Program dana hibah Zayed Sustainability Prize (ZSP) 2023 memang telah ditutup pada 26 Juni 2022 lalu. Bagi yang belum mengikuti, bisa mempersiapkan diri untuk mengikutinya pada tahun depan. Berikut beberapa kiat agar memenangkan hadiah total US$ 3 Juta.
Untuk mengikuti ZSP ini, Lembaga yang ingin ikut serta memang tidak perlu mempersiapkan sebuah program yang muluk-muluk dan berskala besar. Justru program mikro, dengan target yang fokus dan terukurlah yang memiliki peluang lebih besar untuk menang. “Sebaiknya program yang didaftarkan ke ZSP jangan terlalu makro, cukup mikro saja, bahkan program bisa hanya meliputi 2-3 rumah saja,“ ujar Kamal Fitrianto, perwakilan ZSP Indonesia dalam IG Live Asah Kebaikan dengan ZSP, baru-baru ini.
Kamal menegaskan, karena parameter penilaian adalah program, impact (dampak), dan peningkatan ekonomi, maka program cukup mikro saja. Bahkan, jika program yang dilakukan memiliki cakupan skala nasional. Peserta dapat mengambil program dengan cakupan per wilayah saja.
Pada akhir pendaftaran, peserta diminta untuk mengirimkan video dengan durasi 5-7 menit. Di sini, pendaftar diminta memasukkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penilaian.
Informasi-informasi yang dimasukkan dalam video, kata Kamal, adalah informasi tentang kegiatan. Peserta tidak perlu memasukkan sambutan kepala desa. “Video merupakan gambaran kegiatan. Bukan hanya sambutan dari kepala daerah. Saran saya, syuting video langsung pada kegiatannya,” ujar Kamal.
Video tersebut juga dilengkapi dengan narator untuk menjelaskan kegiatan dalam video itu. Narator tidak perlu tampil dalam video. Diutamakan narator harus menggunakan bahasa Inggris, karena juri Zayed Sustainability Prize adalah orang asing.
Jika narator tidak dapat berbahasa Inggris, peserta tidak perlu khawatir karena video dapat dilengkapi dengan subtitle bahasa Inggris. “(Durasi) video 5-7 menit dan semua harus menggunakan bahasa Inggris. Kalau nggak bisa, pakai subtitle bahasa Inggris. Narasi bisa bahasa Indonesia,” ujar Kamal.
Video dapat dimulai dengan kondisi masyarakat yang memprihatikan, lalu datang peserta dengan program untuk membantu masyarakat. Digambarkan juga, peserta dengan masyarakat menjalankan program secara bersama-sama.
Dalam video juga dijelaskan tentang tantangan dan hambatan yang dapat dijelaskan melalui narasi. Kemudian pada akhir video, peserta dapat menggambarkan peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan hambatan yang dilalui.
“Jadi narator dapat menyampaikan kondisi peningkatan ekonomi masyarakat setelah diberikan program, namun hambatannya berupa infrstruktur dan transportasi yang sulit sehingga membutuhkan dana,” jelas Kamal yang berpesan video juga harus sudah tayang pada YouTube dan lainnya dalam bahasa Inggris.
Jika narator tidak dapat berbahasa Inggris, peserta tidak perlu khawatir karena video dapat dilengkapi dengan subtitle bahasa Inggris. “(Durasi) video 5-7 menit dan semua harus menggunakan bahasa Inggris. Kalau nggak bisa, pakai subtitle bahasa Inggris. Narasi bisa bahasa Indonesia,” ujarnya lagi./ JOURNEY OF INDONESIA