Masih ingat nggak saat terakhir kali mengeluarkan sepeda motor dan mengendarainya untuk beberapa jam? Mungkin banyak individu yang sudah jarang mengendarai motor kembali, seperti masa lalu dikarenakan banyak hal. Tapi yang pasti tidak dapat dilupakan adalah perasaan yang bebas saat mengendarai sepeda motor, hanya ada diri sendiri, sepeda motor dan perjalanan berliku.. freedom!!
Banyak hal yang kita bawa kembali dari setiap perjalanan. Persahabatan baru, kesegaran baru, semangat baru dan perasaan puas atau cerita untuk diceritakan kepada sesama pengendara – tentang pemandangan yang indah, perjalanan yang membutuhkan manuver, langit yang indah di malam hari, canda tawa bersama teman seperjalanan dan tujuan yang dicapai setelah berjam-jam berkendara ?
Nah, semua keadaan itu makin bisa diceritakan atau di eksplor lebih jauh lewat sisi fotografi. Satu kesamaan yang dimiliki oleh banyak fotografer adalah keinginan untuk mengabadikan kenangan dan objek melalui gambar. Mereka telah menguasai keterampilan dan memiliki gaya fotografi khas.
Berikut adalah beberapa tips dari tiga fotografer tanah air yang juga merupakan penggemar sepeda motor.
Gala Indiga
Menurut Gala, ada 2 tujuan fotografi yang perlu diketahui. Tujuan pertama adalah mengenai si subjek dan tujuan kedua adalah bercerita.
Tujuan 1 – Subjek:
Jika subjeknya adalah sepeda motor, maka yang dibutuhkan pada gambar tersebut adalah detailing yang dapat memperlihatkan bagian-bagian sepeda motor dengan lebih jelas. Kemudian ambil foto dengan angle close up, dari sisi kiri, kanan, atas, diagonal dan eye level.
Tujuan 2 – Bercerita:
Soal bercerita, yang perlu diambil adalah motor dengan suasana, bukan lagi detailing. Jadi, perlu adanya pengambilan gambar yang bercerita bagaimana mengenai kenyamanan sepeda motor yang digunakan dan di mana ketika digunakan, sehingga dapat memberikan pandangan yang holistik. Sebagai perbandingan, dalam sebuah gambar perlu ada 20% objek dan 80% pemandangan.
Untuk memotret, tidak perlu menunggu cuaca cerah, karena cuacanya apapun memiliki cerita dan visual tersendiri. Jadi, tidak perlu khawatir, lakukan saja!
Tips bagi yang baru mulai mencoba fotografi adalah penting untuk mempelajari anatomi subjek. Jika itu sepeda motor, maka perlu tahu angle terbaik. Untuk sepeda motor, setang harus lurus agar dimensinya tampak lebih panjang.
Juga sangat penting “memahami subjek” sebelum memotretnya. Jika ingin mengabadikan sepeda motor, cobalah mengenal sepeda motor itu terlebih dahulu, pahami sepeda motor dengan mengendarai dan menjelajahinya. Ketahui detail sepeda motornya dan rasakan saat berkendara di berbagai medan. Dengan melakukan ini, gambar akan dapat mencerminkan kreativitas. Gambar memang berbicara seribu kata!
Gala Indiga sendiri adalah seorang fotografer profesional yang aktif terlibat dalam fotografi industri ini juga memiliki passion di bidang fotografi outdoor, terutama saat mengendarai motor adventure miliknya, Royal Enfield Himalayan. Gala mulai menekuni fotografi ketika SMA dan kemudian menjadi fotografer untuk beberapa majalah terkenal di Indonesia selama 6 tahun, dengan fokus pada fotografi gaya hidup, fesyen dan arsitektur.
Setelah lama berkecimpung di bidang gaya hidup, Gala kemudian mulai melebarkan hobi fotografinya ke fotografi otomotif. “Awalnya hobi pada fotografi otomotif mulai saat touring dan camping, di mana saya suka membawa kamera saya untuk membuat konten yang menyenangkan. Perjalanan touring saya terbilang lambat karena saya suka berhenti untuk mengambil gambar yang menurut saya menarik dan menakjubkan. Selain itu, saya juga suka menerbangkan drone di tengah perjalanan, hanya untuk memotret pemandangan yang indah,” ujar Gala Indiga.
Menurut Gala, berpetualang naik sepeda motor sambil memotret selama perjalanan seperti membawa cinderamata konten visual. Selama pengalaman Gala riding ke hampir seluruh wilayah Indonesia, Gala menemukan lokasi-lokasi yang memiliki cerita khusus dari masing-masing daerah. Hal ini yang pada akhirnya membuat Gala membuat asosiasi sendiri bernama Motocamp.id, berisikan kumpulan cerita dan foto selama perjalanannya bersama teman-temannya.
Grady Kayzel
Tips fotografi menurut Grady adalah membutuhkan riset dan referensi yang banyak, serta banyak menonton video tutorial fotografi. Dengan banyak keterampilan yang digali, karakter setiap fotografer akan muncul dengan sendirinya. Itulah yang akan membedakan foto dari banyak fotografer di luar sana.
Untuk fotografi luar ruangan, kita perlu mengulik kameramu untuk menemukan speed dan ISO yang tepat untuk setiap situasi. Bahkan di malam hari dengan cahaya redup, jika terus bermain dengan speed dan ISO, kita dapat menghasilkan gambar yang bagus.
Selain itu, menurut Grady, tidak perlu menggunakan kamera yang mahal dan canggih, dengan kamera standar saja sudah cukup. Yang penting ada kemauan untuk terus mencari referensi, berbagi pengalaman dengan teman, belajar dan banyak bertanya yang akan menghasilkan karakter fotografi tersendiri yang tidak dimiliki orang lain.
Kemudian untuk perawatan kamera, jika kamu sering mengambil foto outdoor seperti riding, maka kamera harus sering diservis untuk membersihkannya dari debu selama perjalanan.
Nah, Grady Kayzel sendiri adalah seorang fotografer profesional yang sering bersepeda motor dengan Motorbaik. Grady memulai fotografi sejak SMA, sebuah keisengan yang menjadi pekerjaan tetapnya hingga sekarang. Dia mulai fotografi ketika menjadi fotografer untuk sebuah band selama 6 tahun sejak tahun 2010. Pada tahun 2016, teman kuliah Grady mengajaknya riding, di mana Grady pun mulai mengenal Motorbaik.
“Selama pengalaman saya dengan Motorbaik, saya menemukan banyak pengalaman yang tak terlupakan. Sebagai fotografer Motorbaik, saya pernah naik sepeda motor ke NTT ketika untuk pertama kalinya saya menangis saat memotret anak kecil di sana. Membuat saya berpikir, ketika kita bisa mengendarai sepeda motor yang bagus untuk sampai ke suatu tujuan, anak ini perlu berjalan kaki kurang lebih sejauh 30 km hanya untuk pergi ke sekolah setiap hari. Selain itu, selama sebagai fotografer saya ke daerah-daerah yang jarang terekspos, saya menemukan banyak cerita dan juga alam Indonesia yang luar biasa untuk diabadikan dengan foto,” ujar Grady.
Tidak hanya sebagai fotografer untuk Motorbaik, Grady juga sempat menekuni fotografi jalanan yang saat itu belum banyak dilakukan orang.
Prakoso Umam
Untuk menjadi seorang fotografer, kita harus fokus dan mengejar apa yang kamu suka. Jika menyukai fotografi outdoor, menurut Umam, berangkatlah sepagi mungkin agar mendapatkan pencahayaan terbaik, terutama jika ingin memotret pemandangan.
Kemudian menurut Prakoso Umam, saat mengambil foto carilah komposisi yang benar-benar bagus. Untuk fotografi outdoor saat berkendara, perlu menyatukan jalan, sepeda motor, dan latar belakang untuk membuat cerita yang bagus dari sebuah gambar. Untuk gear-nya sendiri tidak perlu kamera yang canggih dengan lensa yang mahal, kamera standar atau kamera smartphone saja sudah cukup, yang penting mengabadikan sebuah momentum.
Dikenal sebagai Umam, ia mulai terjun ke dunia fotografi sejak bangku SMA tahun 2009. Selama kuliah ia mempelajari bahasa fotografi yang akhirnya membuat Umam bekerja di sebuah studio foto selama 5 tahun dengan fokus pada fotografi pernikahan.
Sejak keluar dari studio foto tersebut, Umam sering diajak oleh komunitas sepeda motor untuk riding dan mengambil foto untuk mereka, selain itu ia juga sering mengambil foto motor custom di Garut.
“Kalau soal fotografi, saya suka eksplorasi. Mengunjungi tempat-tempat yang tidak banyak dikunjungi orang. Mulailah berkendara dari subuh untuk menemukan tempat terbaik untuk mengambil foto. Saya juga suka mengunjungi tempat-tempat yang teman-teman rujuk. Begitulah cara saya mendapatkan spot terbaik untuk foto saya,” kata Umam.
Karena hobinya mencari spot foto yang menakjubkan, Umam sudah menjelajahi hampir seluruh wilayah di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Flores, Lombok, NTT, Sumbawa dan masih banyak lagi./ JOURNEY OF INDONESIA