JAKARTA — Pemerintah dinilai perlu segera merevisi garis kemiskinan nasional agar lebih mencerminkan realitas kehidupan masyarakat saat ini. Hal ini disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati, yang menilai standar garis kemiskinan yang ada saat ini terlalu rendah dan berpotensi menyesatkan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan di Tanah Air.
Menurut Anis, garis kemiskinan nasional yang digunakan saat ini, yakni Rp595.242 per orang per bulan, sudah tidak sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia. Ia menegaskan, angka tersebut seharusnya direvisi agar sejalan dengan standar internasional, seperti yang direkomendasikan Bank Dunia. “Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan untuk negara lower-middle income sebesar US$4,2 PPP per hari atau sekitar Rp765.000 per orang per bulan. Sementara untuk upper-middle income, garisnya bahkan mencapai US$8,3 PPP atau sekitar Rp1,5 juta per orang per bulan,” jelas Anis.
Indonesia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang kini mencapai Rp78,62 juta atau setara dengan US$4.960,3, masuk kategori negara berpenghasilan menengah ke atas. Karena itu, Anis menilai sudah selayaknya pemerintah menyesuaikan garis kemiskinan nasional agar lebih realistis. “Kalau garis kemiskinan kita diperbarui mengikuti standar Bank Dunia, tentu angka kemiskinan Indonesia akan terlihat lebih mendekati fakta di lapangan,” kata legislator dari Dapil Jakarta I ini.
Lebih lanjut, Anis menyebut bahwa jika Indonesia mengadopsi standar garis kemiskinan minimal setara dengan negara berpendapatan menengah-bawah, yaitu Rp765.000 per bulan, maka jumlah penduduk miskin akan melonjak dari sekitar 8% menjadi sekitar 20% dari populasi. Ia menekankan, perubahan ini penting untuk mendorong pemerintah mengambil kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam menanggulangi kemiskinan.
Usulan revisi garis kemiskinan ini, kata Anis, juga sejalan dengan momentum pergantian pemerintahan. “Ini saat yang tepat bagi pemerintahan Presiden Prabowo untuk melakukan pembenahan mendasar dalam kebijakan pengentasan kemiskinan,” tutupnya./ JOURNEY OF INDONESIA | iBonk