JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia terus mengambil langkah untuk mendukung pembentukan budaya keuangan yang sehat di Indonesia lewat UOB Media Literacy Circle. Tingkat literasi keuangan menjadi salah satu hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam membangun budaya keuangan yang sehat, yang mencakup perencanaan keuangan yang matang dan pemahaman terhadap risiko pinjaman online ilegal.
Acara UOB Media Literacy Circle kali ini menghadirkan Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Halimatus Sadiyah, Psikolog dan Pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab, serta Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret.
Najeela Shihab dalam paparannya menyoroti masih rendahnya literasi keuangan tidak hanya terjadi di kalangan generasi muda, namun juga dalam ekosistem pendidikan secara keseluruhan. “Kemampuan literasi dan numerasi anak-anak Indonesia dari berbagai latar belakang masih rendah. Kesenjangan ini kerap terlihat, terutama di kalangan sosial-ekonomi bawah,” sebut Najeela pada saat UOB Media Literacy Circle di Jakarta, Rabu (24/4).
Najeela mengungkapkan di tengah rendahnya indeks literasi masyarakat, justru akses terhadap layanan keuangan semakin tinggi. Hal tersebut menyebabkan gap antara literasi dan inklusi semakin tidak terkejar.
“Kita punya akses yang tidak terbatas, tetapi kesiapan setiap individu untuk mendapatkan manfaat optimal tidak ada. Ini tidak hanya literasi keuangan saja, namun literasi digital juga. Kemampuan untuk mengoptimalkan teknologi belum setinggi yang diharapkan. Kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi yang baik,” papar Najeela.
Berdasarkan survei triwulanan yang dilakukan oleh OJK, terungkap bahwa tren indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2022, indeks literasi keuangan telah mencapai angka 49,68%, meningkat dari 38,03% pada tahun 2019, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 85,1%, meningkat dari 76,2% pada tahun yang sama.
Menanggapi hal ini Halimatus Sadiyah menjelaskan bahwa OJK telah membangun infrastruktur seperti lmsku.ojk.go.id. “Tujuannya agar masyarakat dapat memperoleh pengetahuan secara mandiri melalui platform gratis yang berisi materi-materi mengenai jasa keuangan dan perencanaan keuangan,” jelasnya.
Dirinya juga menambahkan bahwa pihaknya memiliki program-program inklusi keuangan yang mendukung inisiatif pemerintah, seperti program 1 rekening 1 pelajar.
OJK sendiri berharap masyarakat dapat menjadi lebih cermat dalam mengelola keuangan mereka, termasuk dalam hal transaksi digital, untuk menghindari jebakan pinjaman online ilegal (Pinjol). “Hal ini menekankan pentingnya inklusi keuangan dalam mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi”, sebutnya.
Melalui perspektifnya, Vera Margaret menekankan pentingnya pengaturan keuangan yang baik dalam perencanaan finansial. Masyarakat diharapkan bisa memprioritaskan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan, dengan alokasi ideal sekitar 70-85% dari pendapatan untuk kebutuhan primer, sementara sisanya dialokasikan untuk tabungan dan keinginan pribadi,” sarannya.
“Perlu memiliki dana darurat yang cukup, sehingga tidak perlu bergantung pada pinjaman dalam situasi darurat. Disiplin dalam menabung dan tidak mengubah gaya hidup secara berlebihan saat pendapatan meningkat merupakan prinsip penting dalam mengelola keuangan secara sehat,” tutur Vera.
Sebelumnya Maya Rizano, Head of Strategic Communication and Brand UOB Indonesia, menyatakan bahwa peningkatan literasi keuangan, terutama di kalangan generasi muda, memiliki peranan penting dalam memperkuat ketahanan finansial mereka. Hal ini sangatlah penting mengingat kontribusi besar dari generasi Z dan milenial dalam meningkatkan jumlah kredit macet akibat pinjaman online, yang telah melampaui angka Rp 700 miliar.
“Kegiatan edukasi seperti ini memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap industri keuangan, yang pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi dari berbagai pihak diperlukan agar generasi muda kita dapat melaksanakan perencanaan keuangan yang bijaksana dan berkelanjutan,” ujar Maya bijak./ JOURNEY OF INDONESIA