JAKARTA – Sektor pariwisata Indonesia terus mengalami pemulihan pascapandemi Covid-19 dengan semakin meningkatnya adopsi teknologi digital. Salah satu teknologi yang kini diimplementasikan adalah Artificial Intelligence (AI), yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan pengalaman wisata. Meski demikian, hingga saat ini baru 40 persen pelaku usaha pariwisata di Indonesia yang memanfaatkan solusi digital berbasis AI.
Muhammad Ajie Santika, CMO dan Cofounder Feedloop AI, mengungkapkan bahwa 30 persen dari pelaku usaha tersebut telah merasakan manfaat nyata AI dalam pemulihan sektor pariwisata yang terdampak pandemi. “Teknologi AI membantu mempercepat pemulihan sektor wisata yang sebelumnya mengalami keterpurukan akibat pandemi Covid-19,” ujar Ajie saat berbicara di acara Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2025 di Hotel Aston Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Ajie menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan 60 persen adopsi teknologi digital di sektor pariwisata pada 2025. Meski demikian, regulasi terkait penggunaan AI di Indonesia saat ini masih dalam tahap pembahasan bersama para pemangku kepentingan. “Dengan adanya regulasi yang jelas, saya yakin sektor pariwisata kita dapat berkembang lebih cepat. Namun, tantangan seperti kesenjangan integrasi teknologi dan ketidakcocokan budaya masih perlu diatasi,” tambah Ajie.
Sementara Wahyu Chayadi, Technology and Digitalization Group Head PT Angkasa Pura Indonesia, menyampaikan bahwa bandara di Indonesia telah memulai penerapan teknologi AI guna meningkatkan pelayanan dan pengalaman penumpang. “AI merupakan kebutuhan yang tak terhindarkan karena semua operasional bandara harus terintegrasi agar konektivitas penerbangan tetap berjalan dengan lancar,” kata Wahyu.
Wahyu mencontohkan penerapan CCTV Analytics di bandara yang memudahkan petugas memantau kepadatan dan mendeteksi gerakan mencurigakan yang berpotensi membahayakan. “Kami juga tengah melakukan uji coba autogate di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Teknologi AI ini memungkinkan traveler untuk check-in hanya dengan pemindai wajah, tanpa perlu menunjukkan KTP atau boarding pass,” jelas Wahyu.
Selain itu, Angkasa Pura Indonesia juga mengembangkan aplikasi Traveling: Injourney Airport. Aplikasi berbasis AI ini menyediakan informasi penerbangan dan rekomendasi perjalanan, membantu wisatawan merencanakan perjalanan dengan lebih efisien.
Selanjutnya Wahyu menambahkan bahwa Indonesia juga belajar dari negara-negara lain, seperti Korea Selatan dan Tiongkok, yang telah menggunakan teknologi biometrik secara luas di bandara mereka. “Teknologi biometrik Korea mampu mengidentifikasi individu meskipun terjadi perubahan signifikan pada wajah, seperti setelah operasi plastik,” ujar Wahyu.
Pengalaman negara-negara tersebut menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk terus meningkatkan layanan berbasis teknologi di sektor pariwisata dan transportasi udara.
Acara ITO 2025 yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf) mengangkat tema “Integrasi Blue-Green-Circular Economy (BGCE) dan Artificial Intelligence (AI) Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia”. Dengan semakin masifnya adopsi teknologi digital, terutama AI, sektor pariwisata Indonesia optimistis mampu bersaing di kancah global. Kombinasi antara inovasi teknologi dan ekonomi berkelanjutan menjadi kunci dalam menciptakan pengalaman wisata yang efisien, aman, dan ramah lingkungan.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka, termasuk Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno sebagai keynote speaker. Pada Sesi I, hadir Agustini Rahayu, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf; I Nyoman Sunarta, Guru Besar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana; Alexander Zulkarnain, SVP Marketing Taman Safari Indonesia; dan Mokhamad Rofik Anwar, Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha GBK.
Sesi II diisi oleh Muhammad Ajie Santika serta Wahyu Chayadi dari PT Angkasa Pura Indonesia. Acara ini juga didukung oleh berbagai mitra, seperti Telkomsel, BRI, Indofood, dan Swiss-Belhotel & Resort.
ITO 2025 digelar oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf), yang didukung penuh oleh Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Telkomsel, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Indofood, Kokola, MEG Cheese, Cap Panda, Y.O.U dan Swissbel Hotel and Resort./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk