JAKARTA – Sebagai salah satu brand asal Indonesia yang menyediakan prelengkapan luar ruang, Eiger Adventure (Eiger) kembali merilis laporan keberlanjutan atau sustainability report untuk tahun 2022.
Isu keberlanjutan ini, menjadi perhatian bagi Eiger yang berkomitmen menjalankan bisnis dengan berbagai strategi salah satunya menyusun peta jalan Eiger dari aspek Environmental (lingkungan), Social dan Governance (tata kelola perusahaan) (ESG) Road Map.
Mengambil lokasi di Sarinah, Jakarta Pusat, laporan keberlanjutan atau EIGER ESG Report ini disusun sebagai inisiasi mandiri EIGER sebagai perusahaan non publik. EIGER meyakini, seluruh proses bisnis berkelanjutan perlu diterapkan dan dilakukan pengukurannya sejak dini, agar dampak terhadap lingkungan bisa direduksi sekecil mungkin.
Riadi Suwano selaku General Manager Marketing EIGER menjelaskan, pada tahun 2022 EIGER mengambil tema “Stitching Together for a Better Future”. Melalui tema ini, EIGER membangun kemitraan dengan berbagai pihak untuk menjadi bagian dalam pembentukan masa depan yang lebih baik.
“Untuk menjaga alam kita dan rumah kita bersama, EIGER tak bisa bergerak sendiri. Ada kemitraan yang kami bangun dengan seluruh stakeholder dari hulu hingga hilir, demi mengurangi dampak lingkungan dalam seluruh proses bisnis EIGER,” papar Riadi dalam konferensi pers EIGER tersebut pada Rabu (17/5) kemarin.
Dituliskan dalam laporan tahun 2022 sejumlah 50 halaman yang bisa diakses dengan mudah di laman utama Eigeradventure.com. Tercatat ada sejumlah penambahan capaian aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang berhasil dijalankan EIGER sepanjang tahun 2022.
Dalam pemaparannya Harimula Muharam selaku General Manager Product & Sustainability Project Leader EIGER memaparkan, ada peningkatan aspek laporan dari hanya delapan capaian di tahun 2021, menjadi 14 capaian di tahun 2022.
“Selama tahun 2022 kami melakukan lebih banyak lagi evaluasi dan pengukuran berbagai aspek yang berdampak terhadap lingkungan. Mulai dari tata kelola dan budaya perusahaan berkelanjutan, menambah jumlah bahan baku dari material terbarukan, melakukan penilaian aspek lingkungan dan sosial pemasok, sampai mengelola berbagai limbah fashion dan produk defect EIGER dalam proyek EIGER Green Project,” sebutnya.
Capaian komitmen positif lain yang berhasil dilakukan oleh EIGER adalah penggunaan bahan baku dari material berkelanjutan. Harimula mengatakan, komitmen EIGER hingga tahun 2030 akan ada 20% dari seluruh produksi menggunakan material terbarukan, mulai dari polyester daur ulang dari botol plastik, serat kayu selulosa, katun organik, hingga penggunaan bambu sebagai material yang diambil langsung dari alam.
“Tahun 2021 lalu, hanya 3,7% produk EIGER yang menggunakan material terbarukan. Pada 2022 angka ini menjadi 14% produk EIGER telah menggunakan material terbarukan. Kami optimis bisa mencapai target 20% sebelum tahun 2030,” ungkap Harimula
Sejalan dengan komitmen ini, saat ini EIGER juga tengah membangun rencana praktik-praktik keberlanjutan sesuai peta jalan dengan para pemasok. Sebab EIGER hari ini adalah perusahaan ritel dan distribusi, seluruh produksi EIGER dipasok oleh pemasok dari berbagai wilayah di Indonesia.
Selanjutnya Harimula menyebutkan bahwa total ada 81% produk EIGER yang diproduksi oleh pemasok di dalam negeri selama tahun 2022. Rencana strategisnya termasuk membuat EIGER Sustainable Supply Chain. Penguatan kapasitas para pemasok, terutama skala UMKM untuk peningkatan kualitas sebagai pemasok lokal./ JOURNEY OF INDONESIA