusif akan dipamerkan dalam Parade 8, IN2MOTION FEST 9 Oktober 2025 pukul 18.30 WIB di JIEXPO Convention Centre & Theater, Jakarta. Disitu, setiap helai kain tak hanya tampil estetis tapi juga berbicara: bahwa perempuan Indonesia bisa “berdaya dalam ketenangan, bersinar dalam kesederhanaan”.
Meski menghadapi tantangan industri fesyen yang cenderung mengedepankan glamor dan sorotan, SILFIRA muncul sebagai alternatif estetika yang lembut sekaligus tegas. Koleksi ini mengundang khalayak untuk menyoal kembali: apakah kemegahan selalu harus gaduh? Atau apakah diam pun bisa jadi cara elegan untuk menggaungkan kekuatan?

Melalui SILFIRA, Nina Nugroho menyodorkan perspektif baru, bahwa kekuatan tidak selalu butuh panggung, dan keberdayaan tidak selalu butuh sorak sorai. Ketika perempuan bergerak dalam diam, membangun, berkarya, menjalin harmoni—itu adalah sebuah karya nyata yang berbicara banyak.
Semoga koleksi ini tidak hanya memuaskan mata, melainkan juga membuka ruang refleksi tentang kekuatan dalam kesunyian — tentang bagaimana setiap perempuan dapat hadir dengan penuh makna, meski langkahnya tenang namun tetap meninggalkan jejak./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk