JAKARTA – Dunia kecantikan dan teknologi kini tidak lagi berjalan di jalur yang berbeda. Di tengah arus modernisasi, batasan antara perawatan diri, ekspresi seni, dan inovasi digital kian membaur. Fenomena inilah yang ditangkap oleh ZAP melalui langkah terbarunya yang tidak biasa. Bukan sekadar menawarkan perawatan estetika, klinik kecantikan ternama ini justru memilih jalur kreatif dengan menggandeng grup musik legendaris Project Pop serta dua kreator konten berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Kolaborasi lintas disiplin ini melahirkan sebuah kampanye bertajuk “Pede Maksimal”. Melalui lagu baru dengan judul yang sama, Project Pop membawa pesan mendalam tentang pentingnya penerimaan diri. Di tengah standar kecantikan yang sering kali terasa menyesakkan dan menuntut keseragaman, lagu ini hadir sebagai antitesis yang menyegarkan.
Kehadiran Project Pop sebagai grup musik lintas generasi memberikan nyawa pada pesan bahwa keberanian untuk tampil apa adanya adalah kunci utama dari daya tarik seseorang. Yosi Mokalu, salah satu personel Project Pop memberikan pandangannya mengenai esensi dari proyek ini. Menurutnya, pesan yang dibawa sangat relevan bagi siapa saja, terlepas dari usia atau latar belakang. “Lagu Pede Maksimal ini adalah pengingat bahwa percaya diri itu selalu relevan buat siapapun. Kami senang bisa berkolaborasi dengan ZAP karena visinya sejalan, bahwa setiap orang punya keunikan dan nggak perlu jadi orang lain untuk merasa pede,” ungkap Yosi Mokalu.
Namun, daya tarik utama dari kampanye ini terletak pada bagaimana teknologi AI digunakan untuk menerjemahkan rasa percaya diri tersebut ke dalam bentuk visual. ZAP melibatkan dua AI content creator kenamaan Indonesia, Brillian Fairiandi dan Dipa Utomo, untuk menciptakan dua versi video musik yang berbeda. Langkah ini merupakan sebuah eksperimen berani yang menempatkan teknologi bukan sebagai pengganti manusia, melainkan sebagai alat bantu untuk memperkuat narasi emosional.
Dua versi video musik tersebut menawarkan perspektif yang kontras namun saling melengkapi. Satu versi tampil dengan gaya yang lebih ekspresif dan penuh eksplorasi visual, sementara versi lainnya hadir dengan pendekatan yang lebih tenang, reflektif, bahkan menyentuh sisi absurditas yang unik. Melalui dua interpretasi ini, publik diajak untuk melihat bahwa rasa percaya diri tidak memiliki satu wajah yang baku. Setiap orang bebas menginterpretasikan kenyamanan diri mereka sendiri melalui medium yang mereka sukai.
Brillian Fairiandi melihat kolaborasi ini sebagai jembatan antara teknologi mutakhir dan nilai-nilai kemanusiaan. “Buat saya, AI adalah medium kreatif untuk menyampaikan pesan yang sangat humanis. Di proyek Pede Maksimal, saya ingin menunjukkan bagaimana teknologi bisa memperkuat cerita tentang percaya diri dan keunikan,” ujar Brillian Fairiandi. Senada dengan hal tersebut, Dipa Utomo juga menyoroti bagaimana AI mampu menangkap esensi emosi manusia yang kompleks. “Kolaborasi ini membuktikan bahwa teknologi dan kreativitas bisa berjalan beriringan. Tantangannya justru bagaimana AI bisa memvisualisasikan rasa yang emosional dan dekat dengan kehidupan nyata,” tambah Dipa Utomo.
Dari sisi korporasi, ZAP ingin memosisikan diri sebagai mitra bagi setiap individu dalam perjalanan mereka menemukan kepercayaan diri. Bagi mereka, kecantikan sejati tidak lahir dari transformasi ekstrem untuk menjadi orang lain, melainkan dari konsistensi dalam merawat apa yang sudah dimiliki. Visi inilah yang ingin ditekankan melalui setiap bait lagu dan setiap bingkai visual dalam kampanye ini.
Feriani Chung, selaku Chief Marketing Officer ZAP, menegaskan bahwa kampanye ini adalah perwujudan dari filosofi “merawat bukan mengubah”. Ia percaya bahwa rasa aman terhadap diri sendiri adalah pondasi utama kecantikan. “Lewat campaign Pede Maksimal, ZAP ingin menyampaikan bahwa percaya diri bukan tentang menyeragamkan standar, melainkan tentang rasa aman untuk menjadi diri sendiri. Kami percaya setiap orang punya versi cantiknya masing-masing, dan ZAP hadir untuk mendukung rasa percaya diri itu,” ujar Feriani Chung.
Sebagai pelengkap dari perjalanan membangun rasa percaya diri tersebut, ZAP menutup rangkaian tahun ini dengan menghadirkan program Pede Maksimal – Year End Sale. Program ini bukan sekadar tawaran komersial, melainkan bagian dari dukungan konkret bagi mereka yang ingin memulai perjalanan perawatan diri sebagai bentuk apresiasi terhadap tubuh dan wajah sendiri.
Pada akhirnya, kampanye ini mengingatkan kita bahwa teknologi secanggih apa pun hanyalah alat, sementara kekuatan sesungguhnya tetap berada pada keputusan setiap individu untuk merasa berharga dengan segala keunikannya./ JOURNEY OF INDONESIA | Nuhaa

















