JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) bersama kementerian dan lembaga terkait telah membentuk Tim Profesional Pariwisata Nasional (TPPN) untuk periode 2024-2025. Pembentukan ini bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) pariwisata yang unggul dan mampu bersaing di tingkat global, sesuai standar kompetensi yang ditetapkan dalam ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (ASEAN MRA-TP).
Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, menyampaikan apresiasinya atas terbentuknya TPPN. “Kami berharap Tim Profesional Pariwisata Nasional dapat mempercepat terciptanya insan pariwisata Indonesia yang unggul dan berdaya saing internasional,” ujarnya dalam acara The Weekly Brief With Sandi Uno di Jakarta, Senin (10/6/2024).
ASEAN MRA-TP merupakan kesepakatan untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja profesional di sektor pariwisata kawasan ASEAN. Sejak disepakati pada tahun 2012 di Thailand, kesepakatan ini bertujuan agar negara-negara ASEAN mendapat pengakuan atas standar kompetensi tenaga profesional di bidang pariwisata.
Nia menambahkan bahwa TPPN akan memastikan penerapan ASEAN MRA-TP di Indonesia melalui pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi. “Kita harus menjadi pemain utama, bukan sekadar pasar, mengingat Indonesia sudah dikenal dengan keramahtamahannya,” tegas Nia.
Faisal, Direktur Standardisasi Kompetensi Kemenparekraf/Baparekraf yang juga Ketua Pelaksana TPPN, menekankan pentingnya penguatan dan integrasi SATU DATA ASEAN. “Data saat ini masih tersebar di berbagai kementerian dan asosiasi. Kami perlu konsolidasi agar laporan di pertemuan ASEAN lebih solid,” jelas Faisal.
Ia juga menyoroti perlunya akselerasi dalam menambah jumlah skema okupasi di Indonesia yang saat ini baru mencapai 32 dari total 230 skema di ASEAN. “Selain standar di bidang hotel dan travel, kami akan menambah skema di bidang MICE, Event, dan SPA yang sudah disepakati di ASEAN,” kata Faisal.
Selanjutnya Nana Halim, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) Kemendikbud, menyatakan bahwa Kemendikbud telah mengembangkan kurikulum berstandar ASEAN sejak 2019 untuk SMK. “Pilot project telah diterapkan di 21 SMK, dan sekitar 80 guru telah dikirim untuk menjadi master trainer. Tahun ini, kami melatih 500 guru usaha perjalanan wisata untuk mengenal kurikulum ASEAN,” jelas Nana.
Muh. Amir Syarifudin, Direktur Standardisasi Kompetensi Program Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan, menekankan pentingnya kolaborasi melalui TPPN. “Pengakuan standar antarnegara membuat kita harus siap. Jika kita lebih siap, kita bisa mengisi tenaga kerja di luar negeri,” ujar Amir.
Terakhir Miftakul Azis, Anggota Komisaris BNSP, menambahkan bahwa BNSP telah mengembangkan skema sertifikasi dan kualifikasi dengan standar ASEAN. “Dengan kebijakan Kemenparekraf, skema sertifikasi kualifikasi ASEAN sudah tersedia. Kami juga akan meluncurkan Skema Okupasi ASEAN, yang bisa digunakan oleh lembaga sertifikasi profesi,” ungkap Aziz./ JOURNEY OF INDONESIA