JAKARTA – Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) sebagai pengelola kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, Jakarta, dengan luas lahan 279,1 hektar, terus berupaya melakukan transformasi kawasan ini menjadi destinasi sport tourism terbesar di Asia Tenggara. Transformasi ini dilakukan dengan pendekatan multifungsi dan inklusif, berstandar internasional.
Direktur Utama PPKGBK, Rakhmadi A. Kusumo mengungkapkan visi dan rencana strategis untuk memperkuat kawasan GBK sebagai destinasi wisata olahraga dan hiburan terkemuka dunia pada periode 2025-2029. “Kami berkomitmen menjadikan GBK sebagai destinasi utama untuk wisata olahraga dan hiburan,” ujar Rakhmadi dalam Media Luncheon di ARTOTEL Senayan Jakarta baru-baru ini.
Kawasan GBK telah menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara melalui beragam acara olahraga dan hiburan. Dengan nilai aset mencapai Rp348 triliun pada 2020, kawasan ini memiliki peranan penting dalam ekonomi nasional. GBK terdiri dari tiga area pemanfaatan: kawasan olahraga (150,18 hektar), kawasan komersial (68,49 hektar), dan kawasan pemerintah (60,41 hektar).
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU), PPKGBK menyumbangkan 15% dari pendapatannya ke kas negara dan menggunakan 85% lainnya untuk operasional layanan seperti pemeliharaan, perbaikan, dan pembangunan. Pendapatan BLU ini diakui sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004.
Manajemen GBK berkomitmen untuk menjaga visi dan cita-cita pendiri GBK dengan memastikan kawasan ini berfungsi sebagai venue multifungsi dan inklusif yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Inovasi dalam pengelolaan kawasan ini terus dilakukan untuk memastikan pelayanan optimal kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan.
Perbaikan infrastruktur venue-venue GBK pada 2018 untuk Asian Games dan Asian Para Games telah meningkatkan minat penyelenggara olahraga untuk mengadakan acara di sini. Namun, untuk mewujudkan GBK sebagai destinasi wisata olahraga dan hiburan dunia, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, mitra usaha, penyelenggara acara, dan pengelola venue.
Selama enam tahun terakhir, manajemen GBK telah mengimplementasikan berbagai program untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, seperti fasilitas pendukung untuk disabilitas, integrasi layanan transportasi umum, peningkatan sistem manajemen mutu, dan inisiatif konservasi lingkungan. Program-program ini meliputi aksi penghematan air (Jakarta Water Hero 2024), pengelolaan sampah mandiri (GBK Green House), dan penggunaan energi terbarukan (Renewable Energy Certificate).
Komitmen untuk meningkatkan layanan publik juga terlihat dari pemeliharaan dan perbaikan venue olahraga berstandar internasional, seperti revitalisasi lapangan di Stadion Utama GBK dengan melibatkan konsultan internasional dari Singapura. Kerja sama ini tidak hanya meningkatkan kualitas lapangan tetapi juga memberikan kesempatan untuk transfer pengetahuan dan teknologi.
Pada akhir 2023, pengelola GBK melakukan transisi pengelolaan salah satu area komersial dengan Artotel Group untuk mengoptimalisasi pemanfaatan aset dan meningkatkan kualitas layanan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mencapai target pendapatan yang lebih signifikan melalui renegosiasi dan penyelesaian hukum perjanjian dengan mitra-mitra GBK.
Dengan terus menjaga karakteristik utama kerja sama, seperti tidak melepas lahan kepada mitra dan bekerja sama dengan qualified partners, GBK berupaya meningkatkan kontribusi kepada negara dan memajukan prestasi olahraga nasional./ JOURNEY OF INDONESIA | eR Bee