Seperti yang dilansir di laman website-nya bahwa Tetra Pak telah membuat kemajuan baru di bidang konten daur ulang. Hal ini dilakukan untuk memperluas penawaran solusi pengemasannya menggunakan polimer daur ulang bersertifikat untuk mencakup format, kategori produk, dan geografi baru.
Ekspansi yang merupakan tonggak penting dalam perjalanan perusahaan menuju portofolio melingkar, yakni mengubah limbah menjadi sumber daya baru. Selain hal tersebut juga dipastikan bakal mengurangi ketergantungan industri pada bahan berbasis fosil yang masih asli. Saat industri tengah mencari cara untuk mendukung tujuan Kesepakatan Hijau UE tentang iklim, sirkularitas, dan sistem pangan yang tangguh, karton minuman dengan polimer daur ulang bersertifikat kini ada di rak supermarket di seluruh Eropa.
Produksi plastik berbahan dasar fosil akan meningkat sebesar 10,8% antara tahun 2021 dan 2025. Pada saat yang sama, 86% pembeli khawatir tentang penggunaan plastik dan dampaknya terhadap lingkungan, dan percaya bahwa menggunakan plastik daur ulang adalah salah satunya.
Cara terbaik untuk mengatasi tantangan ini, yakni dengan memilih untuk membeli produk atau kemasan dengan bahan daur ulang dalam setahun terakhir.
Ola Elmqvist selaku Wakil Presiden Eksekutif Solusi Pengemasan, Tetra Pak, mengatakan bahwa saat ini tingginya pangsa bahan terbarukan dalam kemasan karton Tetra Pak membantu mereka menampilkan jejak karbon yang lebih rendah daripada banyak pilihan kemasan lainnya. “Namun kami ingin melangkah lebih jauh, terus mengurangi ketergantungan pada sumber-sumber berbasis fosil yang masih perawan dan menjaga agar bahan tetap beredar, bersama dengan pelanggan kami”, ungkap Ola.
Bagaimana dengan Tetra Pak Indonesia? Dipastikan bahwa perusahaan ini juga tengah berupaya untuk mewujudkan konsep daur ulang ini terhadap produknya. Seperti juga yang disampaikan oleh Direktur Marketing Tetra Pak untuk Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura John Jose, pada Selasa (9/5/2023) bahwa daur ulang kemasan bekas minum (KBM) menjadi pilihan Tetra Pak untuk menjaga keadaan lingkungan.
Tetra Pak Indonesia sudah melaksanakan program daur ulang KBM sejak 2005 lalu, diawali dengan pengumpulan dari berbagai titik pengepul. “Kelestarian itu penting untuk bisnis makanan dan minuman berkelanjutan,” ungkap John.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Fatma selaku Sustainability Associate di perusahaan yang memilih untuk lebih fokus pada bisnis makanan dan minuman berkelanjutan tersebut. “Ini memang menjadi pekerjaan rumah kami. Lewat tema recycling for a change, Tetra Pak mengupulkan network-nya, dalam hal ini seperti Bank Sampah, Tempat Pengelolaan Sampan Refuse Reduce Recycle (TPS3R), atau pihak2 terkait sejenis”, ungkapnya.
Lewat kemitraan tersebut Tetra Pak melakukan edukasi kepada konsumen. Setelah dipilah, di press serta di kumpulkan di gudang, selanjutnya dikirimkan ke pabrik pendaur ulang untuk di jadikan barang jadi yang memiliki value lebih.
Selain sisi edukasi, Tetra Pak juga memberikan support kepada mereka yang membutuhkan equipment seperti mesin press, atau timbangan. Tetra Pak mensupport ke collection network ini.
“Tetra Pak memberikan support dengan berupa mesin dan mengajukan skema. Selayaknya kita menyewakan mesin kepada pendaur tersebut dengan adanya target pencapaian (volume). Jadi misalnya target tercapai hingga 80%, pihak penyewa tinggal membayar sisanya. Jadi ini kerja sama yang menguntungkan”, ujar Fatma.
Beberapa produk daur ulang karton kemasan yang bisa dilihat seperti genteng, softboard, note book, gift box ataupun produk sejenis lainnya. Secara garis besar Tetra Pak Indonesia terus mencari partner yang tepat untuk mencari aplikasi apa saja yang bisa kita kembangkan dari kemasan daur ulang karton ini.
Selain itu Tetra Pak juga bekerja sama dengan produsen rekanan dengan membuat Care Box atau Drop Box yakni berupa tempat pengumpulan karton kemasan produk yang sudah terpakai di titik tertentu.
Dari pada di buang ke tempat sampah ada baiknya di kumpulkan di drop box ini. Sehingga kemasan karton tersebut sudah terpilah dan tidak tercampur dengan sampah lainnya dan bisa dengan mudah untuk di daur ulang manjadi material yang berguna./ JOURNEY OF INDONESIA