Perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2023, di Medan, Sumatera Utara terasa semakin meriah ketika Presiden RI memastikan diri hadir di puncak acara pada Kamis (9/2/2023) di Gedung Serba Guna Pemprov Sumut. Hal ini sedikit banyak menutup kekecewaan saat perayaan HPN sebelumnya di Kendari tidak dapat hadir.
Jokowi memberikan sambutannya setelah Gubernur Sumatera Utara dan sejumlah tokoh pers mulai dari Ketua Umum PWI Pusat, Atal Sembiring Depari dan Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu memberikan laporan.
“Saya ingin katakan kalau dunia pers saat ini tidak sedang baik-baik saja,” tutur Jokowi dalam sambutannya pada Peringatan HPN 2023 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut. Hal tersebut diungkapkannya setelah memperhatikan sejumlah hal, soal bagaimana media harus mengantisipasi kencangnya media sosial hingga ia secara terang-terangan mengatakan kalau saat ini dunia pers sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja.
“Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers, selalu itu yang kita suarakan. Namun sekarang apakah isu utamanya tetap sama? Menurut saya sudah bergeser karena kurang bebas apalagi kita sekarang ini?” tandas Jokowi.
Menurutnya, pers saat ini sudah cukup bebas sebab siapapun bisa membuat berita dengan sebebas-bebasnya. Dirinya menyatakan kalau masalah utama pers saat ini adalah pemberitaan yang bertanggung jawab. Pasalnya, masyarakat dibanjiri berita dari media sosial dan media digital lainnya. Termasuk, dari platform asing yang membanjiri berita dengan hanya mementingkan sisi komersial saja.
“Masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh AI (artificial intelligence). Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional,” jelasnya.
Jokowi melihat banyak berita beredar yang mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik. Dia menekankan pemberitaan seperti ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia.
Perihal ini akan semakin membuat kita kehilangan arti dari makna kebebasan pers sendiri. “Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita. Media konvensional yang beredaksi semakin terdesak dalam peta pemberitaan,” sebut Jokowi lagi.
Untuk itulah, di malam sebelumnya Jokowi sengaja mengajak tokoh dan pemangku pers untuk mencari jalan keluar terhadap keadaan ini. Dia berharap semangat membangun kesejahteraan dan menindaklanjuti perjuangan pers terdahulu dalam memerdekakan Kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu hal yang harus dilakukan oleh jurnalis saat ini./ JOURNEY OF INDONESIA